Sampah menjadi persoalan klasik bagi kota-kota besar di Indonesia. Sampai saat ini pun persoalan sampah masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya terpecahkan. Persoalan sampah bukan hanya sekedar tanggung jawab pemerintah semata, namun menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Kesadaran masyarakat soal sampah merupakan kontribusi besar untuk mengatasi persoalan sampah yang dimulai dari lingkungan rumah tangga hingga lingkungan sekitarnya. Seperti yang dilakukan ribuan anak muda-muda Surabaya yang tergabung dalam komunitas Pesanku Damai.

“Komunitas Pesanku Damai didirikan sebagai wadah anak muda Surabaya yang peduli akan sampah, selain sebagai wadah untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama”, ungkap Surya selaku koordinator lapangan saat ditemui Kabari disela-sela kegiatan memungut sampah, Selasa (18/02).

Sampah-sampah yang kami ambil kata pria yang akrab disapa Once ini, antara lain botol plastik, botol kaca, kertas, karton, dan barang-barang bekas lainnya yang laku untuk kami jual. Hasil dari penjualan sampah itu, kami sumbangkan bagi anak-anak sekolah yang kurang mampu dan kaum dhuafa.

“Anggota Pesanku Damai ada sekitar seribu lebih yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA yang ada di kota Surabaya, tidak mengenal ras, agama, dan suku. Mereka rata-rata adalah anak-anak yang notabenenya anak orang mampu”, tutur Surya.

Surya menuturkan kembali, saat memungut sampah, kami bagi beberapa zonasi mengingat luasnya kota Surabaya dan tempat tinggal anggota yang tersebar di wilayah Surabaya.

“Jadi, Zonasi kami sesuaikan dengan tempat tinggal mereka dan waktu memungut sampah pun terjadwal. Yang penting tidak mengganggu kegiatan sekolah mereka. Syaratnya gampang untuk bergabung menjadi anggota. Hanya ikhlas dan niat yang baik”, ucapnya.

Ditanya soal bagaimana dengan orangtua anggota? Surya menjawab, justru orangtua mereka sangat mendukung, bahkan disetiap kegiatan kami, ada orangtua mereka yang rela mengantar ke lokasi kegiatan. Ada lagi yang menyediakan kendaran untuk mengangkut sampah yang kami pungut hingga ke pembeli.

“Berhubung kami tidak punya tempat untuk menampung sampah yang kami pungut, maka setelah memungut langsung kami jual ke pembeli”, kata Surya kembali.

Menurut guru SMP ini, tidak hanya persoalan memungut sampah dan peduli akan sesamanya, tapi juga untuk mendidik anak-anak muda Surabaya untuk mencintai kebersihan dan mencintai kotanya.

Komunitas Pesanku Damai berdiri pada tahun 2015 dengan motto “Peduli Sesama Nyata ke Semua Umat”