Rektor Universitas Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza S.IP., M.A., M.Sc., CIQnR., CIQaR., Ph.D. Mengangkat Ketua Konsil Kedokteran KKI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., sebagai Guru Besar dapn sekaligus menyerahkan Surat Keputusan Rektorat Universitas Pertahanan RI, SK Nomor: Kep/140/VIII/2023, ditandatangani tanggal 23 Agustus 2023. Dalam SK tersebut Rektor Universitas Pertahanan RI memutuskan dan Mengangkat Prof. Taruna Ikrar, sebagai Adjunct Professor di Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan RI.

Ketua Konsil Kedokteran (KKI), Direktur Konsil Dokter Dunia (IAMRA: International Association of Medical Regulatory Authorities) Prof Taruna Ikrar, menghaturkan hormat kepada seluruh civitas unhan atas amanah ini semoga bermanfaat buat bangsa dan negara, Prof. Ikrar, saat menerima SK Pengangkatan Guru Besar juga mengatakan bahwa saat ini teknologi dan pemanfaatan telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan jauh dari yang telah diperkirakan sebelumnya.

Sebagai contoh; penggunaan smartphone, internet, laptop, dan perangkat telekomunikasi lainnya. Teknologi informasi mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Adapun teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data pada perangkat informasi tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya.

Teknologi informasi mengalami revolusi setelah adanya perpaduan dengan teknologi komputer dan aplikasi telekomunikasi. Demikian pula telah berkembang Metaverse dan teknologi komunikasi digital tiga dimensi. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya, apalagi disertai dengan penemuan mesin cerdas atau artificial intelligences (AI).

Kecerdasan buatan atau AI merupakan teknologi transformatif yang telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia, apalagi dalam kehidupan modern yang dewasa ini serbadigital. AI juga diaplikasikan pemanfaatannya dalam semua sektor pelayanan kesehatan, mulai dari tingkat promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif. AI dan Revolusi Telekomunikasi Dewasa ini telah nyata pemanfaatan AI pada layanan dan perawatan kesehatan yang mencakup seluruh pengalaman klinis, khususnya yang paling signifikan yakni Big data. Peran kecerdasan buatan diperlukan dalam pengumpulan data yang sangat besar dan banyak, termasuk analisisnya, serta dalam proses analisis kesehatan mulai dari tingkat individu hingga data yang berasal dari masyarakat , selaim itu Aplikasi klinis.

Kita sepakat bahwa dalam pelayanan kedokteran, fungsi dokter sangat penting, namun setelah kemajuan kecerdasan buatan dan teknologi pencitraan kedokteran, peran dokter mulai tersaingi. Aplikasi kecerdasan buatan dalam proses pencitraan medis akan berdampak sangat besar. Sebagai contoh pemanfaatan AI dalam membaca hasil radiologi pencitraan medis.

AI atau kecerdasan buatan ini mengacu pada jenis model matematika yang kompleks (algoritma). Untuk membaca gambar sinar X (rontgen) dokter pengetahuan dan pemahaman spesifik seperti anatomi, biofisika, batasan teknis, keadaan penyakit dan patofisiologi subjek yang dicitrakan. Demikian pula para ahli radiologi membutuhkan cara sistematis untuk melihat gambar sinar X tersebut untuk memastikan bahwa mereka melihatnya dan membaca secara teliti dan akurat.

Singkat kata Manfaat telemedisin bukan hanya pada pertukaran informasi medis, tetapi lebih jauh, bahkan semua sendi pelayanan kedokteran, mulai dari tingkat pencegahan (preventif), promisi kesehatan (promotif), diagnosis real times hingga aspek pelayanan dan rehabilitasi kedokteran. Telemedisin sangat berperan dalam sektor kesehatan. Pasien kini dapat berkonsultasi dengan dokter melalui berbagai aplikasi seluler. Layanan perawatan di rumah, pemeriksaan laboratorium maupun pemesanan obat, juga dapat dilakukan melalui aplikasi seluler, terpadu dengan jasa transportasi daring.

Teknologi digital yang semakin maju sudah dimanfaatkan oleh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta peningkatan mutu pelayanan. Beberapa rumah sakit bahkan telah menerapkan sistem pendukung keputusan elektronik yang terpadu dalam suatu rekam medis elektronik untuk membantu dokter dalam membuat keputusan terapi secara akurat sesuai dengan pedoman klinis dan peresepan elektronik pungkas prof taruna ikrar.

Demikian pula, Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan RI, merupakan satu satunya di Indonesia yang mengampu Pendidikan Kedokteran Militer di Indonesia, keahlian yang sangat dibutuhkan dalam National Security, apalagi setelah berkembangnya Biomedical engineering, sehingga perang masa depan seperti biodefense, akan sangat dibutuhkan.

Sumber foto: Istimewa

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 194

Simak video wawancara Kabari bersama Prof Taruna Ikrar MD MBiomed PhD dibawah ini.