KabariNews – Harga pangan di Amerika Serikat diperkirakan naik lebih tinggi dibanding harga barang konsumsi lainnya. Departemen Pertanian Amerika melaporkan kenaikan harga diprediksi akan berlanjut hingga tahun depan. Bahan pangan itu berupa daging, unggas dan buah-buahan.

Sepanjang 2011, harga pangan naik hingga 3,7 persen. Tahun ini harga pangan diperkirakan naik 2,5-3,5 persen dan 3-4 persen pada 2013. Kenaikan harga antara lain dipicu oleh kekeringan yang menimpa wilayah peternakan di Amerika. “Kekeringan masih menghantam harga pangan tahun depan. Tekanan kenaikannya sudah mulai dirasakan tahun ini,” ujar ekonom dari Departemen Pertanian Amerika, Richard Volpe.

Kekeringan telah berdampak pada melonjaknya harga jagung dan kedelai. Volpe menjelaskan bahwa dampak kenaikan harga akan menjalar ke pakan serta ternaknya, mulai tingkat grosir hingga eceran.

Pola kenaikan harga ini sebenarnya tidak lazim. Sebab, kenaikannya lebih cepat dibanding inflasi di Amerika. Kenaikan inflasi diprediksi hanya sebesar 2 persen pada tahun ini dan 1,9 persen pada 2013. Adapun inflasi pangan pada tahun lalu sebesar 3,7 persen dan hanya 0,8 persen pada 2010.

Harga jagung dan kedelai di Amerika mencatat rekor tertinggi dan menyita perhatian publik. Sebab, pasokan dunia untuk kedua komoditas tersebut mulai terbatas. Harga jagung untuk pengiriman September naik 3,5 sen dolar, menjadi US$ 7,93 per bushel. Setiap 1 bushel jagung setara dengan 25,4 kilogram. Adapun harga kedelai naik 3 persen pada Rabu lalu. Ini karena pasokan yang sedikit karena musim kering. Ini juga yang berimbas bagi Indonesia.

Pemerintah Amerika memperkirakan, berdasarkan indeks harga konsumen untuk makanan, harga daging sapi diprediksi akan naik 4-5 persen pada tahun depan. Adapun untuk daging babi, telur, dan produk susu, kenaikannya lebih rendah dibanding daging sapi. Tahun depan dampak kekeringan diperkirakan tetap terasa dengan melonjaknya harga di tingkat grosir, antara lain susu, daging sapi, ayam, dan babi.

Ekonom IHS, Chris G. Christopher, mengatakan tingginya harga pangan akan berdampak pada sebagian besar masyarakat Amerika. Adapun Ekonom Senior Moody”s Analytics, Jeet Dutta, mengatakan kenaikan harga pangan bisa meredam sentimen konsumen. “Konsumen sangat sensitif terhadap harga minyak dan makanan. Namun secara keseluruhan angka inflasi akan berada di level moderat,” ujarnya.