KabariNews – Jumat, 10 September, MSF mengirim surat terbuka ke pimpinan negara-negara Eropa, mendesak pimpinan negara-negara anggota Uni Eropa untuk menyediakan jalur aman (safe passage) bagi pengungsi untuk mencapai Eropa. Surat ini akan dikirimkan ke perwakilan negara di Brussels, bersama dengan sebuah jaket pelampung sebagai simbol perjalanan bahaya yang ditempuh para pengungsi untuk mencapai Eropa.

MSF mendapati banyak pengungsi yang diselamatkan di lautan membawa jaket pelampung yang ditulisi doa, atau pesan-pesan bagi keluarga apabila mereka tidak selamat di lautan. Petikan surat terbuka oleh Joanne Liu, Presiden MSF:

Kami mengirimkan surat ini hari ini, beserta pelampung milik salah satu dari 15.000 orang yang diselamatkan di laut oleh Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) sejak bulan Mei. Pelampung berkualitas buruk ini adalah satu-satunya perlindungan yang dimiliki laki-laki, perempuan, dan anak-anak saat mereka berupaya menyeberangi lautan menuju Eropa. Pada pelampung ini, terkadang tertulis larik doa untuk perjalanan yang aman, atau nomor telepon keluarga dan teman-teman yang bisa dihubungi untuk berjaga-jaga apabila ia tidak selamat. Ini adalah pengingat bahwa orang-orang yang menempuh perjalanan ini sangat sadar akan risiko yang mereka hadapi, dan mereka menghadapi kesengsaraan yang mendorong mereka dan keluarganya untuk menempatkan diri mereka dalam keadaan sangat berbahaya.

Kami menangani konsekuensi medis dari perjalanan yang mereka tempuh, termasuk kondisi hipotermia dan dehidrasi, dan kondisi akut yang membutuhkan evakuasi medis seperti syok sepsis, radang paru-paru dan luka-luka yang diakibatkan kekerasan dan pelecehan. Kami berusaha memperbaiki kondisi tempat tinggal orang-orang yang terdampar di Yunani, Italia, Macedonia, dan Serbia. Namun apa yang kami kerjakan hanyalah mengisi kekosongan yang ditinggalkan negara-negara yang tidak bersedia atau tidak dapat memenuhi tanggung jawab mereka.

Banyak di antara orang-orang ini yang lari dari perang, penindasan, dan penyiksaan. Sebagian lainnya melarikan diri dari kemiskinan, penganiayaan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka semua menginginkan kehidupan yang lebih aman dan lebih baik. Namun pintu keluar bagi mereka semakin langka, sementara negara-negara penampung pengungsi seperti Lebanon, Turki, dan Jordan semakin terbebani. Dunia dihadapkan pada krisis pengungsian terburuk sejak Perang Dunia II. Konflik di Suriah tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Namun, Eropa menutup perbatasan.

Kategorisasi ‘migran’, ‘pengungsi’ atau ‘pencari suaka’ tidak memadai atau tidak cukup adil dalam menggambarkan kenyataan yang mendorong orang-orang untuk menempuh perjalanan yang panjang dan berbahaya. Setiap orang memiliki kisahnya tentang mengapa mereka terpaksa mengambil risiko yang membahayakan nyawanya untuk mencapai Eropa. Ketika orang-orang membutuhkan layanan medis, makanan, air, dan tempat tinggal, mereka selayaknya mendapatkan bantuan ini terlepas dari status hukum mereka.

Saat menteri Anda berkumpul pada hari Senin depan untuk pertemuan tentang apa yang kini disebut ‘krisis migrasi’, mohon diingat bahwa keputusan yang telah diadopsi di pertemuan sebelumnya sebagian besar gagal dalam memperbaiki situasi. Beberapa upaya yang dilakukan telah menjadikan situasinya semakin buruk: pagar-pagar dan pengambilan sidik jari paksa hanya akan mendorong orang untuk memilih rute sembunyi-sembunyi yang lebih berbahaya. Nyawa banyak orang kini telah hilang di lautan, di truk, dan di kamp sementara di mana orang-orang hidup dalam kondisi yang tidak bisa diterima di jantung Uni Eropa.

Ini adalah waktunya mengakhiri kebijakan-kebijakan penangkalan (policy of deterrence). Hal ini telah mengubah kondisi yang sebenarnya bisa diprediksi dan bisa dikelola – yakni peningkatan jumlah orang-orang yang menyelamatkan diri demi bertahan hidup – menjadi sebuah tragedi manusia di pantai, perbatasan, peron kereta, dan jalanan Eropa yang diakibatkan kebijakan tersebut. Kebijakan ini menyebabkan hak untuk mencari suaka menjadi berisiko. Pendekatan saat ini yakni ‘tidak-menerima’ dan menutup perbatasan menyebabkan kematian, cedera, dan kekacauan.

Eropa dihadapkan pada meningkatnya jumlah orang yang hendak mencari bantuan dan perlindungan. Orang-orang ini hanyalah sebagian kecil dari jutaan lainnya yang telah melarikan diri dari penderitaan yang tidak bisa ditoleransi. Terlepas dari apapun halangannya, mereka akan tetap datang. Mereka tidak punya pilihan. Kebijakan saat ini tidak bisa dipertahankan untuk menghadapi situasi saat ini. Satu-satunya jalan agar Eropa bisa mencegah krisis yang kian memburuk di teritorinya adalah dengan menggantikan para penyelundup dengan menyediakan alternatif yang aman, legal, dan tanpa biaya. Kami meminta Anda untuk menyediakan jalur yang aman.

Penyeberangan lewat jalur laut dan darat harus diberikan otorisasi bagi para pencari suaka ke dan di dalam Uni Eropa. Semua bentuk jalur legal yang mengizinkan pengungsi untuk mencapai Eropa harus segera diterapkan. Solusi yang efisien untuk merelokasi pencari suaka dari satu negara Uni Eropa ke negara Uni Eropa lainnya harus ditemukan. Akses yang efektif untuk prosedur pencari suaka dan bantuan harus diberikan di titik masuk, di seluruh Eropa dan di sepanjang rute migrasi. Registrasi cepat dan akses perlindungan sementara harus diberikan saat pengungsi tiba. Jalur migrasi legal harus diciptakan. Kondisi penerimaan yang bermartabat harus dibuat tersedia untuk semua. Jadikan pelampung sebagai benda yang tak lagi diperlukan (para pengungsi). Sediakan alternatif yang manusiawi, bermartabat, dan aman. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/79837

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan

 

 

 

 

kabari store pic 1