Museum Sasmita Loka Ahmad Yani dulunya merupakan kediaman dinas Jenderal Ahmad Yani sebagai seorang perwira tinggi TNI AD. Rumah ini menjadi saksi bisu gugurnya sang Jenderal setelah terkena berondongan 7 peluru dari senapan pasukan Tjakrabirawa pada 1 Oktober 1965 subuh. Satu tahun tepat setelah kejadian, rumah tersebut diserahkan oleh Keluarga A. Yani kepada pemerintah yang diwakili oleh Jenderal Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai Men/Pangad dan Ketua Presidium Kabinet Ampera.

Berikut beberapa ruangan yang dapat Anda temui di dalam bangunan bersejarah tersebut:

Ruang Tamu

Ruang ini dulunya merupakan tempat Jenderal A. Yani menerima tamu, baik dari kalangan militer, kerabat, dan masyarakat yang datang ke rumah beliau. Di ruangan ini, pengunjung akan menjumpai beberapa etalase yang berisi cenderamata dari berbagai daerah dan kesatuan militer.  Tanda mata yang diterima berbentuk vandel, medali, lambang-lambang, model-model senjata, gading, dan sejenisnya.

Ruang Ajudan

Ruangan tersebut menjadi kamar kerja ajudan Jenderal A. Yani. Selain terdapat beberapa koleksi perlengkapan, pengunjung akan mendapati benda-benda koleksi dan foto-foto sang Jenderal Anumerta semasa menjabat sebagai Men/Pangad (sekarang KSAD) serta seekor Harimau Sumatera yang diawetkan.

Ruang Khusus

Ruang Khusus merupakan ruang kerja Jenderal A. Yani saat menjabat Men/Pangad. Di tempat inilah, beliau berdinas dan memberi briefing kepada para asistennya. Di pojok ruangan inilah, Jenderal A. Yani terakhir kali duduk di kursi yang dilapisi bantal berkain merah, seusai menerima tamu pada malam hari sebelum peristiwa penculikan.

Di ruangan ini, pengunjung dapat melihat sebuah lukisan tentang peristiwa subuh berdarah yang menggambarkan perlawanan Jenderal A. Yani terhadap pasukan Tjakrabirawa yang berusaha menjemputnya secara paksa. Ruangan ini juga menyimpan plakat penyerahan kediaman oleh keluarga Yani kepada negara untuk diabadikan sebagai museum. Pada plakat tertanggal 1 Oktober 1966 tersebut tertulis:

“Dengan ini kami: ibu Yayu Rulia Sutodiwiryo A. Yano beserta putera-puteri, menyerahkan rumah lengkap dengan isinya kepada TNI AD.”

Ruang Makan Keluarga

Ruangan ini dibagi menjadi 2 bagian: ruang makan dan ruang mini bar tempat untuk menjamu tamu-tamu asing yang berkunjung. Selain meja dan peralatan makan, ruang tersebut juga menampilkan foto 7 Pahlawan Revolusi dan foto lukisan Jenderal A. Yani yang terkena peluru dari senapan pasukan Cakra Birawa. Di ruang inilah Jenderal A. Yani tertembak dan tersungkur pada saat terjadi peristiwa penculikan pada 1 Oktober 1965 subuh.

Ruang Kamar Tidur Jenderal A. Yani

Meski diizinkan untuk memasuki ruang kamar tidur Jenderal A. Yani, pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil foto di dalamnya. Selain peralatan pribadi dan dinas milik sang Jenderal, ruang tersebut juga menampilkan senjata-senjata yang digunakan oleh pasukan Cakra Birawa untuk menembak dan menganiaya Jenderal S. Parman, Jenderal D.I. Pandjaitan, dan Ade Irma Suryani Nasution lengkap dengan sisa pelurunya.

Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung, Museum Sasmita Loka Ahmad Yani terletak di persimpangan Jalan Lembang dan Jalan Latuharhari (Menteng, Jakarta Pusat). Museum yang kini dikelola oleh pihak TNI tersebut terbuka untuk umum dari hari Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00 sampai dengan 14.00 WIB.