KabariNews – Selain memfasilitasi investor existing smelter, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani juga berhasil mengidentifikasi minat investasi baru dari Tiongkok. Dari pertemuan yang dilakukan Kamis (14/1) dan hari ini (15/1), tercatat dua  perusahaan  dari  Tiongkok  yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga sampah dan  industri  galangan  kapal yang menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di   Indonesia.

Franky mengemukakan bahwa perusahaan yang menyatakan minat salah satunya adalah di bidang energi terbarukan yang mengubah pengolahan sampah menjadi energi listrik. “Mereka menyampaikan bahwa untuk tahap awal  mereka  akan membuat proyek percontohan. Nantinya diharapkan bisa membuat 3 proyek ke depan dengan masing-masing nilai investasi per proyek US$ 50 juta untuk mengolah 600 ton sampah per hari,” ujarnya dalam keterangan resmi Jumat (15/1).

Franky dalam kunjungan ke Tiongkok menyempatkan diri untuk melihat salah satu lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang dioperasikan oleh investor di Kota Nantong, Provinsi Jiangsu. Hadir mendampingi Bapak Kepala BKPM, Konsul Jenderal RI   untuk    Shanghai,    Deputi    Bidang    Perencanaan    Penanaman    Modal, Chairman Indonesia-China Chamber of Commerce (INACHAM), dan perwakilan pengusaha Indonesia.

“Investor menawarkan dua model bisnis yakni sebagai EPC dan bermitra dengan partner lokal, dengan syarat perusahaan lokal tersebut memiliki daya saing di Indonesia, kapasitas untuk mengerjakan proyek pembangkit tenaga  listrik  dan memiliki hubungan baik dengan Pemerintah. Alternatifnya adalah skema Join Venture, dimana perusahaan akan berkontribusi memasok peralatan, bantuan teknologi dan riset dan pengembangan,”  urainya.

Kepala BKPM dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pihak perusahaan dapat menjajaki kerjasama dengan mitra lokalnya di Indonesia. Dijelaskan pula bahwa saat ini Kementerian ESDM telah mengeluarkan Permen ESDM No. 44 tahun 2015 tentang penetapan Feed-in Tariff untuk PLTSa di Indonesia. “Marketing Officer BKPM akan membantu mencarikan lokasi yang tepat untuk dilakukan proyek pembangunan PLTSa, dengan acuan bahwa Pemerintah Daerah yang dipilih bersikap kooperatif mendukung rencana pembangunan pusat pengolahan sampah menjadi energi listrik di kotanya,”  imbuhnya.

Selain, energi terbarukan, minat yang juga berhasil diidentifikasi adalah industri galangan kapal. Kepala BKPM bersama delegasi bertemu dengan pimpinan salah satu BUMN perusahaan galangan kapal di  Tiongkok.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM juga menyampaikan bahwa salah satu perusahaan lokal di Indonesia saat ini sedang mencari mitra untuk mengembangkan Kapal Pembawa LNG dengan kapasitas 4.500 meter kubik. “BKPM mengundang investor untuk datang ke Indonesia guna meninjau industri perkapalan di Indonesia, dan siap membantu dalam mencarikan mitra untuk mengembangkan bisnis galangan kapal dan  pelabuhan,” pungkasnya.

Tiongkok termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai  rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari Tiongkok yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun.

Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada,  dan   Rusia. (1009)