KabariNews – Gilang Hardian sama sekali tak mengira kalau ‘helm tahan banting’ kreasinya itu berhasil menang di ajang Global Student Entrepreneur Awards (GSEA) di Manila, Filipina. Berkat kemenangannya, itu pula Gilang mewakili Asia dalam kompetisi GSEA tingkat dunia pada 15-17 April 2015 silam di Washington DC, AS. Kepada pemirsa KABARI, ia berbagi pengalaman. Selamat menyimak!

Helm Kreasi Gilang Hardian

Helm Kreasi Gilang Hardian

Ia masih mahasiswa ketika mengalami kecelakaan sepeda motor. Helmet (helm) tercinta yang dikenakannya itu rusak berantakan. Tak rela pada nasib helm yang baru tiga bulan dibelinya itu ia coba memperbaikinya.

Berbekal pengetahuan yang ada, alhasil helm buatannya masih taraf uji coba atau trial & error. Mencoba, gagal lagi, dan Gilang terus mengulang percobaannya itu hingga menemukan motif di lapis kulit. Dari situlah ia mereparasi helm tercintanya hingga menjadi baru seperti sedia kala.

Setelah puas dengan hasil helmnya, Gilang gembira hati, lalu memposting helm tersebut di situs forum komunitas dunia maya, Kaskus. Tak dinyana, banyak yang merespons, bahkan memintanya mereparasi dan memodifikasi helm. Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya. Ketika itu Gilang masih mahasiswa, dan ini tantangan tersendiri. Pasalnya, ia masih mahasiswa, sehingga waktu yang ada harus dibagi untuk berbisnis dan kuliah.

Modal usahanya boleh dibilang hampir Rp 0, karena ia menggunakan uang muka yang dibayarkan oleh pembeli untuk memproduksi helm.

“Saya rekrut para penjahit di Sindang Barang, Bogor, Jawa Barat, karena hampir 70 persen, masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai penjahit. Kenapa tidak kita bantu? Mereka yang semula penjahit seragam sekolah dengan upah Rp. 3.000-5.000 per seragam, sekarang bisa beroleh Rp. 10.000 ribu untuk satu helm Anajidan. Dengan demikian, perekonomian mereka terbantu dengan penambahan income dari kami.” kata Gilang pada Harry Prasetyo dari KABARI.

Adapun merek Anajidan Helm itu dipilih Gilang, karena memiliki arti tersendiri. Kata ‘Ana’ diambil dari bahasa Arab yang berarti ‘saya’, dan kata ‘jidan’ yang bermakna ‘sekali’. Untuk menjaga eksklusivitasnya, helm dibuat secara custom, sesuai pesanan konsumen. Bisa menempelkan logo buatan sendiri, atau membubuhkan nama, paling tidak memberi order minimum satu buah.

Selain itu, jika sudah lama atau bosan, konsumen dapat meremodifikasi helmnya. Kini beberapa helm sudah non-custom untuk membidik pasar menengah bawah dan menengah atas. Dan untuk pasar menengah ke bawah, ada custom standar dan non custom yang harganya berkisar dari Rp. 100-300 ribu sampai Rp. 300-800 ribu, tetapi untuk custompainting-nya mencapai Rp. 450 ribu hingga tak terhingga.

Salah satu produk Anajidan Helmet

Salah satu produk Anajidan Helmet

Helm Anajidan ini memiliki beberapa keungggulan, di antaranya menggunakan bahan baku kulit sintetis MBtech yang berkualitas tinggi dan diklaim tahan cuaca hingga 2-3 tahun. Kulit sintetis ini tahan panas dan hujan, sesuai sekali dengan iklim di Indonesia. Tak ketinggalan juga antilecet, jadi berbeda sekali dibandingkan dengan helm painting umumnya yang pasti rusak bila helm jatuh dan terkena benturan. Helm tahan banting ini dibuat sesuai standar keamanan untuk helm di Indonesia dan berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sekarang beberapa produsen helm telah bekerja sama dengan Anajidan dan ia bertindak sebagai penyedia helm polos untuk dimodifikasi. Pasar helm besutannya meliputi teman-teman dari Vespa, Harley Davidson, Café Racer, Motor Klasik dan lainnya. Gilang menyasar motor-motor klasik, karena baginya, pengguna motor klasik di Indonesia terbilang lumayan besar dan banyak merek motor yang mengeluarkan tipe motor klasik.

