Mungkin memang sedang mujur, belum selesai bermain sebagai figuran di film MILK yang dibintangi Sean Penn arahan sutradara Guz Van Sant, aku sudah ditawari lagi oleh agenku untuk main di film baru.

Film itu berjudul Mission Street Raphsody. Sebuah film drama dengan pemeran utama Benjamin Bratt. Sekedar info Benjamin Bratt ini pernah main bareng Julia Robert. Mission Street Raphsody disutradarai oleh Peter Bratt, kakaknya Benjamin.

Jam 10 pagi kami sudah berada di lokasi syuting di club CAT, Mission area. Bersama sekitar 15 figuran lain kami duduk-duduk sembari ngobrol di ruang atas menunggu dimulainya syuting.

Tiba-tiba
muncul seseorang yang berkumis dan berjenggot lebat dan langsung
menyapa kami, “Hallo everyone… thank you for supporting our new film
today” katanya. Kami tersenyum membalas sapaan orang itu. Ternyata,
orang itu adalah sang pemeran utama, si Benjamin Bratt yang sudah make-up untuk film ini.

Ditengah
syuting aku berusaha curi-curi kesempatan untuk mewawancara Benjamin
Bratt. Lagi sibuk menyiapkan jurus-jurus wawancara, eh ternyata dia malah menegurku lebih dulu, ya sudah kebetulan

Berikut petikannya :

Benjamin Bratt (BB) :

“Hey Bung, dari mana asalmu?”

Kabari :

“Aslinya Indonesia, tapi disini sejak tahun 1986”

BB :

“Oh ya? Beberapa tahun lalu saya kesana lho”

Kabari :

“Oh
..aku tahu kok, kebetulan teman saya manajer di tempat anda menginap
waktu itu. Oh ya, saya juga lihat Anda bersama Julia Robert waktu itu”

BB :

“Wow, ternyata dunia memang kecil, kenapa tidak menyapa saya?”

Kabari :

“Uhmmm, memang siapa saya negur-negur Anda, nanti dikira sok akrab lagi. Hi hi hi..”

Dia tersenyum mendengar ucapan saya. Merasa cukup ber-say hai ria, Kabari langsung mengajukan beberapa pertanyaan.

Kabari:

“Film ini sebetulnya bercerita tentang apa sih?”

BB:

Ini
cerita tentang kehidupan seorang ayah berdarah latin yang dulunya kerap
melakukan pesta sex beramai-ramai atau gangbang. Ia mendapati anaknya
ternyata seorang homoseksual”

Kabari :

“Di film ini Anda berperan sebagai apa dan film apa saja yang pernah Anda mainkan?

BB :

“Di
film ini saya bermain sebagai si Ayah itu yang sekaligus sopir bus.
Film-film yang sudah saya mainkan antara lain, Miss Congeniality, Love
in the Time of Cholera, Catwoman, Ghost Riders, The Next Best Thing,
Traffic, Demolition Man, Clear and Present Danger, The River Wild dan
banyak lagi”

Kabari :

“Apa pesan moral yang ingin disampaikan film ini?

BB :

“Ini
adalah bagian dari kronik kehidupan antara ayah dan anak di kota
Chicago yang besar. Tapi tema besarnya ingin mengangkat resistensi
kultural dan sikap masyarakat dalam menghadapi situasi semacam ini
dalam kebersamaan yang bijak. Ini juga berkaitan dengan kultur
masyarakat Meksiko yang saling mendorong dalam hidup bersama.

Kabari :

“Apakah Anda termasuk orang yang terbuka dalam wacana kehidupan gay ? “

BB :

“Betul, dan ini bukanlah akhir. Kita perlu memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa menjadi berbeda bukanlah hal yang buruk.

Karena
pengambilan gambar segera dimulai, saya tak bisa berlama-lama
mewawancarainya. Sebelum wawancara berakhir, aku sempat memintanya
untuk foto bersama. Untungnya salah satu kawanku membawa kamera poket
yang disembunyikan di sakunya. Syukurlah meski curi-curi kesempatan,
saya bisa mewawancarai sekaligus foto bareng dia. Thanks a lot Ben !

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31492

Mohon Memberi Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Photobucket

Lebih dari 100 Perusahaan Asuransi di California.

Asuransi Mobil, Kesehataan, Gigi, Bisnis, Jiwa.

Bisa dapat Premium Online Sekarang…..

Klik www.GreatPremium.com Sekarang

Telpon 1-800 281 4134     Email :  Info@thinkapril.com