Pemerintah secara aktif melakukan monitoring harga dan pasokan pangan secara rutin setiap minggu. Langkah ini dilakukan dalam rangka antisipasi ketersediaan pasokan pangan pokok untuk menghadapi Bencana Nasional COVID-19.

“Kita akan monitor terus. Pangan tidak boleh kurang, itu arahan Presiden,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rakortas Tingkat Menteri pembahasan tentang Ketersediaan Pasokan Bahan Pangan Pokok bulan Maret s.d. Agustus 2020, di Jakarta (16/3).

Secara umum telah dibahas posisi stok, pasokan dan harga 11 komoditas Bahan Pangan Pokok. Perkiraan ketersediaan dan kebutuhan beberapa bahan pangan pokok utama, terutama komoditas beras, jagung, daging sapi/kerbau, gula dan bawang putih dijamin cukup untuk memenuhi kebutuhan. “Stok beras, jagung, daging sapi/kerbau, gula dan bawang putih dijamin cukup untuk memenuhi kebutuhan,” tutur Menko Airlangga sesaat sebelum menutup jalannya rapat.

Terdapat sebesar 3,5 juta ton stok beras kini tersebar di Perum BULOG, Penggilingan dan Pedagang. Diperkirakan panen raya terjadi di bulan Maret, April dan Mei 2020 sehingga pada akhir Mei 2020 akan terdapat stok beras sebesar 7,7 juta ton. Sedangkan stok jagung pada akhir Februari 2020 sebesar 661.000 ton dan panen bulan Maret diperkirakan mencapai 6,2 juta ton.

Stabilisasi harga gula akan dilaksanakan dengan mendistribusikan gula sejumlah 20.000 ton oleh Perum BULOG dengan harga sebesar Rp10.500/kg. “Selain itu, akan segera direalisasikan penyediaan gula konsumsi sejumlah 150.000 ton oleh BUMN yang ditugaskan,” ujar Airlangga.

Terkait ketersediaan bawang putih, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melaporkan pihaknya telah menerbitkan tambahan Persetujuan Impor (PI) sebesar 70.000 ton. Sedangkan untuk stabilisasi harga daging, ia juga akan segera merealisasikan rencana impor daging kerbau sebesar 170.000 ton dan daging sapi sejumlah 120.000 ton.

Hasil pada pembahasan Rakortas Pangan pada hari ini akan segera ditindaklanjuti oleh Kementerian/ Lembaga terkait dan akan dilakukan monitoring perkembangannya pada Rakortas berikutnya yang dijadwalkan pada akhir minggu ini.

Neraca Perdagangan Alami Surplus Tertinggi di 2019

Sementara itu  BPS telah mengeluarkan Berita Resmi Statistik mengenai Neraca Perdagangan s.d. bulan Februari 2020. Tercatat dalam BRS, Neraca Perdagangan mengalami surplus tertinggi sejak Januari 2019. Neraca Perdagangan kita mengalami surplus sebesar USD 2,33 miliar, yang disebabkan oleh surplus sektor Non-Migas USD 3,26 miliar, walaupun sektor Migas mengalami defisit USD 0,93 miliar.

Total ekspor pada bulan Februari 2020 sebesar USD 13,93 miliar, naik sebesar 11,00% (YoY) dibandingkan Februari 2019, atau naik sebesar 2,24% dibandingkan Januari 2020 (MtM). Sedangkan Total Impor pada bulan Februari 2020 sebesar USD 11,60 miliar, turun sebesar -5,11% (YoY) dibandingkan dengan Februari 2019, atau turun sebesar -18,69% (MtM) dibandingkan dengan Januari 2020.

Kenaikan ekspor yang terjadi pada Februari 2020, yang diiringi dengan penurunan impor yang cukup besar mengakibatkan Neraca Perdagangan kita surplus sebesar USD 2,33 miliar.

Pada sisi ekspor, dapat dilihat bahwa ekspor Migas mengalami penurunan sebesar -0,02% (YoY),  sedangkan ekspor Non-Migas mengalami kenaikan sebesar 2,38% (YoY). Secara kumulatif (Januari s.d. Februari) ekspor kita sebesar USD 27,56 miliar, meningkat 4,10% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditi yang mengalami peningkatan ekspor paling tinggi adalah Barang Tekstil Jadi (Bab 63), Besi dan Baja (Bab 72) Tembaga dan Barang dari Tembaga (Bab 74) serta Logam mulia dan Perhiasan (Bab 71).

Pada sisi impor, impor Migas mengalami kenaikan sebesar 10,33% (YoY), sedangkan impor Non-Migas mengalami penurunan sebesar -7,40% (YoY). Secara kumulatif (Januari sd Februari) impor kita sebesar USD 25,87 miliar, menurun sebesar -4,95% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. komoditi yang mengalami penurunan paling tinggi adalah Binatang Hidup (Bab 01), Plastik dan Barang dari Plastik (Bab 39), Bahan Kimia Organik (Bab 29) serta Kendaraan dan Bagiannya (Bab 87). 

Tidak dilakukan dengan tatap muka secara langsung, agenda rakortas kali ini dilakukan dengan video conference. Turut berpartisipasi secara daring dalam rapat ini Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), dan Wakil Direktur Utama Perum BULOG.