Untuk nonton video part 2, Klik disini

Jumat pagi, 14 Desember 2012, hari yang kelam untuk Sekolah Dasar Sandy Hook. Bagi para korban penembakan sadis di Sekolah Dasar Sandy Hook mungkin tidak pernah terpikir akan menjadi hari terakhirnya di sekolah. Para orang tua yang melepas anaknya berangkat sekolah tentu tak pernah membayangkan anak-anaknya akan mengalami tragedi mengerikan yang tak terlupakan itu. Demikian pula dengan para guru dan staf di sekolah tersebut.

Setelah membunuh sang Ibu dengan tembakan di  bagian wajah, Adam Lanza sang pelaku menuju ke Sekolah Dasar Sandy Hook, tempat ibunya mengajar. Di sekolah tersebut, Adam menembak membabi buta hingga menewaskan 26 orang, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak. Usai menembak, Adam membunuh dirinya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada Adam? Mengapa dengan mudahnya, ia melakukan hal tersebut? Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua? Simak wawancara Kabari dengan Dr. Taruna Ikrar, MD., MPharm, PhD seorang Cardiologist, Pharmacologist, Neuroscientist School of Medicine, University of California, Irvine, USA.

Dr Ikrar memaparkan setidaknya ada 2 hal utama yang menarik perhatian yakni apa yang menjadi motif dan mengapa bisa terjadi? Apa faktos pencetusnya? Di usianya yang ke 20, Adam tentu sudah bisa mengontrol dirinya dan tahu mana baik dan buruk. Walapun dalam kondisi frustasi seharusnya bisa mengontrol dirinya kecuali ada kelainan pada dirinya.

Apakah Adam mengidap penyakit gila temporer? Boleh jadi ya berdasarkan indikatornya. Dr Ikrar pernah menulis artikel mengenai penyakit jiwa menahun di majalah Kabari.  Empat indikator utama tersebut adalah:

  1. Tak bisa membedakan antara kondisi nyata dan tidak nyata (halusinasi).
  2. Ada tekanan melebihi kemampuan kapasitas dirinya.
  3. Tidak bisa fokus.
  4. Ada gangguan berpikir yakni mengalami delusi, ilusi dst.

Yang berbahaya dari peristiwa penembakan ini adalah para psikopat bisa mencontoh tindakan ini. Untuk pencegahan ada 2 hal yang  harus dilakukan yakni:

  1. Peningkatan kesejahteraan/ ekonomi untuk mencegah rasa ketidakberdayaan, frustasi sehingga seseorang melakukan tindakan diluar batas kesadarannya.
  2. Mengontrol pemilikan senjata api.

Ada aspek tertentu dari orang yang mengalami gangguan jiwa yaitu merasa bahwa orang akan membunuhnya sehingga dia melakukan sesuatu untuk membela dirinya. Padahal pada kenyataannya tidaklah demikian.

Bagaimana sikap kita menghadapi kejadian ini? Perlu adanya keseimbangan antara kesadaran dan mental. Cara untuk menghadapi kejadian ini, seperti apa? Bagaimana orang tua mengkomunikasikan hal ini dengan anak-anak? Bagaimana jika anak tidak mau sekolah karena adanya kejadian ini? Mengapa orangtua harus melakukan hal tersebut? Cara kerja otak seperti apa? Temukan jawaban dari pertanyaan tersebut di Kabari Youtube.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?51335

Untuk melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :