Saham emiten PT Astra Internasional Tbk. (ASII) sempat jadi perhatian satu setengah bulan terakhir. Kinerja saham otomotif ini mulai membaik seiring dengan membaiknya penjualan mobil bulanan ASII.

Laporan perusahaan menunjukkan, penjualan mobil di bawah Grup Astra mencapai 26.410 unit pada bulan Oktober 2020, naik dari 25.799 unit di bulan sebelumnya.

Pada perdagangan hari ini, Jumat 11 Desember 2020, memang terlihat aksi net sell dari investor asing terhadap sejumlah saham, termasuk ASII sehingga membuatnya terkoreksi hingga 2,58% pada penutupan. Namun, sejumlah analis sekuritas masih melihat ASII sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi investor.

Selain penjualan bulanan yang membaik, sentimen positif datang dari prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diharapkan membaik pada penghujung tahun 2020, hingga tahun 2021 mendatang. Seperti apa kinerja saham ASII, penjualan dan laba komprehensif perusahaan, dan prospek saham ini ke depan? Simak analisis dari Lifepal.co.id berikut ini.

Tentang PT Astra International Tbk

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. 

Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh Perusahaan mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa dan konsultasi. Hingga tahun 2019, Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari:

  • Otomotif.
  • Jasa Keuangan.
  • Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
  • Agribisnis.
  • Infrastruktur dan Logistik.
  • Teknologi Informasi.
  • Properti.

Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan Astra memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam menyumbangkan devisa bagi negara.

Saat ini, kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 235 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, dengan didukung oleh 194.359 karyawan. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik.

Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan.

Bagaimana kinerja saham ASII dibandingkan IHSG dan Indeks Miscellaneous?

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pergerakan harga ASII pada periode Januari 2016 sampai November 2020, ada saat-saat di mana harga ASII sempat mengalahkan pergerakan IHSG, yakni pada tahun 2016 sampai tahun 2018. 

Selepas tahun 2018, sampai tahun 2020 tercatat pergerakan harga ASII makin menurun ketimbang pergerakan IHSG. Dari Januari 2016 sampai November 2020 pergerakan ASII sudah -2,92%. Sementara itu, pergerakan IHSG pada rentang waktu tersebut adalah 29,20%, sedangkan indeks miscellaneous yang menaungi emiten otomotif seperti ASII, pergerakan harganya adalah -1,23%.

Pandemi membuat penjualan ASII turun

Berdasarkan data di atas terlihat jika penjualan ASII terus meningkat dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2020. Menurut Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti, hal ini dikarenakan sejak pembatasan sosial diberlakukan yaitu pada minggu ketiga di Maret 2020, penjualan langsung turun. Namun penurunan tersebut sudah diprediksi karena banyak orang mengurangi aktivitas di luar rumah dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan juga menurun. 

Pandemi ini memberikan dampak langsung sehingga penjualan ASII turun dari 177,04 Triliun rupiah pada triwulan III 2019 menjadi 130,35 Triliun rupiah pada Triwulan III 2020. Dengan adanya penurunan penjualan ini, tentu laba komprehensif ASII juga berdampak. Terlihat dari data di atas, pada triwulan III 2020 juga terjadi penurunan laba komprehensif.

Penjualan barang masih menjadi porsi terbesar penjualan ASII

Berdasarkan laporan keuangan ASII Triwulan III 2020, Penjualan ASII masih didominasi oleh penjualan barang yang diketahui sebesar 64,8%, diikuti dengan jasa dan sewa yang sebesar 23,5% serta terakhir adalah porsi jasa keuangan yang sebesar 11,8%. 

ROE ASII terus mengalami penurunan pada dua tahun terakhir

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu variabel yang terpenting untuk dilihat investor sebelum mereka berinvestasi terhadap suatu perusahaan. Investor tentunya akan lebih senang dengan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik karena semakin baik kinerja keuangan berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam memberikan return sesuai harapan investor salah satunya adalah ROE ini. 

Semakin besarnya nilai Return On Equity suatu perusahaan, akan meningkatkan kepercayaan investor yang akhirnya meningkatkan minat investor untuk berinvestasi. Secara umum, ROE berarti rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang dilakukan pemegang saham pada perusahaan tersebut. Sederhananya, ROE adalah hasil perbandingan antara laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak (earnings after tax) dan total modal yang dimilikinya.

Jika dilihat ROE daripada ASII terus turun pada 2019 dan 2020. Perlu adanya strategi dari ASII untuk meningkatkan kembali ROE-nya.

Sumber: https://lifepal.co.id/asuransi/mobil/