Perkembangan teknologi informasi jejaring sosial seperti
Facebook rupanya menjadi perhatian serius Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Sehingga dia memandang perlu mengingatkan semua negara anggota ASEAN untuk
waspada menghadapi tren baru tersebut.

Presiden SBY mengatakan, pada abad ke 21 ini, dunia dihadapkan kekuatan
frekuensi dan kontak antara warga negara lewat televisi kabel, E-mail, Twitter,
dan Facebook, jauh melebihi kontak resmi antara pejabat pemerintah.

“Untuk pertama kalinya, kenyataan ini kontras dengan apa yang terjadi pada
empat dekade lalu,” kata SBY saat berbicara di depan ratusan delegasi pada
pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN, ASEAN Ministers’ Meeting (AMM) ke-44 di Nusa
Dua, Bali, Selasa (19/7/)
seperti diberitakan Antara.

Bagaimana jutaan orang terlibat dalam kontak melebihi batas antar negara
sehingga hal itu bisa memberikan manfaat dan kesempatan. Jika dilihat dalam
konteks hubungan bilateral antara negara, maka hal itu akan terikat menjadi isu
dan masalah.

SBY juga menyadari bagaimana pengguna jejaring sosial Facebook di Indonesia
termasuk terbesar di dunia, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
“Indonesia yang kedua terbesar di dunia untuk Facebook dan terbesar ketiga
untuk Twitter. Indonesia memahami tren baru ini,” katanya.

Menurutnya, pemerintah manapun di dunia ini, tidak ada yang memiliki jawaban
untuk kekuatan tren dunia maya ini. ASEAN juga harus masuk ke dalam dan segera
melakukan aksi nyata untuk mengelola tren baru itu untuk kepentingan
masyarakatnya.

“Kita harus kreatif dan tetap berpikiran terbuka memanfaatkan teknologi
untuk meningkatkan kualitas hidup, mempromosikan antar warga dan membangun
kerjasama antarnegara, khususnya di kawasan ASEAN,” katanya menegaskan.

Meski demikian, dia tetap mempercayai bahwa salah satu tugas besar ASEAN adalah
terletak pada kekuatan orang-orang dalam membangun kerjasama diplomatik.

“Kita semua sepakat bahwa abad 21 ini, ASEAN menjadi dinamis dan relevan,
harus berpusat pada masyarakat dan orang-orang yang didorong pemanfaatan
teknologi,” tegasnya lagi.

Ia juga meminta kepada seluruh negara ASEAN agar memanfaatkan jejaring sosial
dengan baik untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dengan kekuatan
pemikiran yang terbuka untuk kemajuan bersama.

Hillary akan hadir

Sementara
itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dijadwalkan akan tiba di Indonesia ,
Kamis (21/7) ini. Hillary akan hadiri forum yang sama di Nusa Dua Bali.Mantan
ibu negara AS itu pun didesak untuk membahas akuntabilitas militer RI atas
pelanggaran-pelanggaran selama kunjungannya itu.Desakan tersebut disampaikan organisasi HAM, Human Rights Watch
(HRW) yang berbasis di New York, AS.

“Hubungan militer AS yang lebih erat dengan Indonesia merupakan hadiah
atas membaiknya perilaku tentara-tentara Indonesia, namun satu tahun setelahnya
kejahatan-kejahatan oleh militer tetap belum dihukum,” kata wakil direktur
Asia HRW Elaine Pearson dalam rilis persnya.

Tahun 2010 lalu, AS mencabut larangan kontak militer AS dengan Komando Pasukan
Khusus (Kopassus) yang telah berlangsung 12 tahun. “Ini kesempatan penting
bagi Clinton untuk bicara secara terbuka tentang perlunya ketulusan reformasi
militer,” imbuh Pearson seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (20/7/2011).HRW juga
mendesak Hillary untuk membahas isu kebebasan berekspresi dan hak-hak minoritas
beragama seperti sekte Ahmadiyah.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37058

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :