Semasa kuliah dulu, Ellen, ia biasa disapa, melihat masih kurangnya minat perempuan menekuni bidang teknik. Tapi, begitu memutuskan, pantang baginya surut langkah. Ia tekun belajar hingga membuahkan hasil yang manis. Kini Prof. Dr Ir Ellen J Kumaat, MSc, DEA menjadi ahli teknik struktur dan Guru Besar Fakultas Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Manado, Sulawesi Utara.

Dua cita-cita yang sempat menari-nari di benaknya selulus SMU: Jadi dokter atau insinyur. Kebetulan, dua jurusan ini yang menonjol di UNSRAT di kota tempat tinggalnya. Putri kedua dari dua bersaudara pasangan Nyong Kumaat dan Marlina Sumendap ini pun memilih cita-citanya yang kedua. Alasannya sederhana, kalau ia kuliah kedokteran, berarti harus kuat menghafal. Berapa juta nama-nama Latin dan istilah kedokteran yang njlimet itu mesti disimpan di memorinya. Akhirnya ia pun mendaftarkan diri ke Fakultas Teknik. Pertimbangan lainnya, Fakultas Kedokteran lebih diminati perempuan dari pada Fakultas Teknik yang kala itu seolah ‘dikuasai’ kaum hawa. Berarti, ia akan menghadapi saingan masuk kuliah berkurang.

“Saya suka menekuni bidang yang lebih memakai logika dari pada hafalan. Itulah sebabnya saya memilih Fakultas Teknik Sipil,” ujar perempuan kelahiran Manado, 9 Juli 1960 itu dengan tertawa riang. “Di fakultas ini saya menekuni bidang struktur high performance concrete. Meski jumlah mahasiswi minoritas, saya tetap menikmati masa perkuliahan.”

Mata kuliah program Strata 1 dengan mulus dilaluinya hingga diwisuda menjadi insinyur pada 1984. Melihat kualitas dirinya, begitu lulus, almamaternya mengajaknya ikut memperkuat jajaran pengajar di universitas negeri di Sulawesi Utara itu. Kebetulan waktu itu tenaga dosen masih sangat sedikit. Itulah awalnya penggemar membaca ini mulai mengenal dan jatuh cinta pada dunia pendidikan.

“Saya bahagia bila menerangkan ke mahasiswa rumus-rumus teknik yang rumit dengan bahasa yang mudah dicerna dan mereka paham. Bahagianya seorang dosen, tatkala mahasiswanya bisa mengerti mata kuliah yang diberikan. Untuk itu, menjadi dosen tidak boleh mengenal istilah ‘pensiun’ belajar. Ia harus terus menerus memperbaharui dan memperkaya ilmu pengetahuan agar siap menjawab pertanyaan mahasiswa dan juga mengikuti perkembangan teknologi di dunia internasional,” ujarnya lagi.

Teknik Struktur Yang Menarik

Ellen mendalami bidang Teknik Struktur atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah high performance concrete. Sebagai seorang dosen, ia dituntut untuk lebih menekuni kedalaman bidang ilmunya. Untuk itu ia kuliah lagi dengan menempuh program Magister atau Strata 2 di Institut Teknologi Bandung (ITB), lalu lulus dan meraih gelar MSc pada 1988. Ia kemudian belajar juga ke luar negeri, yaitu di INSA, Touluse, Perancis. Untuk itu ia kuliah Strata2 juga pada 1994 dan berhak membubuhkan gelar DEA di belakang namanya.
Apa menariknya menjadi dosen? “Wah, banyak sekali hal menarik yang saya temui semasa sekian puluh tahun mengajar. Di antaranya, membuka peluang baginya untuk berbagi ilmu dengan banyak orang, baik di dalam negeri hingga misalnya, menjadi dosen tamu di sebuah lembaga pendidikan di Jepang. Ini memberi kebahagiaan tersendiri, karena setidaknya sebagai bangsa Indonesia, kita dipertaruhkan pula oleh bangsa lain,” ujar Ellen lagi.

