‘Diem’, mungkin sekilas nama band ini terdengar unik bagi Anda yang baru mengetahuinya. Band yang mengusung aliran musik Retro Pop berbalut rock ini, seakan ingin melawan arus disaat band- band tanah air sibuk dengan tampilan yang modern. Batik menjadi konsep yang mereka ambil untuk memberikan suatu suguhan yang berbeda bagi para pecinta musik Indonesia.

Inilah ciri khas mereka, mengedepankan budaya Indonesia dalam berpenampilan adalah bukti kekaguman mereka pada budaya Indonesia. Tak hanya sekedar mematenkan image agar terkenal karena ‘dibungkus’ dalam balutan batik, Diem band pun punya misi untuk mensosialisasikan batik tidak hanya pada kaum muda tapi juga pada seluruh masyarakat. Membawa batik ke atas panggung juga seolah ingin mengubah paradigma masyarakat jika batik tak hanya bisa dikenakan untuk acara resmi saja.

IMG_0987“Batik ngga selalu dipakai untuk kondangan (undangan) atau acara-acara resmi, toh batik juga asik dipakai untuk nge-band. Ini cara kita untuk mengajak kaum muda mencintai budaya Indonesia” papar Shandy sang vokalis.

Band yang terdiri dari Bonas (bassis), Shandy (vocal) , Bongki (drum), Ilal (gitaris), dan Aben (keyboard) mengaku sangat bangga menggunakan Batik disetiap sesi panggungnya, sekaligus sebagai apresiasi dalam menghargai warisan budaya.

Diem band berangkat dari keyakinan dan harapan membawa nama Indonesia ke kancah internasional dengan membawa serta batik. Bergaya klimis, rambut model 70an mereka tidak khawatir dicap ketinggalan zaman. Selain membawakan lagu sendiri, Diem juga kerap menyanyikan lagu-lagu Koes Plus, Titi Sandora dan Muchsin Alatas yang populer di tahun 70an dengan aransemen ulang.

Tak hanya ‘mencolok’ melalui batik, karya-karya band yang terbentuk pada April 2009 ini juga mengangkat tema sosial. Single terbarunya berjudul ‘Rahayu’ bertemakan tentang perempuan Indonesia, yang didedikasikan untuk para Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Band yang masih memilih jalur independent (indie) ini terus berharap, kehadiran mereka dibelantika musik Indonesia dapat memberi warna dan diterima pecinta musik dimana pun berada. “Harapan kita standar sih, kita bisa exist di dunia belantika musik Indonesia dengan genre kita, performance kita dengan batik kita, mudah-mudahan kita bisa perform bukan hanya di Indonesia tapi kita juga mau bawa batik Indonesia dengan genre kita juga bisa di luar Indonesia” tutupnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?67813

Untuk melihat artikel musik lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

greatpremium