Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto berkomitmen meningkatkan perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat (AS) sebagai negara strategic partner dengan menyelesaikan negosiasi fasilitas keringanan bea masuk impor (Generalized System of Preferences/GSP) yang diberikan AS kepada negara berkembang, termasuk Indonesia. Komitmen tersebut diimplementasikan Mendag Agus dalam kunjungan kerjanya ke AS pada 13—15 Februari 2020 waktu setempat, untuk bertemu pihak pemerintah dan pelaku bisnis AS.

Mendag Agus menegaskan, AS adalah mitra strategis bagi Indonesia dan merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-2 bagi Indonesia. Untuk itu, penting bagi Indonesia menjaga hubungan perdagangan bilateral dan mempertahankan fasilitas GSP dari AS agar dapat terus mendorong perdagangan kedua negara.

Terkait pembahasan GSP, Mendag Agus dijadwalkan bertemu dengan perwakilan United States Trade Representative (USTR), Robert Lighthizer, pada 13 Maret 2020 waktu AS.

“Pihak AS sebelumnya telah menunjukkan respons positif terhadap penyelesaian negosiasi GSP. Diharapkan, pada kunjungan kali ini sisa isu yang masih belum rampung terkait reasuransi dan impor produk hortikultura dapat segera diselaraskan dan Indonesia bisa mendapatkan kembali fasilitas tarif preferensial yang dapat terus mendorong ekspor Indonesia. GSP sebenarnya juga bermanfaat bagi industri AS karena dapat memperoleh produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif,” tegas Mendag Agus.

Pada 2018, nilai ekspor Indonesia dari pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP naik 10 persen dari USD 1,9 miliar menjadi USD 2,2 miliar. Sementara pada periode Januari—November 2019, nilai ekspor dengan fasilitas GSP naik sebesar 20 persen dari USD 2 miliar menjadi USD 2,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mendag Agus optimistis perundingan terkait GSP akan segera selesai. Hal ini mengingat fasilitas GSP juga memberikan keuntungan bagi AS sebagai importir yang akan mendapatkan barang berkualitas dengan harga lebih murah.

Sementara itu, guna mewujudkan target peningkatan perdagangan Indonesia dan AS sebanyak USD 60 miliar pada lima tahun ke depan, Mendag Agus juga berencana melakukan sejumlah pertemuan dengan pelaku bisnis AS. Selain dengan USTR, pada kunjungan ini Mendag Agus akan melakukan pertemuan dengan United States-Indonesia Society (USINDO) dalam rangka perayaan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-AS, serta juga dengan beberapa importir di AS.

Pada pertemuan tersebut, Mendag Agus akan mengusulkan kedua negara perlu membuat peta jalan yang menekankan pada pendekatan praktis untuk memungkinkan arus perdagangan, baik barang maupun jasa, dan investasi yang terbaik.

Mendag Agus juga akan menyampaikan peluang kolaborasi yang lebih besar dalam rangka mengakomodasi keinginan AS untuk menekan defisit perdagangan dengan Indonesia.

“Indonesia memandang perdagangan harus adil dan seimbang. Hal itu dapat dicapai dengan mengintensifkan kolaborasi dan menawarkan berbagai macam produk barang dan jasa dengan harga yang tentu kompetitif,” ujar Mendag.

Sekilas Perdagangan Bilateral Indonesia-AS

Total perdagangan Indonesia-AS pada 2019 mencapai USD 26,97 miliar atau menurun 5,73 persen dari tahun sebelumnya yang senilai USD 28,6 miliar. Adapun ekspor Indonesia ke AS pada 2019 tercatat sebesar USD 17,72 miliar dan impor USD 9,25 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 8,46 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke AS pada 2019, diantaranya udang-udangan (krustasea) segar, karet alam, alas kaki, jerseys, pakaian wanita dan anak perempuan, serta ban pneumatik baru. Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari AS tahun 2019, yaitu biji kedelai, kapas, gandum dan meslin, residu tepung pati, dan tepung bukan konsumsi. Sedangkan, total nilai investasi AS di Indonesia pada 2019 tercatat sebesar USD 989,3 juta yang terdiri dari 788 proyek yang didominasi sektor pertambangan (78 persen). Sektor lainnya yaitu industri listrik, gas dan air, industri jasa dan lainnya.