KabariNews – Setelah absen selama 6 tahun, Starvision memutuskan hadir dengan karya drama horor Sajen, Sukses film-film impor jenis ini karena kekuatan cerita dan eksekusinya, berhasil mengajak penonton 1 bioskop terkoneksi dalam ketegangan dan teriakan bersama, bahkan saling menenangkan, sensasi menonton luar biasa ini, adalah salah satu tantangan untuk Sajen. 

Menggandeng penulis skenario muda dan berbakat Haqi Achmad, Chand Parwez Servia selaku produser mengatakan, “Akhirnya saya tanya kesediaan untuk menulis skenario horor pertamanya. Premisnya adalah mengangkat latar belakang berbagai urband legend tentang hantu-hantu di sekolah. Melalui beberapa kali brainstorming akhirnya tersusun cerita tentang isu bullying yang bukan sekedar fisik lagi tapi justru psikis, dengan dampak kehancuran mental yang menyebabkan bunuh diri, “ ujar Parwez saat konferensi pers pemutaran film Sajen di kawasan Jakarta selatan.

Parwez menambahkan, “Pengalaman masa kecil saya tinggal di rumah yang dekat dengan  eksekutif tempat eksekusi tentara Jepang, cukup menyeramkan dengan berbagai gangguan suara dan penampakan. Membuat kami sekeluarga setiap malam Jumat berdoa bersama ke setiap ruangan dengan menambahkan sajen bakar kemenyan, terlebih di sudut-sudut yang seringkali dingin karena tidak terpakai, kombinasi sajen kemenyan dan doa ini, relatif biasa dalam keluarga saya, “ imbuhnya. 

Film ini mengangkat hal yang kerap terjadi dalam keseharian. Bercerita tentang SMA  Pelita Bangsa yang standar nilainya sangat tinggi, tetapi di usianya ke-13 sudah 3 siswa bunuh diri. Mereka diberi penghormatan dengan sajen. Ketika Alanda (Amanda Manopo) sebagai korban ke-4 tidak diberi sajen, ditambah ibunya tidak ikhlas dengan kematian anaknya, maka teror datang!

Pengalaman ini akhirnya kita lengkapi dengan riset tentang ritual sajen yang punya arti yang berbeda-beda, tetapi umumnya adalah penghormatan terhadap arwah yang telah mendahului kita.

Hal senada juga dikatakan oleh sutradara Hanny R Saputra, “Sajen adalah salah satu tradisi bangsa Indonesia, yang tujuan ritual ini untuk menjaga keharmonisan dengan alam semesta yang di dalamnya termasuk menjaga keharmonisan dengan penghuni suatu tempat, dengan memberi sesaji diharapkan si penghuni tidak mengganggu kehidupan si pemberi sesaji, “ katanya.

Bullying adalah tindakan menyakiti secara mental atau fisik yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok dimana tindakan itu dapat membuat korban menjadi sakit hati, depresi, bunuh diri bahkan meninggal dunia.

Film Sajen  mengangkat persoalan bullying dalam setting masyarakat Indonesia modern, menceritakan bagaimana sakit dan pedihnya korban bullying itu, di mana penonton diajak memasuki psikologi korban saat di bully, mengalami depresi berat sampai meninggal bahkan sampai menjadi arwah.

Kematian adalah tabir yang membuka misteri dari tindakan bullying di mana si pelaku maupun korbannya berhadapan dengan dirinya sendiri. Saksikan film Sajen, teror datang di bioskop mulai tanggal 3 Mei 2018.