Seringnya masyarakat Indonesia mengkonsumsi jamu sebagai obat, membuat Kementerian Kesehatan terus meneliti khasiat dan efek jamu. Kepala Litbang Kemenkes Trihono mengatakan, pihaknya kini sedang meneliti empat jenis ramuan; ramuan untuk Hipertensi (darah tinggi), Hiperurisemia (asam urat), Hyperinsulinemia (kelebihan gula darah), dan Hiperkolesterol (kelebihan kolesterol). Dia menyebutkan, saintifikasi jamu akan dilakukan bertahap karena banyak sekali jenisnya. ”Tahun ini ada empat, kalau itu selesai, tahun depan akan diteliti empat lagi,” ungkap Trihono mengutip Antara.

Hal paling mendasar dalam saintifikasi jamu adalah pencatatan medis yang cermat, tepat, dan menggunakan formula yang sama yang telah disepakati. Saintifikasi jamu sangat diperlukan agar manfaat dan aspek keamanan berbagai obat tradisional asli Indonesia bisa dibuktikan secara ilmiah. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa 59,29% dari populasi di 33 provinsi di Indonesia pernah meminum jamu.

Adapun 93,76% responden menyatakan bahwa meminum jamu memberikan manfaat bagi tubuh. Anggota Komisi IX DPR Verna Gladies mengatakan, pemberdayaan obat tradisional melalui saintifikasi jamu diharapkan menjadi komitmen berkelanjutan dari Kementerian Kesehatan. ”Karena kita tidak menikmati hasilnya dalam waktu dekat, saintifikasi jamu harus berkelanjutan,” ujar Verna.



Diyakini sebagian besar masyarakat berkhasiat dan menyembuhkan


Jamu di Indonesia sangat akrab. Bahkan jamu diyakini sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menyembuhkan banyak penyakit. Mulai dari yang remeh hingga penyakit serius, seperti hipertensi , gula darah dan lain-lain. Bahkan beberapa jamu mengklaim bahwa ramuannya menyembuhkan berbagai macam penyakit.


Jamu Mahkota Dewa, misalnya. Jamu yang memakai bahan dasar tanaman Mahkota Dewa (phaleria macrocarpa fructus) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini diyakini bermanfaat dalam mengobati berbagai penyakit misalnya asam urat, tekanan darah tinggi, lever, alergi, ginjal, penyakit kulit dan juga dapat meningkatkan stamina serta sebagai terapi suportif pada penyakit kanker.

Jamu juga banyak dipakai orang Indonesia untuk melangsingkan tubuh. Beberapa tanaman obat yang pernah digunakan untuk menurunkan bobot badan, antara lain buah matang Mengkudu (Morinda citrifolia), buah matang Nanas (Ananas comosus), daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), buah Delima (Punica granatum), Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum).


Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benua Amerika dan dibawa ke Pulau Jawa oleh orang Portugis ini diyakini efektif melangsingkan tubuh. Produk pelangsing ini juga tengah diteliti khasiatnya oleh Kementerian Kesehatan.


Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak, menguruskan dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk obat diare dan batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat penyakit lepra dan herpes.


Secara empiris, beberapa tanaman obat yang pernah digunakan untuk menurunkan bobot badan, antara lain buah matang mengkudu (Morinda citrifolia), buah matang nanas (Ananas comosus), daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), buah delima (Punica granatum), rimpang temu giring (Curcuma heyneana), rimpang bangle (Zingiber purpureum).


Saat ini, salah satu obat tradisional pelangsing yang paling banyak dikonsumsi masyarakat adalah jamu galian singset. Dari ramuan jamu galian singset itu, ditemukan bahwa daun jati belanda merupakan komponen yang selalu ada.  Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh di sepanjang jalan, meski di banyak tempat, dia juga tumbuh sebagai tanaman liar.



Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36604


Untuk melihat artikel Kesehatan lainnya, Klik di sini.


Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini


____________________________________________________

Supported by :