Kabari News – Bekerja di perusahaan mobil Formula Satu atau F1 merupakan impiannya dari kecil. Tephie sapaan akrab Stephanus Wijanarko teringat pernah diajak ayahnya menyaksikan pertandingan balap mobil F1 di tahun 2004 “Saat saya baru masuk ITB (Insitut Teknologi Bandung), saya diajak Ayah nonton F1 secara langsung di Kuala Lumpur. Kemudian saya berfikir kayaknya bakal seru kalau bisa kerja di F1 setelah lulus nanti” tuturnya. Bak mimpi yang menjadi kenyataan, Tephie pun akhirnya bekerja di Scuderia Toro Roso sebagai CFD (computational fluid dynamics) Aerodynamicist. Nah, kabarinews.com kali ini berkesempatan wawancara dengan Stephanus Wijanarko perihal kerjaannya di Scuderia Toro Roso (9/8).  Berikut petikannya:

Kabari: Bisa dikatakan orang Indonesia yang berkecimpung dalam dunia balap F1 sangat jarang, dan Anda sendiri merupakan suatu pengecualian, dimana Anda turut serta dalam mendesain mobil yang katanya jet darat ini. Bisa diceritakan bagaimana awalnya Anda terlibat dalam mendesain mobil F1?

Saya masuk Teknik Mesin ITB tahun 2004  dan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95 skala 4. Setelah lulus dari ITB saya melanjutkan kuliah di luar negeri. Karena memang dari dulu saya sangat ingin bersekolah ke luar negeri, karena saya ingin melihat dunia luar dan dapat pengalaman di luar negeri. Nah, awal mulanya saya bisa bekerja di Torro Rosso ini ketika saya dulu magang di Denmark untuk mata kuliah pas saya S2. Saya disana magang di Vestas Wind dan ditempatkan di Load, Aero and Control Dept.

Disana saya bertemu dengan dua engineer ex-Toyota F1. Satu engineer designer dan satu lagi aerodynamicist. Saya pun berbincang-bincang dengan mereka tentang bagaimana suasana kerja di F1. Lantas saya pun balik kampus, kemudian menuntaskan tesis S2 saya dan mencari kerja. Pertama saya dapat proyek pendek di Dutch Aerospace Lab. Kurang lebih 10 bulan. Terus pas proyek itu selesai, saya lamar kerja ke hampir semua industry dan dari lamaran-lamaran yang saya masukin, akhirnya saya diterima di toro rosso. dan mulai bekerja bulan April 2013.

Kabari: Posisi Anda ada di dalam tim Scuderia Toro Rosso sebagai apa? Bisa dijelaskan ruang lingkup kerja dari posisi Anda? Lantas adakah suatu bagian-bagian tertentu dari mobil F1 yang Anda sendiri turut serta dalam merancangnya? bagaimana prosesnya dan seberapa sulitkah? bisa dijelaskan?

Posisi saya disini sebagai CFD (computational fluid dynamics) Aerodynamicist. Pada dasarnya, saya dan tim bertanggung jawab dari bentuk luar mobil (external aero). Semua permukaan mobil yang kontak dengan udara berkontribusi dalam menciptakan downforce mobil. Dan untuk proses designnya kita biasanya dimulai dari cari ide baru entah untuk sesuatu yang sangat baru atau sebatas fine tuning saja. Kemudian ide ini direalisasikan dalam bentuk 3D Surface. Kemudian surface ini kita masukkan tes menggunakan CFD.

Dengan bantuan CFD, kita bisa mengetahui hasil pertama dari ide kita dalam waktu yang relatif singkat. Untuk CFD, biasanya kita simulasi di design point dari mobil kita. Lalu surface kita kirim ke wind tunnel untuk dilakukan uji coba kalau saat CFD kita tidak temukan masalah dan terlihat menarik untuk di test. Di wind tunnel, model skala 50% kita test di berbagai kondisi yan menyerupai kondisi di track (roll,yaw,steer,ride height). Kalau menunjukkan hasil yang baik, kita kirimkan hasilnya ke Design Office untuk pembuatan skala penuh. Di design office, mereka bertanggung jawab dari sisi struktur, manufacturability dan sisi kinematic kendaraan. Proses iterasi ini berjalan selama perancangan kendaraan.

tororosso_str4_2009_f1_car-20Kabari: Terus?

Proses perancangan ini merupakan multidisciplinary design problems. Tentu semua bagian dan departemen mempunyai kompleksitasnya masing-masing. Dari sisi aero-nya, kita mencari performa sampai orde ~0.01 s/ lap. Karena itu konsistensi menjadi sangat krusial. Detail-detail kecil dari setiap permukaan mempengaruhi performa. Kemudian dari sisi full scale, mereka memastikan bahwa surface yg kita kirimkan sesuai dan kualitas baik, installasi di mobil sesuai dan lain sebagainya.

Kabari: Lantas dibagian mana saja dari mobil F1 yang Anda sendiri turut merancangnya?

Nah, kita disini terbagi dalam tiga group, yang terdiri atas front, mid dan rear. Saya disini tergabung di dalam front group. Saya dan tim bertanggung jawab untuk bagian nose, front wing, nose pillars, forward barge board (aero device kecil dibawah chassis dan dibawah kaki pembalap), suspension layout, brake cooling. Saya terlibat di pengembangam terakhir mobil 2013 (TR8) di bagian front floor, front brake cooling dan conceptual front wing. Kemudian terlibat sejak awal untuk mobil 2014 (TR9) untuk nose, front wing, forward barge board. Sekarang kita sudah pindah untuk mobil 2015. Dan sekarang masih dalam tahap konseptual dan saya terlibat dalam semua front end development karena satu dan lainnya mempengaruhi design bagian lainnya.

Kabari:  Bekerja di salah satu pabrikan mobil Formula Satu, apakah semua ini bermula dari ketertarikan  pribadi Anda sendiri mengenai mobil F1, atau katakanlah sebagai Impian Anda ?

Ya bisa dibilang ini merupakan salah satu dari mimpi-mimpi saya. Hehehe. Salah satu yang banyak hal yg menarik perhatian saya yaitu, teknologi dan science. Aerodynamic merupakan salah satunya. Saya kadang nonton balapan di TV dan pernah ke track juga. Pernah terpikir bagaimana kerja di tim balap seperti ini. Terus kebetulan saya disini sekarang.

Kabari: Sebagai tambahan,  sebagai penggemar mobil balap F1, siapakah pembalap favorit Anda dan dari sekian banyak kesuksesan yang telah diraih, tentu banyak orang yang berpengaruh untuk Anda dalam mencapai impian-impiannya tersebut?

Sebenarnya atlet favorite saya bukan di F1 tetapi pembalap favorit saya adalah Ayrton Senna. Ya, Keluarga besar, dosen-dosen baik di ITB maupun di Belanda, serta teman-teman yang selalu mendukung saya, dalam proses mencapai kesuksesan, tidak semua berjalan sesuai rencana. Hidup pasti ada up and down-nya tetapi saya selalu percaya ketika kita berusaha pasti ada jalannya,(1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?68739

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

lincoln