KabariNews – Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, pasar properti di  Surabaya diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Contohnya untuk subsetor perkantoran, Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers International mengatakan  selama tahun 2014 pertumbuhan komulatif untuk bangunan perkantoran di Surabaya mencapai 291 ribu meter persegi

“DI Tahun 2015 nanti ekspektasi pertumbuhan untuk perkantoran di Surabaya mencapai 500 ribu meter persegi. Itu artinya kebutuhan akan perkantoran di kota ini akan mencapai 800 ribu meter persegi dan tumbuh sekitar 200 %. Delapan dari 19 bangunan perkantoran sedang dalam tahap pembangunan dan akan selasai antara tahun 2015-2017” kata Ferry, (13/1), di Jakarta

Pengembangan kawasan perkantoran mengalami pergeseran yang sebelumnya hanya terkonsentrasi pada Surabaya Pusat. Kini, pertumbuhan di subsektor perkantoran diiproyeksikan akan berkembang menyebar di wilayah timur, barat dan selatan Surabaya.

 

 

Di wilayah barat, pembangunan bangunan kantor akan terus berlanjut, terutama di HR Mahmud – Darmo, sedangkan di wilayah selatan pembangunan akan terkonsentrasi di wilayah Mayjen Sungkono – A Yani koridor. Wilayah ini akan ada empat bangunan perkantoran dan  berkontrubisi sebesar 29 persen dari kebutuhan wilayah perkantoran selama 2015-2018

“Pengembangan perkantoran di ketiga wilayah tersebut merupakan bagian dari komponen pembangunan properti multifungsi. Selain perkantoran terdapat juga apartemen dan pusat belanja. Ini dilakukan untuk menarik densitas populasi sekaligus menghidupkan kegiatan bisnis dalam satu area”kata Ferry.

Untuk pertumbuhan apartemen diproyeksikan juga akan meningkat Walaupun jumlah unitnya tidak sebanyak di Jakarta, namun proyeksi di tahun-tahun depan, pertumbuhan apartemen di Surabaya akan bertambah. Pertumbuhan untuk apartemen begitu tinggi yakni 142 persen. Pasokan pada 2015 hingga 2018 mendatang sebanyak 25.844 unit yang berasal dari 27 proyek.

Surabaya bagian timur akan mendapatkan porsi yang besar dari pertambahan unit apartemen, kemudian juga wilayah Surabaya bagian barat. Di wilayah timur, proyek apartemen akan menyasar ke wilayah yang dekat dengan universitas-universitas dan MERR (Middle East Ring Road). Surabaya Barat akan terkonsenrasi di Pakuwon Indah, HR Muhammad, dan Mayjen Sungkono.

 

 

Akhir tahun 2014, Puncak Grup berkontribusi besar terhadap penambahan unit apartemen di Surabaya, di tempat kedua adalah Pakuwon Grup. Dan di tahun 2018, diproyeksikan komposisi dari developer yang aktif tetap dipegang oleh tiga pemain besar, yaitu Puncak Grup, Pakuwon Grup, dan Gunawangsa Grup.

Untuk subsektor perhotelan, Ferry mengatakan selama tahun 2014 ada lima hotel bintang tiga dengan 724 kamar. Jika ditotal, dengan penambahan klima hotel tersebut, total kamar di Surabaya mencapai 7865 pada Desember 2014. Jumlah tersebut akan berubah seiring pesatnya pengembangan hotel baru akibat tingginya permintaan terkait bisnis MICE (meeting, incentives, convention and exhibition), dan turis domestik.

Hingga 2017 mendatang terdapat 7.242 kamar dari 36 hotel baru yang didominasi kelas bintang tiga sebesar 51 persen. Sementara bintang 4 sebanyak 41 persen dan bintang lima sebanyak 5 persen. (1009)