New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) kembali digelar. Dengan tema F/W 22 atau Fall Winter 22, kali ini NYIFW dilaksanakan di lokasi yang bergengsi tepatnya di Venue 48th Wall Events, New York, NY 10005, New York Indonesia Fashion Week.

Bukan tanpa alasan pihak panitia menggelar acara di tempat tersebut. Menurut Vanny Tousignant, Produser dari New York Indonesia Fashion Week, pemilihan venue tersebut untuk menarik minat audience untuk melirik karya-karya desainer yang memamerkan koleksi terbarunya di ajang itu.

“Bisa dibilang hal itu menjadi pembeda dari event sebelumnya. Selain juga NYIFW yang diadakan pada Februari 2022 ini akan melibatkan lebih banyak desainer,” tuturnya kepada KABARI.

Total ada sekitar 16 desainer yang akan berpartisipasi dalam pagelaran busana ini. Sebetulnya, kata Vanny, banyak desainer yang ingin bergabung tetapi pihaknya harus mengkurasi semua sebelum akhirnya memilih 16 desainer saja yang akan terlibat.

Di New York Indonesia Fashion Week, para desainer diberikan kebebasan untuk membawa apa yang menjadi misinya melalui desain dan koleksinya asalkan tidak membawa koleksi baju swim wear, karena NYIFW fokus untuk ready to wear dan cocktail dress selain juga membuka pintu untuk couture designers.

Selain kebebasan desainer untuk membawa karyanya, New York Indonesia Fashion Week juga menghadirkan Hijab Fashion Show. Hijab Fashion Show menghadirkan lima desainer dari Indonesia yang akan meluncurkan desain terbarunya. Kemudian juga menampilkan desainer ready to wear, dari Amerika, Berlin dan Indonesia, dan ditutup dengan Couture dan Culture Desainer dari Belgium, India dan Indonesia.

Vanny berharap dengan adanya event NYIFW nama Indonesia semakin diperhitungkan di dunia fashion internasional, khususnya di AS dan dapat memasarkan baju yang dibawa desainer Indonesia ke New York.

“New York Indonesia Fashion Week juga diharapkan dapat membantu perekonomian para desainer dan pelaku UMKM Indonesia dalam memasarkan hasil kreasinya dan juga sebagai jembatan antara desainer Indonesia dengan pembeli internasional yang berada di Amerika khususnya,” pungkas diaspora Indonesia yang sudah tinggal di AS selama 30 tahun ini.