Sri Sultan Hamengku Buwono Ke X jengkel karena Yogya yang identik dengan kota yang santun menjadi ajang keributan gang etnis tertentu. Sultan meminta agar para perantau yang ada di Yogyakarta itu agar menjaga kesantunan, menjunjung kedamaian, sikap yang sudah dilakukan oleh masyarakat setempat.

Juga Sultan menghimbau kepada para perantau di Yogya, baik pelajar atau pekerja, agar bisa berbaur dengan masyarakat sekitar di mana mereka tinggal. Jangan hanya bergaul dengan etnisnya saja dan kurang berinteraksi, sehingga akhirnya memunculkan solidaritas internal etnis yang tinggi.

Juga menyangkut asrama etnis, Sultan menghimbau kepada Bupati dan Walikota Yogya untuk mempersulit izin pembangunan asrama etnis. Menurut Sultan, asrama etnis kadang menjadi sumber terjadinya konflik, karena penghuni etnis cenderung tidak bergaul dengan masyarakat sekitar.

“Mahasiswa dari Batak, Papua, NTT dan luar Pulau Jawa lainnya, janganlah menjadi orang Jawa, karena kalian bukan orang Jawa. Tapi, jadilah mahasiswa Batak, Papua, NTT yang baik,” kata Sultan di Yogya kepada wartawan, Rabu (27/3/2013). (Buyung Zulfiar)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?54250

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________

Supported by :