Tepat 5 November 2013 umat Islam sedunia merayakan Tahun Baru 1 Muharram 1435 Hijriyah. Suatu ajang mengevaluasi diri dan memperbaikinya untuk menuju kehidupan akherat yang bahagia.
“Bulan Muharram dimaksudkan sebagai suatu kesempatan untuk bercermin diri, meneropong perjalanan hidup setahun lewat, lalu bersegera memperbaiki yang kurang. Intinya, berlomba-lomba melakukan amal kebaikan di dunia ini untuk bekal hidup bahagia di akherat,” demikian disampaikan HM Sobron Zayyan, MApada peringatan Tahun Baru Islam di Pondok Pesantren Al Qur’aniyyah di Pondok Aren, Tangerang Selatan yang dipimpinnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam dan Panti Asuhan Yatim Piatu itu juga, bahwa dalam 12 bulan setahun, ada 4 bulan di antaranya merupakan bulan haram: Rajab, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.
Adapun 4 bulan haram yang dimaksud, manusia dilarang menzalimi diri sendiri dengan berbuat dosa, termasuk menyakiti orang lain. “Dengan kata lain, berawal dari Tahun Baru 1 Muharram ini, kita diajak untuk menyebarkan perdamaian, memupuk ikatan persaudaraan dan semangat berbagi dengan sesama. Perbuatan baik ini dilakukan kepada siapa saja, karena Islam merupakan rahmatan lil alamin, memberi rahmat bagi seluruh alam,” tambahnya.
Tak ditampiknya kalau selama ini di luaran ada yang mengaitkan pesantren dengan kegiatan terorisme. Ditegaskannya, “Itu pandangan yang keliru. Islam tidak membenarkan tindak kekerasan atau menzalimi orang lain. Bahkan dalam sejarah pembentukan negara Indonesia melibatkan tokoh-tokoh pejuang dari lingkungan pesantren. Sebut saja di antaranya, ada Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dan juga Haji Agus Salim. Mereka berjuang untuk kebaikan negara di mana semua bernaung, dengan berbagai latar belakang.”
Dalam semangat berbagi kebahagiaan itu, bertepatan dengan peringatan 1 Muharram 1435 H di Pondok Pesantren Al Qur’aniyyah, Wakil Menteri Perhubungan RI, Bambang Susantono menyelenggarakan acara syukuran atas milad-nya ke-50 tahun. Lusie Susantono, istri tercinta, kedua putri—Nurul dan Dianissa—juga orang tuanya terkasih, dr H Mohammad Susanto-Hj Rustini, hadir. Menyatu dengan 160 anak yatim piatu, para kerabat, undangan dan juga sahabat.
“Alhamdulillah, terima kasih atas doa dan ucapan selamatnya. Semoga Allah menganugerahi kesehatan dan ridho-Nya sehingga saya dapat bekerja lebih keras lagi, mengabdi untuk negeri ini. Namun yang terpenting bagi saya adalah bagaimana saya membangun keluarga saya menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah,” ujar Bambang Susantono, sambil menerima ucapan selamat dari kerabat.
“Bagi saya, keluarga itu sangat berperan penting. Setelah beraktivitas di luar, pulang ke rumah, kembali keluarga, itulah kebahagiaan yang sejati. Keluarga memberi saya energi yang luar biasa.” (Mailahana Zahra).
Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?59720
Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________
Supported by :