Setelah pekan lalu Lifepal.co.id membagikan panduan melakukan analisis fundamental untuk memilih saham, kali ini kami menyampaikan panduan analisis teknikalnya. 

Analisis teknikal adalah suatu metode yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham di masa depan dengan menggunakan data pada masa lalu. Yang perlu diperhatikan dalam analisis teknikal adalah tren atau pola dan volume transaksi. Pelaku saham (investor) yang menggunakan analisis ini kadang disebut sebagai trader saham.

Dasar pembentukan analisis teknikal

Salah satu dasar pemikiran analisis teknikal di seluruh dunia adalah pola pemikiran Charles Henry Dow, yang kemudian terkenal dengan konsep Teori Dow. 

Inilah enam konsep dasar Teori Dow yang harus Anda ingat jika ingin menjadi pakar analisis teknikal.

1. Average prices discount everything

Setiap harga penutupan saham merupakan dasar tren harga saham rata-rata di masa mendatang.

2. The market moves in trends

Pergerakan pasar ditentukan oleh indikasi kecenderungan pergerakan harga saham. Tren harga saham dibagi menjadi Primary trend, Secondary trend, dan Minor trend.

3. Major trend have three phrases

Setiap tren pasar yang utama selalu terdiri atas tiga fase, yaitu fase 1 (accumulation), fase 2 (uptrend), fase 3 (downtrend).

4. Averages must confirm each other

Rata-rata pergerakan harga saham akan memberikan indikasi arah bunga saham secara pola tertentu, apakah akan naik atau turun.

5. Volume must confirm the trend

Sinyal harga saham akan naik atau turun ditentukan oleh volume perdagangan. Data ini akan menunjukan kecenderungan harga saham di masa mendatang (price trend)

6. A trend is assumed to be in effect until it gives define signal

Analisis tren ini mengatakan bahwa tren akan dianggap benar kalau sudah ada sinyal terjadi. Beberapa alat analisis yang dipakai adalah support dan resistance level, trend lines serta moving average.

Jenis-Jenis Trader

Pada umumnya trader saham dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu;

  1. Day Trader, trader saham yang mempunyai banyak waktu, sehingga memungkinkan untuk memantau pergerakan harga saham selama jam bursa berlangsung.
  2. Swing Trader, trader saham yang mengikuti pergerakan harga saham secara harian, mingguan atau bahkan bulanan.
  3. Trend Follower, trader saham yang mengkhususkan diri mengikuti pergerakan harga saham yang sedang ramai diperbicangkan atau yang sedang bergerak naik secara terus menerus.

Apa yang harus dipahami dari analisis teknikal?

Pada umumnya chart saham hanya terdiri dari 3 jenis, yaitu line chart, bar chart, dan candlestick chart. Candlestick chart adalah cara termudah membaca grafik untuk memprediksi arah pasar.

Teknik ini awalnya digunakan untuk menghitung perubahan harga beras pada awal abad 18 di Jepang dan masih digunakan sampai sekarang untuk menghitung fluktuasi harga saham.

1. Membaca Candlestick

Candlestick berwarna putih menunjukan harga penutupan lebih tinggi daripada harga pembukaan (positif). Candlestick berwarna hitam (gelap) menunjukan harga penutupan lebih rendah daripada harga pembukaan (Negatif).

2. Membaca tren harga saham

Tren haruslah dipahami oleh setiap investor maupun trader. Tren adalah arah pergerakan market secara umum dalam time frame tertentu. Ada 3 jenis tren yang dikenal dalam analisis teknikal, yaitu tren uptrend, tren downtrend, dan tren sideways

Tren naik (uptrend) adalah keadaan ketika harga saham sedang bergerak naik. Tren turun (downtrend) adalah keadaan ketika harga saham sedang bergerak turun. Sideway adalah pergerakan harga saham datar ke samping, yang menunjukkan bahwa kondisi pasar sedang naik turun dalam rentang harga tertentu.

3. Memahami konsep support dan resistance 

Support dan resistance merupakan dua atribut yang paling banyak dibahas dalam analisis. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada tingkat harga tertentu yang mencegah atau menjaga agar harga tidak terdorong ke arah tertentu.

Support adalah tingkat atau area harga tertentu yang dapat diyakini sebagai titik terendah pada suatu masa, di mana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya harga tidak jatuh lebih dalam.

Saat menyentuh support, harga seperti memantul kembali ke atas. Jika support ini tertembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah hingga menemukan titik support baru.

Sedangkan resistance adalah kebalikan dari support. Resistance adalah tingkat atau area harga tertentu yang diyakini sebagai titik atau area tertinggi pada suatu masa, dimana aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik.

Biasanya harga akan turun setelah menyentuh harga resistance. Jika resistance tembus (breakout), harga akan naik hingga resistance berikutnya.

4. Memahami konsep breakout dan breakdown

Ada dua istilah penting yang perlu diketahui dalam penggunaan support dan resistance, yaitu breakout dan breakdown.

Breakout adalah kejadian dalam pergerakan harga suatu saham, yaitu ketika harga saham melewati area resistance. Seperti dijelaskan sebelumnya, resistance merupakan area atap yang berfungsi untuk menahan pergerakan harga saham untuk naik lebih lanjut. Namun pada saat breakout harga saham cenderung akan bergerak naik ke atas dengan sangat agresifnya dan melewati area resistance.