“Komunitas motor Vespa di Indonesia terbesar di dunia setelah Italia, dan ini pasar yang luar biasa bagi saya,” tutur Gilang lagi kepada KABARI di kantornya yang terletak di Sindang Barang, Bogor, beberapa waktu lalu.

Akan halnya dengan permintaan pasar, Gilang berupaya untuk memenuhinya. Dalam sebulan order maksimum di kulit sebanyak 150 helm. Rata-rata satu bulan sebanyak 100-120 helm. Jika lebih dari itu, Gilang akan memproduksinya di bulan depan. Sedangkan untuk painting helmet sebanyak 40-70 helmet per-bulannya.

Dalam merintis usaha helmnya, Gilang tentu menemui berbagai kesulitan, dan itu hal yang lumrah terjadi. Hal ini diamini oleh pria kelahiran Bogor, 26 Desember 1989 ini.

Sebut saja, dia pernah mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku unuk helm Anajidannya, kemudian masalah SDM, ketatnya produksi karena helm custom dan order waktu yang sangat ketat, mau-tidak mau Gilang harus menambah SDM untuk melatih pengrajin-pengrajin yang baru.

Bahkan setelah bisnis helmnya maju dengan makin dikenal nya helm buatannya oleh orang banyak, salah satu perusahaan motor besar Harley Davidson pernah menggugatnya. Mengapa?

karena helm terseut menggunakan logo moge Harley Davidson itu tanpa izin. Umur Gilang waktu itu masih 23 tahun, dan bila dihitung-hitung dalam rupiah nilai gugatannya mencapai angka 1 Miliar. Tak urung pemuda itu pun pusing bukan kepalang. Namun untungnya, sengketa dapat diselesaikan dengan jalan damai. Gilang, atas nama Anajidan Helmet, meminta maaf melalui surat kabar dan mencantumkan permohonan maaf itu juga di laman Anajidan Helmet.

Setiap musibah acap kali membawa berkah. Setelah kejadian itu, Gilang berpikir kenapa tidak menjalin kerja sama saja dengan pihak Harley Davidson. Yang semula berseteru sekarang berteman. Gilang sedang mengembangkan kerja sama dengan pihak Harley dan mengupayakan untuk bekerja sama dengan merek motor lainnya.

Hardian pada Acara GSEA

Hardian pada Acara GSEA

Berkat usaha helmnya, Gilang berhasil mengikuti ajang Global Student Entrepreneur Awards (GSEA) di Manila, Filipina. Kompetisi pengusaha muda ini diikuti oleh 20 mahasiswa dari 8 negara Asia: Singapura, Malaysia, Korea Selatan, China, Indonesia, Jepang, Filipina, dan Taiwan. Gilang menjadi juara dan berhak memperoleh uang tunai senilai US$ 5.000 dan berhak mewakili Asia dalam kompetisi GSEA tingkat dunia yang berlangsung pada 15-17 April 2015 di Washington DC, A. Ia terpilih atas prestasinya dalam membangun bisnis modifikasi helm kulit bermerk ‘Anajidan Helmet’ yang ditekuninya.

Dari keikutsertaannya di ajang tersebut, Gilang mengaku banyak mendapatkan pengalaman, misalnya memiliki teman bertukar pikiran dan bertemu para supplier, dan menjalin networking dengan peserta lainnya. Tak lupa di kesempatan emas itu dengan melakukan mentoring bersama bos besar di dunia.

Gilang juga sempat ke kantor pusat Harley-Davidson di kota Milwaukee, Wisconsin, AS. Menurutnya, ini celah peluang untuk kerja sama di masa datang. “Mudah-mudahan saya bisa menjalin kerjasama dengan mereka, menyediakan helm Harley Davidson dan juga dikirim ke AS. “ katanya.

Singkat cerita, dua minggu di Washington DC, Gilang punya pengalaman luar biasa. Ia mengisi waktu dengan berkeliling dan belajar bisnis. Lirih ia mengucap syukur dapat belajar banyak selama berkunjung ke AS.

“Setelah acara GSEA dapat banyak teman dan partner yang menginginkan helm saya. Ini kesempatan besar untuk lebih memacu produksi helm Anajidan,” tutur lulusan STIE Tazkia jurusan Managemen, Bogor. Ke depannya, Gilang berharap bisnis helm ini berkembang pesat, dapat bekerja sama dengan merek motor terkenal. (1009)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/78949

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln

 

 

 

 

kabari store pic 1