KabariNews.com- Sejak dulu, kawasan Kota Tua, Jakarta merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang sering didatangi wisatawan. Mereka tidak hanya melakukan perjalanan sejarah, melainkan melakukan wisata kuliner yang ada di sentral Jakarta itu. Kini, lingkungan sekitar Kota Tua telah disulap menjadi kawasan seni dari berbagai macam jenis. Pengunjung dimanjakan dengan atraksi unik di berbagai sudut kota tua.
Salah satu hiburan yang disuguhkan menarik perhatian pengunjung, yaitu “Human Levitation”. Sebuah seni melawan gravitasi, menampilkan sosok manusia yang menyerupai patung dan pada bagian tertentu mengambang alias tak menyentuh tanah. Sebenarnya seni ini sudah lebih dulu dipopulerkan dinegeri Eropa oleh seniman-seniman jalanan disana. Namun termasuk masih baru di Indonesia.
Obe merupakan salah satu seniman yang mencoba mempopulerkan seni ini. Sudah hampir 6 bulan dia mengeluti profesi sebagai human levitation. Jika Anda berkunjung ke Kota Tua dan melihat sosok ‘Michael Jackson’ mematung tengah duduk mengambang tak menyentuh tanah sambil membaca koran, itulah Obe. Beberapa menit kemudian, ia langsung berganti posisi dengan mengangkat kedua kakinya sambil melayang di atas tanah.
Baginya tidak peduli harus berpanas-panasan di bawah terik matahari yang panas atau guyuran hujan gerimis. Yang penting buatnya, bakat seni berakting mematung dengan mengambang terlampiaskan dan berharap bisa diapresiasi oleh masyarakat.
Komunitas Street Human Levitation ini bermula dari the street art. Pada awalnya, ada street art yang bernama humanoid manusia patung yang biasanya juga ada di Kota Tua. Karena terkesan biasa, street human levitation hadir agar penonton lebih tertarik dan memerhatikan aksi yang berbeda.
Pria berusia 33 tahun ini biasa memulai aktraksinya dari pukul 17.00- 22.00 malam. Mematung dan berdandan menyerupai tokoh pejuang Sudirman, Pangeran Diponogoro, Robot Gatot Kaca, dan Michael Jackson pun dilakoninya demi memuaskan para pengunjung dikota tua. Dirinya selalu berinovasi dan terus mencari hal baru agar tidak terkesan membosankan.
“Dari kecil saya sudah suka seni. Utamanya seni yang berbau modifikasi,” kata Obe.
Kostum yang biasa dia pakai untuk beraktraksi pun dia buat sendiri. Selain kota tua Obe juga unjuk kebolehan di kawasan Bundaran HI pada saat Car Free Day di hari Minggu pagi.
Obe tidak pernah memasang tarif untuk setiap aksinya. Baginya materi bukanlah hal penting. Rasa cintanya pada seni lah yang membuat dia tetap terus bertahan dan selalu mendapat dukungan dari sang Istri. Obe tetap bersabar, meski merasa kepanasan karena matahari yang menyengat atau pun saat hujan turun. Belum lagi perlakuan jahil para pengunjung yang terkadang membuatnya tak nyaman, namun Obe tetap melakoni profesinya dan mematung selama 5 jam.
Harapannya hanyalah ingin tetap terus berkarya mencari hal-hal baru yang unik dan selalu bisa memberikan hiburan positif dan menarik banyak pengunjung untuk datang ke kota tua. Namun tak dipungkiri Obe, ia juga mengharapkan dapat perhatian lebih dari pemerintah.
“Ya ini sih bukan cuma omongan saya, tapi teman-teman disini juga berharap begitu. Supaya kita kita ini pekerja seni diperhatikan sama pemerintah. Dibantu dipromosikan supaya dikenal dunia,” kata Obe menambahkan.
Dengan aksinya yang tidak biasa itu, Obe dan kawan-kawan turut senang bisa menghibur pengunjung kota tua. Ia juga turut bangga bisa berbuat sesuatu untuk ikut turut meramaikan Kota Tua agar masyarakat terhibur dan mengunjungi distrik sejarah Kota Jakarta itu yang bulan Juni mendatang akan berulang tahun.
Obe masih terus berusaha memikirkan ide yang tidak terbayangkan orang lain. Ia berharap agar pusat wisata kota Jakarta dapat terus diramaikan oleh pengunjung.
Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?66540
Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________
Supported by :