Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan kondisi politik, ekonomi, hukum dan keamanan (polekhukam) di Indonesia semakin memburuk hingga Juni 2011. Hal ini tampak dari hasil survei yang digelar LSI sejak 1–7 Juni 2011.

Peneliti senior LSI Sunarto Ciptoharjono mengatakan, publik yang menganggap kondisi ekonomi Indonesia semakin memburuk bertambah sebanyak 4,2%. Dari 1.200 responden yang ditanya, sekitar 31,5% menjawab kondisi ekonomi Indonesia memburuk dibandingkan masa sebelumnya.

“Saat ini, pada Juni 2011, LSI melakukan survei yang sama terhadap 1.200 responden. Dan, 35,7 persen dari jumlah responden menjawab keadaan ekonomi Indonesia memburuk. Artinya, publik semakin pesimistis terhadap kinerja pemerintah di bidang ekonomi,” jelas Sunarto di Kantor LSI (26/6).

Survei juga dilakukan LSI untuk mengukur dinamika keadaan politik nasional. Hasilnya, publik yang menyatakan kondisi politik di Indonesia semakin memburuk juga terus bertambah sejak Januari 2010. Dari 1.200 responden yang ditanya pada Januari 2011,26,8 persen menyatakan kondisi politik terus memburuk. Kemudian pada Juni 2011, responden yang menyatakan hal serupa meningkat menjadi 33,9 persen.

“Kondisi ini sempat membaik pada Januari 2011. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab pertanyaan sama pada Januari 2011 berkurang menjadi 24,4 persen,”paparnya. Sementara itu, publik yang menyatakan dinamika penegakan hukum di Indonesia terus memburuk juga semakin bertambah.

Pada Januari 2010, dari 1.200 responden yang ditanya, 24,5 persen menjawab penegakan hukum terus memburuk. “Kondisi penegakan hukum yang buruk ini semakin diperkuat saat LSI melakukan survei yang sama pada Juni 2011. Sebanyak 33,1 persen dari 1.200 jumlah responden menjawab kondisi penegakan hukum di negara kita semakin buruk,” paparnya.

Selain itu, keamanan nasional juga dinilai semakin memburuk. Hal ini tampak dari jawaban publik yang menganggap kondisi keamanan sejak Januari–Juni 2011 semakin memburuk. Dari 1.200 responden yang ditanya pada Januari 2010, sebanyak 6,4 persen menjawab kondisi keamanan nasional memburuk.

Kondisi ini semakin memburuk pada September 2010, terlihat dari responden yang menjawab hal sama pada waktu itu bertambah menjadi 18,4 persen. “Kondisi ekonomi, politik, penegakan hukum, dan keamanan nasional yang terus memburuk ini, seiring terus menurunnya popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini,” tegasnya.

Untuk pertama kalinya sejak 2009, ujarnya, kepuasan pemilih terhadap kinerja Presiden SBY turun di bawah 50 persen. Masih berdasarkan survei LSI, dibandingkan Januari 2011, kepuasan publik atas kinerja SBY bulan Juni 2011 turun 9,5 persen, yakni dari 56,7 persen pada Januari 2011 menjadi 47,2 persen pada Juni 2011.

Sunarto mengungkapkan, berbagai kasus besar yang tidak tuntas di bawah leadership SBY, menjadi variabel yang mulai mengubah persepsi publik terhadap kepemimpinannya. Kepuasan responden atas kinerja SBY di kota lebih kecil lagi, yakni sebesar 38,9 persen, dibandingkan di desa sebesar 52,5 persen.

Menanggapi survei ini, Ketua Bidang Departemen Komunikasi dan Informasi Dewan Pembina Pusat (DPP) Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul menyatakan menurunnya tingkat popularitas Presiden SBY disebabkan ulah sejumlah kader bermasalah. Bahkan, secara tegas Ruhut menyebutkan tiga nama kader bermasalah itu, yakni, Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan Andi Nurpati.

Ruhut pun menyesalkan adanya beberapa kader PD yang bermasalah ini dan akan menyampaikan langsung hal ini kepada Presiden SBY. “Kami memang sedang diterpa badai karena ada kader PD yang namanya terseret kasus korupsi, bahkan sampai dihukum.Untuk itu, saya akan sampaikan kondisi yang sebenarnya kepada Pak SBY,” ungkapnya.

Ruhut mengaku tidak akan mempermasalahkan survei yang dilakukan LSI tersebut. Ruhut justru akan menjadikan hasil survei LSI tersebut sebagai bahan introspeksi menjelang pelaksanaan Pemilu 2014. PD, ujarnya, masih memiliki waktu selama 3,5 tahun untuk berbenah.Apalagi,pada rentan waktu 2004–2009 tingkat kepercayaan publik terhadap SBY masih bagus.

Untuk share artikel ini
klik www.KabariNews.com/?36941

Untuk melihat artikel Utama lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported by :