KabariNews – Satu juta relawan di Jakarta turun ke jalan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan permasalahan sampah. Jutaan relawan turun ke jalan pada pagi hari untuk memungut sampah dan membersihkan ibukota Jakarta bersamaan dengan tahun keenam Clean Up Jakarta Day. Tujuan dari kegiatan bersih-bersih tahunan ini untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak daripada pembuangan sampah sembarangan, menumbuhkan kesadaran dan kepedulian akan masyarakat terhadap lingkungan.
Lahir ditahun 2013, Clean Up Jakarta Day telah bertumbuh lebih kuat dan kuat, dan tahun ini event ini bahkan mendapatkan pengakuan secara resmi dari Pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah mengeluarkan surat edaran yang mengintruksikan kepada seluruh walikota, kecamatan dan kelurahan untuk melakukan gotong royong tanggal 15 September (Instruksi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 76 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Clean Up Jakarta Day). Karena dukungan dari pemerintah ini, total jumlah relawan meningkat menjadi 1 juta yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta.
Dinas Lingkungan Hidup yang menimbang sampah yang berhasil dikumpulkan dari seluruh Jakarta ke dalam jenis yang bisa didaur ulang dan yang tak bisa didaur ulang, sekitar 102.02 ton saat ini sudah dikumpulkan disemua lokasi clean up di Jakarta termasuk di Kepulauan Seribu.
Kampung Kesepatan in Cilincing, Jakarta Utara, sebuah lokasi yang diikuti oleh sekitar 150 relawan, mampu mengumpulkan hampir 2 ton sampah (1,983.30 kg) dalam waktu dua jam. Stadium Gelora Bung Karno North Jakarta yang dibersihkan oleh group yang terdiri hampir 1,000 relawan mengumpulkan 1,250 kg yang kebanyakan adalah sampah setelah kegiatan Asian Games. Lokasi ketiga yang paling banyak sampah berhasil dikumpulkan relawan adalah di Pantai Ancol Timur, yang berjumlah 638.2 kg sampah di pantai.
Biasanya, CUJD diadakan dibulan Oktober, namun tahun ini Clean Up Jakarta Day diadakan lebih awal pada 15 September 2018 bersamaan dengan World Cleanup Day. Laporan jumlah relawan saat ini sekitar 13 juta relawan dari 144 negara, yang bersama-sama ingin meningkatkan kesadaran masyarakat global dalam permasalahan sampah.
Indonesia memimpin World Cleanup Day, sebagai negara yang memimpin jumlah relawan tertinggi. Hasil sementara menunjukkan 5.6 juta relawan dari 34 provinsi di Indonesia. Pakistan dan USA menyusul dengan angka 3 dan 1.5 juta relawan.
“Kita mengambil bagian dari World Cleanup Day dan sangat bangga Indonesia menjadi negara yang memimpin clean up dengan massa terbanyak di seluruh dunia,” Kata Angela Richardson, Pendiri dan Chief Koordinator Clean Up Jakarta Day. “Hari ini kita sudah menunjukkan bahwa Indonesia peduli pada isu sampah, dan selalu ada harapan menuju perubahan,” katanya.
Puluhan sekolah dan universitas mengambil bagian pada hari Sabtu. Melalui dukungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, 50 sekolah dengan 10,000 relawan dari siswa membersihkan jalan-jalan di sekitar sekolah mereka. Sekolah International juga mengambil bagian seperti Gandhi Memorial School, Mentari School, Australian Independent School, dan ACG School.
Banyak perusahaan menjadikan Clean Up Jakarta Day sebagai bagian dari agenda corporate sosial responsibility (CSR) tahunan mereka. Tahun ini, perusahaan-perusahaan termasuk PT Adaro Energy dan Glencore Indonesia memimpin lokasi clean up masing-masing.
Clean Up Jakarta Day juga melibatkan kedutaan-kedutaan di Indonesia. Ambassador dari Swedia Marina Berg, Ambassador Norwegia Vegard Kaale, dan Ambassador Finlandia Jari Sinkari ikut turun membersihkan Jakarta di Jalan. Dr. Prof Satrio di Jakarta Selatan.
Untuk pertama kalinya, Clean Up Jakarta Day 2018 menyambut dengan tangan terbuka lokasi clean up yang di pimpin oleh pengungsi-pengungsi yang tinggal di Jakarta. HELP for Refugees, sebuah pusat pendidikan refugee di Tebet, Jakarta Selatan, memiliki tim 50 relawan yang mengadakan clean up di Jalan Tebet Timur Dalam, dan Roshan Education Center menunjukkan kepdulian mereka tentang Jakarta dengan membersihkan Jalan Tanah Baru I di Kebayoran Lama.
“Sebagai seorang pengungsi, saya selalu mencari kesempatan untuk berkontribusi kepada komunitas dan saya tidak pernah berpikir untuk kedua kali ketika saya mendengar tentang Clean Up Jakarta Day,” ucap Muhammad Baqir Bayani, pendiri dan direktur program HELP for Refugees. “Saya merasa senang ketika saya melihat wajah-wajah bahagia pengungsi lainnya dan apresiasi dari komunitas Indonesia setelah aksi clean up.”
Langsung setelah kegiatan bersih-bersih pada tanggal 15 September, Clean Up Jakarta Day mengadakan closing ceremony di Monumen Nasional yang dihadiri sekitar 1,200 relawan. Disini, relawan dihibur oleh para ambassador dari Bangkutaman dan bintang pop Oppie Andaresta dan Suara Anak Bumi dengan lagu-lagu yang penuh inspirasi untuk lebih peduli pada bumi.