KabariNews– Pelumas kendaraan bermotor produksi nasional turut memperkuat industri otomotif dan hilirisasi. Produksi pelumas menambah panjang rantai pengolahan, memperkuat struktur industri, menambah lapangan kerja dan menciptakan nilai tambah.

“Fasilitas produksi pelumas ini sejalan dengan ambisi kita menggenjot hilirisasi. Apalagi pasar pelumas domestik dan ekspor sangat besar seiring pertumbuhan jumlah kendaraan dan industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian Saleh pada peresmian Production Unit Jakarta (PUJ) milik Pertamina Lubricants di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, (11/12).

Pelumas yang mumpuni juga diharapkan mendukung produktivitas ekonomi, lalu lintas logistik serta penumpang. Imbuh Menperin, produsen pelumas harus agresif meningkatkan kinerja produksinya, baik demi kapasitas dan kualitas produk seperti Pertamina.

Pelumas sendiri merupakan bagian vital dari perawatan kendaraan bermotor. “Bahkan meski pabrikan sudah memberi rekomendasi pelumas, kita masih mencari sumber referensi lain misalnya di grup otomotif Facebook. Dan diskusinya bisa panjang. Artinya apa? Pelumas itu bisnis kepercayaan. Saya yakin Pertamina mampu memenangi persaingan persepsi ini karena produk pelumasnya memang berkualitas,” ujarnya.

Peresmian ini dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno bersama Menperin Saleh Husin yang didampingi Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. Turut hadir Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Harjanto.

Pertamina juga meresmikan terminal Automation System Bunker di Dermaga Pertamina Tanjung Priok, New Gantry System TBBM Kertapati di Palembang, dan Pelayanan BBM ke SPBU dengan Auto Truck Scheduling dari Terminal BBM Plumpang.

Pertamina Lubricants mengoperasikan PUJ sebagai pabrik pelumas terintegrasi terbesar di Indonesia. Total nilai proyek mencapai Rp 948 miliar dan berkapasitas total 270 juta liter per tahun atau setara dengan penggantian pelumas untuk lebih dari 67,5 juta mobil. (1009)