Biasanya, breakout terjadi lantaran dipengaruhi adanya berita baik, isu regional, dan global yang terjadi pada perusahaan penerbit saham. Hal ini juga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi berlanjutnya penguatan harga saham. 

Breakdown adalah kejadian dalam pergerakan harga suatu saham, yaitu ketika harga saham melewati area support. Seperti dijelaskan sebelumnya, support merupakan area alas atau lantai yang berfungsi untuk men-support harga saham sehingga harga akan cenderung memantul kembali ke atas sehingga tidak turun lebih lanjut. Namun pada saat breakdown, harga saham cenderung akan bergerak turun ke bawah dengan sangat agresifnya dan melewati area support.

Indikator

Indikator merupakan formula matematis yang sudah dihitung secara akurat sehingga dapat menjadi alat bantu investor dan trader dalam membaca pergerakan pasar. Ada banyak jenis indikator, namun yang sering digunakan adalah sebagai berikut;

1. Moving Average

Indikator moving average adalah indikator yang menghitung pergerakan harga rata rata saham dalam suatu rentang waktu. Contohnya, dalam waktu 10, 20, 50, 100, 200, artinya pergerakan harga selama 10 hari atau 20 hari atau dan seterusnya.

Manfaat penggunaan moving average:

  • Mengidentifikasi arah suatu tren
  • Mengetahui pembalikan suatu tren
  • Menentukan level dari support dan resistance

2. Bollinger Bonds

Bollinger bonds digunakan untuk mengetahui volatilitas suatu harga. Bollinger bonds merupakan indikator yang dibuat dari dua buah garis yang berada pada standar deviasi tertentu di garis tengah. 

Bollinger Bonds adalah salah satu indikator teknikal untuk mengukur volatilitas dan menentukan arah tren pergerakan harga. Selain arah tren, indikator ini juga digunakan untuk menentukan keadaan jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold).

Contoh cara menggunakan analisis teknikal

Langkah 1: Menarik garis secara manual

Ada sebuah cara sederhana untuk menentukan support dan resistance, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah berikut:

  1. Cari history pergerakan harga saham sebelumnya pada suatu waktu tertentu (bisa mingguan, bulanan, atau tahunan)
  2. Cari titik tertinggi dan terendah dari pergerakan harga tersebut selama rentang waktu tersebut
  3. Tarik garis horizontal pada titik tertinggi (garis warna merah) dan garis horizontal pada titik terendah (garis warna biru).

Langkah 2: Tentukan support dan resistance

Support dan resistance tidak melulu harus ditentukan menggunakan garis mendatar. Anda bisa juga menarik garis miring membentuk garis trendline (upward/downward) (ditunjukkan pada grafik dengan garis trendline (menanjak) warna hijau).

Untuk membentuk garis ini dapat dilakukan dengan cara:

  1. Cari dua atau lebih titik tertinggi dan terendah.
  2. Hubungkan dua titik tertinggi atau terendah tersebut.
  3. Perpanjang garis tersebut.

Garis support dan resistance dapat sangat membantu kita menentukan posisi di mana kita melakukan aksi jual dan beli suatu saham. Ketika harga saham masih di atas garis support trendline, kita boleh terus melakukan transaksi beli, namun ketika pergerakan harga jatuh atau breakdown area garis support-nya kita boleh langsung melakukan transaksi jual baik dalam keadaan untung maupun cut loss.

Langkah 3: Menggunakan indikator Moving Average

Kita boleh menggunakan alat bantu seperti menggabungkan kekuatan berbagai indikator teknikal, seperti moving average, untuk membantu dalam memprediksi momentum jangka pendek dan jangka panjang di masa depan. Moving average ini pun memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi tingkat support dan resistance, seperti yang dapat Anda lihat dari grafik di bawah ini.

Moving average (warna biru dan oranye) adalah garis yang terus berubah yang menampilkan dan menghitung data pergerakan harga masa lalu. Garis yang terbentuk pada moving average juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi support dan resistance.

Perhatikan dari gambar di atas, harga saham yang mulai jatuh mendekati moving average dapat memantul ke atas, seolah ada support yang mencegahnya untuk turun.

Namun ketika harga berada di bawah moving average, garis ini bertindak sebagai resistance.

Dalam moving average kita juga mengenal dengan yang namanya golden cross dan death cross. Golden cross terjadi ketika garis moving average yang lebih kecil menerobos ke atas garis moving average yang lebih besar (garis biru berpotongan menembus garis oranye). Death cross adalah jika garis moving average yang lebih kecil menerobos ke bawah garis moving average  yang lebih besar. 

Jika terjadi golden cross, maka kita boleh melakukan transaksi beli, namun jika terjadi death cross lebih baik segera untuk melakukan transaksi jual. Seperti kita lihat pada gambar di atas di sekitar bulan November terlihat terjadinya golden cross, yang artinya ada pembalikan arah dari tren turun menjadi tren naik.

Sumber: https://lifepal.co.id/asuransi/jiwa/