DEPUTI MENTERI SULLIVAN: Baiklah, selamat pagi, semuanya, dan terima kasih telah hadir di sini. Sangat menyenangkan melihat wajah-wajah yang saya kenal di ruangan ini. Ini adalah pertemuan menteri yang sangat penting dalam meningkatkan perilaku negara yang bertanggung jawab di dunia maya, dan saya terutama ingin berterima kasih kepada tuan rumah kita, Belanda dan Australia, dan para panelis kita yang terhormat, menteri luar negeri dari kedua negara, karena telah berada di sini. Ini merupakan kehormatan luar biasa dapat bergabung hari ini bersama negara-negara anggota yang memiliki komitmen yang sama dengan kami untuk tujuan stabilitas siber secara global. Kami berterima kasih atas dukungan untuk acara ini dan pernyataan bersama yang kami harapkan akan dikeluarkan pada akhir kegiatan.

Pada abad ke 21, semua aspek kehidupan terhubung melalui internet, membuat keamanan dunia maya penting guna melindungi properti kita, keluarga kita, dan cara hidup kita. Membina perilaku bertanggung jawab negara di dunia maya sekarang merupakan bagian integral dari menjaga kedamaian dan keamanan internasional.

Ini adalah tantangan yang tidak boleh diserahkan kepada para ahli teknis saja. Ya, pertahanan jaringan yang lebih baik dapat membuat sistem kita lebih aman, namun keamanan di dunia maya membutuhkan keterlibatan internasional yang luas. Diplomasi adalah alat yang senantiasa telah digunakan dalam masyarakat internasional untuk menetapkan ekspektasi bagaimana negara-negara sebaiknya berperilaku. Kita harus menerapkan pendekatan ini dalam diskusi kita tentang dunia maya. Masalah ini membutuhkan perhatian yang berkelanjutan dari para menteri dan diplomat senior lainnya. Itulah sebabnya kami mengadakan acara tingkat tinggi untuk masalah ini di New York satu tahun yang lalu, dan itulah sebabnya pertemuan hari ini sangatlah penting.

Taruhannya semakin tinggi ketika lebih banyak pemerintah mengembangkan program dunia maya yang ofensif dan seperti yang kita lihat insiden dunia maya yang semakin sering dan parah. Di tahun 2017, kita menyaksikan serangan dunia maya WannaCry dan NotPetya yang ceroboh dan tidak terkendali — keduanya dilakukan oleh negara – yang menyebabkan kerusakan milyaran dolar di seluruh Eropa, Asia, dan Amerika. Sudah jelas negara-negara semakin mengerahkan kemampuan yang lebih canggih yang mengancam keamanan dunia maya kita.

Kita sebagai komunitas internasional harus bersatu untuk mengutamakan dan membuat standar universal yang mapan untuk perilaku negara di dunia maya dan meminta pertanggungjawaban bagi mereka yang melanggarnya.

Hari ini kita bertemu pada hari pertama pekan tingkat tinggi Majelis Umum karena Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah tempat di mana kita telah membuat kemajuan besar dalam membangun konsensus seputar perilaku bertanggung jawab negara di dunia maya. Di sini juga tempat kita berharap untuk melihat pekerjaan yang signifikan mengenai topik ini terungkap selama dua tahun ke depan.

Pesan saya hari ini ada dua: Pertama, Amerika Serikat siap untuk bekerja sama dengan semua anggota PBB untuk melindungi manfaat luar biasa dari dunia maya; dan kedua, kita harus melipatgandakan upaya kita – dan tidak hanya di New York atau di Jenewa – untuk menciptakan akuntabilitas atas tindakan negara di dunia maya.

Semua pemerintahan di sini hari ini berbagi visi yang luas dan umum tentang persyaratan untuk menjaga kedamaian, keamanan, dan stabilitas di dunia maya. Kami telah menempa visi ini lebih dari satu dekade melalui negosiasi di PBB dan di badan-badan regional, melalui keterlibatan kami sehari-hari bersama yang lain, dan melalui berbagi informasi, koordinasi pesan, dan tindakan bersama lainnya untuk mencegah, melakukan mitigasi, dan menanggapi insiden dunia maya yang signifikan.

Hampir tepat setahun yang lalu, Amerika Serikat menegaskan komitmen kami terhadap visi dalam Strategi Siber Nasional kami. Kami bangga akan strategi ini, dan pertemuan hari ini adalah cara yang tepat bagi kami untuk memperingati hari jadi tersebut. Tahun lalu, kami telah mengambil langkah-langkah domestik untuk melindungi rantai pasokan kami, memperkuat tenaga kerja keamanan siber kami, dan meningkatkan pertahanan jaringan. Departemen Luar Negeri memimpin dalam melaksanakan banyak elemen internasional dalam strategi, yang berhubungan langsung dengan tugas kita di sini di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pilar III Strategi Siber Nasional dinamakan “Pertahankan Kedamaian melalui Kekuatan.” Ini membuat Amerika Serikat berkomitmen untuk “mempromosikan kerangka kerja untuk perilaku bertanggung jawab negara di dunia maya yang dibangun di atas hukum internasional, kepatuhan kepada norma sukarela yang tidak mengikat dari perilaku negara yang berlaku selama masa damai, dan pertimbangan tindakan membangun kepercayaan praktis untuk mengurangi risiko konflik.”

Konsensus Internasional yang luas mengenai tiga elemen ini – hukum internasional, norma masa damai – dan langkah-langkah membangun kepercayaan – adalah pencapaian utama dari diplomasi siber dalam dekade terakhir.  Laporan konsensus Kelompok Ahli Pemerintah 2010, 2013, dan 2015 menyajikan elemen-elemen kerangka kerja ini.  Sidang Umum PBB melalui resolusi tahun 2015, 2016, dan 2018, menegaskan kembali bahwa semua negara harus mengikuti rekomendasi laporan. Strategi Siber Nasional kami membuat Amerika Serikat berkomitmen untuk melestarikan dan membangun prestasi ini bahkan ketika negara-negara tertentu tampaknya siap untuk merusaknya.