Selain suka, tentu ada pula hal yang tak urung menyebabkan dahi Ellen berkerut atau memaksanya mengelus dada. Dengan terus terang ia mengatakan, ada juga oknum mahasiswa yang coba-coba menyogoknya untuk diberi kemudahan saat ujian dan diluluskan. Begitu, niatnya. Bahkan beberapa kali mahasiswa menyisipkan amplop berisi uang saat menyerahkan proposal tugasnya. Ia tahu persis misi mahasiswa seperti ini, lalu langsung ditolaknya. Sebagai dosen, ia tak mau ‘dibeli’ dengan imbalan uang lalu mengubah nilai mereka yang rendah menjadi A, misalnya.

Ellen dan suaminya, Prof Dr Hieryco Manalip, MSc, DEA, sama-sama menggeluti bidang yang sama. Berbakti kepada negeri dengan mejadi pendidik. Mereka bertemu di kampus yang sama, dan keduanya punya komitmen serupa, yakni membangun pendidikan yang bermutu. Guru Besar dalam Ilmu Struktur Beton dengan kekhususan Beton Mutu Tinggi di Fakultas Teknik Unsrat sejak 2004 ini, jelas tersinggung dengan ulah mahasiswa yang mengecilkan harga dirinya itu.

Terlepas dari itu, secara keseluruhan, Ellen sangat mencintai dunia pendidikan. Waktunya sehari-hari diberikannya untuk kegiatan akademisi di kampus. Di luar itu, tidak ada kegiatan lain yang menyita perhatiannya. Tidak mengherankan, jika pada usia baru 34 tahun ia berhasil meraih gelar Doktor di Perancis untuk bidang Teknik Struktur, serta banyak menulis karya ilmiah yang didasari dari kegiatan penelitiannya. Sekitar 53 karya ilmiahnya telah dipublikasikan di banyak negara, seperti di Perancis, Jepang, Norwegia dan sebagainya.

Melahirkan Mahasiswa Yang Tangguh

Pengabdian Ellen di dunia pendidikan tak luput dari perhatian banyak kalangan. Terbukti pada 1995, ia terpilih menjadi Dosen Teladan I Fakultas Teknik Unsrat, lalu pada tahun yang sama menjadi Dosen Teladan I Tingkat Universitas dan di tingkat nasional pun ia tampil sebagai Dosen Teladan Tingkat Nasional. Di dunia internasional, misalnya di Perancis, ia meraih penghargaan elite dari pemerintah Perancis, yaitu Mahar Achutzenberber Prize. Penghargaan yang cukup bergengsi.

Ellen Kumaat bersama sang suami, Hieryco Manalip, sama-sama penuh minat ingin mewujudkan lingkungan pendidikan yang bermutu, utamanya di Universitas Sam Ratulangi. Seperti halnya mendidik kedua anak mereka yang telah dewasa, -Teguh Andrew Ivan Manalip, Beng, MEM, master lulusan Teknik Elektro di Australia maupun Christine Virgin Manalip, mahasiswi Fakultas Kedokteran di Australia juga— Ellen mengedepankan kedisiplinan, kemandirian kepada mahasiswanya.

Yang diharapkan benar oleh peraih penghargaan Satyalencana Karya Satya X Tahun (2005) ini, kelak para mahasiswanya dapat terbentuk menjadi insan yang berdaya juang tinggi, ulet, tekun dan cerdas. Pada waktunya kelak, mereka akan siap memasuki dunia kerja. Baik bila mereka bekerja di perusahaan orang lain atau membuka lapangan kerja sendiri. Tentunya pilihan yang kedua menjadi sangat bagus, utamanya bagi individu yang punya daya juang yang tinggi.

Ditambahkan Ellen, ia merasa sangat bahagia melihat perkembangan di dunia pendidikan saat ini, yakni perempuan tak canggung lagi menerjuni dunia teknologi. Ia berharap, kelak semakin banyak perempuan menjadi profesor di bidang teknik sipil bidang struktur. Dengan demikian, Indonesia akan semakin maju dalam bidang teknologi yang bisa memberi banyak manfaat dan kebaikan bagi masyarakat luas. (1003)

Untuk share  artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?53560

Untuk melihat artikel Profil lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :