Mural Pemilu 2-1

Sosialisasi pemilu tak hanya dilakukan secara konvensional, seperti halnya penggunaan poster, baliho atau sejenisnya. Seni Mural sekarang hadir sebagai sarana alternatif untuk mensosialisasikan pemilu di tengah-tengah masyarakat. Richard Rich dari Indonesia Mural mengatakan di luar negeri cara ini terbilang cukup efektif. “Jadi tidak ada salahnya juga seni mural digunakan untuk hal yang sama di Indonesia apalagi menjelang pemilu seperti saat“ kata dia kepada Kabarinews.com

Seni Mural merupakan cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Selain itu, kata Richard, mural juga dibuat untuk kebutuhan mempercantik ruangan interior maupun media outdoor untuk kebutuhan promosi yang komersial.

Dengan bekerja sama dengan KPU (Komisi Pemilihan Umum), Richard beserta Indonesia Mural-nya membuat  10 mural bertema pemilu yang tersebar di beberapa titik di wilayah Jakarta. “Kami membuat di beberapa lokasi di Jakarta yang kami sengaja pilih berdasarkan keramaiannya,sebab  pesan mural pemilu yang eye cathing itu sangat penting untuk disampaikan dan sedapat mungkin agar terbaca oleh masyarakat luas” ungkap pria lulusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia Angkatan 2009.

Mural Pemilu

Untuk proses pembuatan satu seni mural itu memerlukan waktu yang panjang. Richard mengatakan membutuhkan kurang lebih 10 orang dalam satu tim untuk membuat satu lukisan mural. “Namun itu kondisional juga sih sifatnya, tergantung deadline-nya kalau ingin dibuat cepat ya otomatis butuh orang banyak untuk mengerjakannya” katanya.

Terlebih dahulu Richard dan Indonesia Mural  membuat desain lukisannya lalu melakukan survei lokasi, mengurus izinnya ke Pemprov DKI. Soal izin untungnya Richard menambahkan itu adalah ranahnya KPU dan pihaknya sangat diuntungkan. “Mengurus sendiri izin ke birokrasi terkadang membuat kerja kami jadi lambat karena banyak prosedurnya.” kata Richard. Setelah izin didapatkankan, mereka lalu briefing, menentukan tanggal pengerjakan dan terakhir barulah mereka membuatnya di sebuah dinding dengan lokasi yang telah ditentukan.

“Untuk buatnya lukisan mural kami biasanya pada malam hari” kata Richard. Kenapa malam hari? Dia punya alasan sendiri,   pasalnya secara mural itu dibuat di dinding jalan yang penuh keramaian di siang hari jadi malam adalah waktu yang tepat disaat jalanan sepi. “Kami buatnya pukul 12 malam sampai 5 pagi itu yang paling cepat, tapi itu juga situasional  karena kami juga juga pernah buat dari pukul 10 malam juga” tutur Richard.

Sekedar catatan Indonesia Mural sendiri berdiri belum lama ini, tepatnya pada Februari 2013 lalu.  Mulai resmi dikenalkan ke publik sejak Juni tahun lalu, Richard merasa bisa mengelola sesuatu dari usaha yang belum banyak dilirik orang ini. “Saya pernah dapat beasiswa ke Amerika, tepatnya ke Philadelphia dan memang waktu itu bukan khusus untuk belajar mural melainkan Social Science” kata dia.

Namun Richard melihat  kota itu adalah kota dengan jumlah mural terbanyak di dunia. “Seni mural disana ternyata didukung oleh pemerintah kota karena pemerintah disana tidak melihat mural sebagai seni coret mencoret biasa” kata dia. Nah, Richard pun belajar dari pengalamannya selama di sana, bahwa mural itu merupakan komoditas yang belum banyak dikembangkan di Indonesia.  (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?62796

Untuk melihat artikel Seni lainnya,Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Rumah