Kami percaya bahwa ini saatnya memprioritaskan universalisasi dan implementasi Kerangka Kerja untuk Perilaku Bertanggung Jawab Negara, karena hal itu adalah kepentingan semua negara. Itulah sebabnya pengembangan kapasitas dunia maya membentuk elemen integral dari Strategi Siber Nasional kami, dan saya tahu banyak dari mitra kami di sini secara khusus berkomitmen untuk hal ini. Di dunia kita yang saling terhubung, kita hanya sekuat hubungan terlemah kita. Kita harus bekerja untuk memastikan bahwa negara-negara yang ingin bertindak secara bertanggung jawab di dunia maya memiliki cara untuk melakukannya, yang mencakup melindungi jaringan mereka dari pelaku negara jahat dan non negara. Untuk tujuan ini, sejak 2014, Departemen Luar Negeri sendiri telah berinvestasi lebih dari 70 juta dolar AS untuk membangun kapasitas siber dan memperkuat perlawanan melawan kejahatan siber.

Prioritas yang baru saja saya jelaskan akan memandu strategi kami dalam negosiasi PBB yang akan datang tentang masalah keamanan internasional di dunia maya. Selama dua tahun ke depan, kami akan terlibat dalam tidak hanya satu tetapi dua proses negosiasi: Kelompok Ahli Pemerintah PBB lainnya dan Kelompok Kerja Terbuka Baru. Beberapa berharap bahwa proses pararel ini akan menciptakan ketegangan. Kami di Amerika Serikat, di sisi lain, memandangnya sebagai peluang, asalkan kita dapat mempertahankan garis terhadap upaya untuk menulis kembali konsensus masa lalu kita yang dicapai di sini.

Kami akan menanti Duta Besar Patriota dari Brazil dan Duta Besar Lauber dari Swiss menyaring pedoman penting bagi negara dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan kapasitas secara keseluruhan. Harapan kami adalah untuk mencapai konsensus di kedua lokasi, dan kami siap untuk bekerja dengan semua negara yang berniat baik untuk mencapai tujuan ini.

Ketika kita melakukan upaya bersama untuk mencapai keberhasilan dalam negosiasi, kita juga tidak boleh kehilangan pandangan akan apa yang paling penting bagi rakyat kita: keselamatan dan keamanan dari aktivitas siber yang berbahaya. Untuk mencapai ini, kita perlu semua negara tidak hanya untuk mengadopsi Kerangka Kerja bagi Perilaku Bertanggung Jawab Negara, tetapi yang terpenting untuk mematuhinya.

Sedihnya, rekor itu beragam dalam beberapa tahun terakhir. Kami telah melihat serangan siber pada infrastruktur penting, seperti contoh NotPetya 2017 yang telah saya sampaikan sebelumnya; campur tangan pada pemilu yang dimungkinkan secara siber di sejumlah negara; dan pencurian rahasia dagang yang disponsori negara untuk keuntungan komersial. Sementara kita harus bangga dengan upaya kita untuk mengidentifikasi norma-norma yang tidak mengikat untuk perilaku bertanggung jawab negara selama dekade terakhir, kita belum membangun mekanisme untuk meminta pertangungjawaban – meminta pertanggungjawaban negara-negara yang melanggar norma-norma tersebut.

Kita perlu bekerja bersama untuk melakukan ini sekarang.

Kita membutuhkan negara-negara yang bertanggung jawab untuk berdiri bersama melawan perusakan, pengganggu, pengacau, aktivitas jahat siber yang dilakukan negara selama masa damai. Kita harus bekerja bersama untuk memastikan ada konsekuensi bagi perilaku buruk di dunia maya, memanfaatkan semua elemen kekuatan nasional, bukan hanya kemampuan dunia maya. Kita perlu untuk membangun kerja sama di antara negara-negara yang bertanggung jawab untuk memberikan konsekuensi yang sesuai dan sejalan dengan hukum internasional.

Kita didorong untuk melihat semakin banyak pemerintah yang bekerja sama untuk melawan aktivitas kejahatan siber. Dari insiden WannaCry hingga APT10 Cloud Hopper, semakin banyak negara yang menghubungkan serangan siber atau mengeluarkan pernyataan dukungan bagi negara-negara yang melakukan atribusi. Tetapi kita perlu berbuat lebih banyak.

Hari ini, 26 negara, termasuk Amerika Serikat, telah menandatangani Pernyataan Bersama tentang Meningkatkan Perilaku Negara yang Bertanggung Jawab di Dunia Maya, dan kita mengimbau negara-negara lain untuk bergabung bersama kita. Kita berharap negara yang belum menandatangani akan melakukannya hari ini. Pernyataan ini mencerminkan komitmen bersama untuk bekerja sama untuk terus memajukan kerangka kerja untukperilaku negara yang bertanggung jawab, termasuk melalui negosiasi PBB yang akan datang, dan untuk bekerja sama memastikan akuntabilitas bagi kepatuhan terhadap kerangka kerja itu.

Terima kasih sekali lagi untuk kehormatan dan kesempatan istimewa berbicara dengan Anda hari ini. Kita memiliki peluang luar biasa di depan kita untuk memajukan kedamaian, keamanan, dan kemakmuran di tahun-tahun mendatang. Dan sekarang kehormatan bagi saya untuk memperkenalkan kolega saya yang terhormat, Menteri Luar Negeri, Stef Blok, dari Kerajaan Belanda. Stef.