Di balik seragam prajurit TNI AD yang gagah, tersemat kisah inspiratif seorang Sahat Maruli Tua Sihite.

Dengan keinginan yang teguh dan perjuangan tak kenal lelah, Sahat mampu mengubah takdirnya dari seorang penyadap karet menjadi salah satu dari 116 prajurit TNI AD yang dilantik di Rindam II/Swj.

Kisahnya menjadi sorotan saat Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra P, S.T., M.M., mengungkapkan perjuangan dan pencapaiannya dalam rilis pada Jumat, 15 Maret 2024.

Dalam upacara pelantikan, Sahat Maruli bersama rekan-rekannya mengikuti prosesi dengan pangkat Prajurit Dua (Prada), sebuah pencapaian gemilang bagi seorang pemuda dengan latar belakang ekonomi yang terbatas.

Dari pernyataan Kapendam, tergambar jelas bahwa keberhasilan Sahat Maruli telah menginspirasi banyak orang. Dari keluarga petani dan ibu rumah tangga, Sahat membuktikan bahwa impian setinggi langit bisa diwujudkan, meski dalam kondisi ekonomi yang berat. Tanpa harus mengeluarkan biaya, Sahat memperlihatkan bahwa dengan tekad dan usaha yang sungguh-sungguh, segalanya mungkin terwujud.

Saat ditemui usai upacara, Sahat terlihat bangga duduk di samping kedua orang tuanya. Dia menceritakan bagaimana cita-citanya menjadi seorang prajurit telah mewarnai perjalanan hidupnya sejak kecil.

Dengan tekun berlatih fisik dan memperdalam pengetahuan melalui berbagai sumber, termasuk YouTube, media sosial, dan perpustakaan kota, Sahat mempersiapkan dirinya untuk meraih impian tersebut.

Namun, perjalanan Sahat tidaklah mudah. Sebelum sukses meraih pangkat Prada, ia harus menelan pahitnya kegagalan dua kali dalam seleksi Bintara dan Tamtama TNI AD. Namun, kegagalan tersebut tidak menghentikan langkahnya. Dengan semangat dan tekad yang kuat, Sahat terus melangkah maju.

Sang ayah, Jasmer Sihite, pun turut membagikan perasaannya. Ia menceritakan bagaimana keinginan teguh anaknya telah memotivasi dan menggerakkan langkah-langkah Sahat menuju cita-cita. Dukungan penuh dari orang tua, tanpa unsur materi atau nepotisme, menjadi landasan kuat bagi perjalanan Sahat menuju mimpi tersebut.

Sebagai orang tua, Jasmer berharap Sahat dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga, bangsa, dan negara Indonesia.

“Semoga anak saya ini anak yang membanggakan orang tua, yang dapat mengharumkan bangsa dan negara kita Indonesia,” tutup dia.

Kisah perjuangan Sahat Maruli Tua Sihite bukan sekadar cerita tentang keberhasilan pribadi, namun juga sebuah inspirasi bagi siapa pun yang tengah berjuang meraih mimpi mereka, bahwa dengan keyakinan, tekad, dan usaha keras, segalanya mungkin terwujud.

Sumber foto: tniad.mil.id

Baca juga: