Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Komnas Perempuan, menyesalkan adanya korban perempuan saat kekerasan terhadap masyarakat sipil terjadi di Papua baru-baru ini.

Hasil penyelidikan Komnas Perempuan menemukan fakta bahwa satu perempuan menjadi korban penembakan dan 68 perempuan lainnya turut ditahan pasca pembubaran Kongres Rakyat Papua pada 19 Oktober silam.

“Ada 68 perempuan diantara 360 orang yang ditahan di lapangan polda di Jayapura, mereka menceritakan, ketika dibawa ke Polda mereka diminta memegang bahu kawannya dan diangkut dengan bus, setiba di polda diminta duduk di lapangan dari pukul 21.00 WIT hingga siang hari keesokan harinya,” kata Sylvana Apituley, Komisioner-Ketua Gugus Kerja Papua, Komnas Perempuan seperti yang diberitakan Reuters.

Menurut Sylvana, saat berada di lapangan Polda itulah para perempuan ini mendapat kekerasan terutama kekerasan psikis, berupa bentakan, ejekan, makian dan intimidasi.

‘Salah satu ejekan adalah, disebut sebagai bangsa monyet,’ kata Sylvana. Dari 68 perempuan yang ditahan itu juga terdapat dua orang ibu hamil. Saat ditahan di Polda Papua seluruh perempuan mengaku hanya menunduk..

Komnas Perempuan meyakini penahanan para perempuan tersebut sebagai bagian dari upaya aparat keamanan untuk melakukan pencarian terhadap istri Forkoirus Yaboisembut – yang diangkat sebagai Presiden Papua Barat dalam Kongres Rakyat Papua .

Dalam peristiwa pembubaran Kongres Papua itu Komnas Perempuan juga menemukan ada seorang perempuan yang turut menjadi korban. ‘Seorang perempuan tertembak. Peluru menembus paha sebelah kiri, akibat rentetan tembakan saat pembubaran kongres Papua,’ kata Sylvana.

Berdasarkan keterangan saksi yang dihimpun Komnas Perempuan terungkap juga fakta bahwa ketika ditangkap, para perempuan mengalami perampasan properti seperti uang, tas dan dompet.

Komnas Perempuan juga menyebutkan pasca kekerasan terbaru di Papua ini telah memunculkan rasa trauma dan rasa takut di kalangan perempuan dan anak-anak Papua. Kondisi ini menyebabkan hilangnya rasa percaya terhadap pemerintah.

Sebelumnya Komnas HAM juga telah merilis temuan yang menyebutkan aparat kepolisian bertindak berlebihan dalam menangani Kongres Rakyat Papua dan berakhir dengan tewasnya enam warga.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37544

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :