KabariNews – Kalangan pengusaha dan pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan program-program pembangunan ramah lingkungan atau ‘hijau’ (green development) demi mencapai pembangunan berkelanjutan.

“Kami di sektor swasta mendukung penuh tujuan pembangunan infrastruktur yang hijau (green infrastructure). Adalah tantangan besar untuk memenuhi target-target pembangunan pemerintah. Oleh karenanya dibutuhkan partisipasi kemitraan dan investasi dari pihak swasta dalam negeri maupun asing, serta partisipasi lembaga multilateral,” kata Ketua Umum KADIN Indonesia Suryo Bambang Sulisto melalui siaran pers Bank Dunia, (9/6).

Komitmen ini dikukuhkan Ketua Umum KADIN Indonesia saat pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructure Summit 2015, pada tanggal 9-10 Juni 2015, di Jakarta. Pertemuan puncak yang diadakan KADIN Indonesia dengan dukungan Kelompok Bank Dunia dan Japan International Cooperation Agency ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dapat diterapkan secara nyata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Usai acara dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, World Bank Group Managing Director Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pembangunan bersifat jangka pendek pada akhirnya justru akan memangkas pertumbuhan ekonomi. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan saja, kecuali jika pertumbuhannya bersifat inklusif dan ramah lingkungan secara berkelanjutan. Sukses tergantung pada bagaimana sebuah negara tumbuh, bukan hanya berapa besar,” kata Sri Mulyani.

Indonesia punya banyak peluang untuk pembangunan ramah lingkungan. Di sektor transportasi misalnya, konektivitas untuk menyatukan Indonesia memerlukan 2,000 km tol, 3.258 km rel kereta api, 15 bandara dan 24 pelabuhan baru. Salah satu proyek yang mencerminkan visi ini adalah Pelabuhan Teluk Lamong, sekitar 15 km sebelah utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dalam waktu dekat Presiden siap meresmikan pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan sistem rel untuk lalu lintas kontainer ini.

Badan Koordinasi Penanaman Modal, atau BKPM, memperkirakan bahwa proyeksi potensi investasi ‘hijau’ untuk investor asing dan investor dalam negeri akan tumbuh dengan rata-rata 20% per tahun hingga tahun 2019. Oleh karenanya insentif untuk investasi ‘hijau’ merupakan prasyarat mutlak untuk menjamin tercapainya pertumbuhan investasi yang diharapkan.

Dalam konferensi ini, para pembuat kebijakan di pemerintahan Presiden Joko Widodo hadir sebagai pembicara dan bersanding dengan para pelaku sektor kunci penunjang pembangunan dari dalam dan luar negeri. Topik yang akan dibahas antara lain, pengelolaan perencanaan penggunaan tanah dan hutan, upaya membuat pasokan listrik 35,000 megawatt yang ramah lingkungan, mempromosikan ekonomi ‘biru’ dan mendukung Indonesia sebagai pusat maritim dunia, pendanaan infrastruktur dengan pendekatan pembangunan keberlanjutan, berbagai opsi untuk transportasi yang ‘hijau’ dengan teknologi informasi dan telekomunikasi, dan peranan BUMN dalam implementasi infrastruktur ‘hijau.’

Menurut Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, biaya yang dibutuhkan untuk membangun seluruh program infrastruktur pemerintah sebesar Rp 5.519 triliun atau sekitar Rp 1.102 triliun rata-rata kebutuhan per tahunnya. “Kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta akan meningkatkan minat investor asing untuk datang ke Indonesia,” katanya.

Rapat Kerja Nasional (RaKerNas) KADIN Indonesia Bidang Infrastruktur dan Bidang Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan juga turut menjadi bagian dari IGIS 2015, dimana seluruh KADIN Provinsi menyuarakan aspirasi dan masukan mereka mengenai perkembangan dan program kerja di Provinsi masing-masing terkait infrastruktur dan lingkungan.

Berbagai menteri hadir dalam acara tersebut, termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono. Sektor swasta dan BUMN akan diwakilkan antara lain oleh Fumio Otani dari Toshiba, Sinthya Roesly dari Indonesia Infrastructure Guarantee Fund, Taufik Ahmad dari ConocoPhillips Indonesia, Hironobu Shikama dari IHI Corporation, Tom Nageli dari AT International GmbH, dan Kiswodarman dari Adhi Karya Tb. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/77739

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis

 

 

 

 

kabari store pic 1