Bulan Desember di Amerika menjadi salah satu bulan yang paling ditunggu. Saat rumah-rumah mulai berhias menyambut Natal. Saat musim dingin dan salju turun di negara bagian yang memiliki empat musim. Dan saat liburan tiba merayakan Natal bersama keluarga. Keindahan, kedamaian serta kesibukan menjadi satu di bulan Desember.

Tiur Poetranto bertukar kado saat Natal

Tak ada aturan khusus untuk mulai menghias rumah dan memasang pohon Natal. Tapi tradisi turun-temurun di Amerika sejak tahun 1800-an adalah kemeriahan Natal dimulai setelah Thanksgiving. Tapi beberapa tahun terakhir ini, banyak yang sudah mulai menghias rumah sebelum Thanksgiving tiba. Bahkan pusat perbelanjaan sudah mulai menghias tokonya dan menjual dekorasi Natal di pertengahan bulan November. Begitu pula stasiun televisi mulai menayangkan film-film bertema Natal lebih awal.

Sebagian penduduk Amerika tetap memegang tradisi memulai memasang pohon Natal dan dekorasi di rumahnya setelah perayaan Thanksgiving. Menurut mereka, agar perayaan Thanksgiving terasa lebih hikmat karena perayaan kedua hari itu sangat berbeda. Sedangkan sebagian lagi mengatakan kenapa mendekor rumahnya lebih awal karena agar menikmati suasana Natal lebih lama. Sekaligus memberi kemeriahan di musim dingin dengan kehangatan sinaran kelap-kelip lampu Natal di sekitar rumah. Yang pasti, menyambut Natal merupakan hari-hari sibuk di mana-mana, di rumah, di gereja, di pusat perbelanjaan serta di bidang transportasi.

Tiur Poetranto bersantap makan bersama teman dan kerabat gereja

Merupakan keindahan tersendiri melihat hiasan lampu di rumah-rumah di malam hari. Setahun sekali penduduk yang rumahnya yang biasanya irit listrik, kali ini penuh warna-warni lampu hias. Mereka merencanakan sesuatu yang spesial. Termasuk berkumpul dengan keluarga. “Buat kami, Natal tahun ini tak ada acara khusus. Kami hanya merayakan bertiga, dengan suami dan anjing kami, Yoyo,” tutur Myen Smart, yang tinggal di The Dalles, Oregon. Meski merayakan bertiga tentunya tak kalah hikmat. Myen akan menghidangkan roast chicken, roasted asparagus, mashed potatoes serta hidangan penutup.

Bagi penduduk Amerika, makanan tradisi untuk Natal adalah seperti yang disiapkan oleh Myen yaitu mashed potatoes dan roasted asparagus. Tentunya juga roast turkey atau ham. Bagi keluarga kecil biasanya menggantikan turkey dengan chicken karena turkey selain membutuhkan persiapan lebih juga berukuran besar. Selain turkey atau ham, makanan tradisi Natal pelengkapnya adalah sweet potato, cranberry sauce, stuffing serta menghidangkan kue atau cake macam Fruitcake, Gingerbread, dan Pie (apple, pumpkin atau pecan). Minuman populernya adalah apple cider dan eggnog yang dibikin dari campuran susu, telur, gula yang dicampur rum. Minuman itu sekaligus untuk penghangat tubuh.

Menu hidangan Natal keluarga Myen Smart

Selain berkumpul dengan keluarga, beberapa kota memiliki tradisi tersendiri misalnya berkumpul bersama komunitas setelah selesai misa Natal atau sehari setelahnya. “Kami tinggal di kota kecil, orang-orang biasanya hanya bertemu saat berbelanja di grocery store, jadi yang saya tahu tak ada tradisi khusus di sini,” ujar Myen yang tinggal di Amerika sejak menikah dengan Glenn Smart di tahun 2007.

Berbeda dengan Tiur Poetranto yang tinggal di Gaithersburg, Maryland. Makanan yang disiapkan adalah menu makanan Indonesia. Menu makanan yang biasa dihidangkan pada hari Natal tentu makanan yang istimewa, karena Tiur dan keluarga mengundang sahabat-sahabat terdekat, di antaranya ayam panggang, tumis sayur dan tahu, ayam bumbu cabai hijau, daging sapi panggang, mie goreng udang. Tradisi khusus keluarga yang selalu dilakukan menjelang atau saat Natal, “Kami memasang pohon natal bersama anggota keluarga, sambil mengingat kembali penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kami. Mengirimkan kartu natal kepada keluarga, sahabat sebagai ungkapan kasih. Menghadiri kebaktian malam natal dan hari natal bersama keluarga dan jemaat setempat,” tuturnya. Ungkapkan rasa kebahagiaan kami semua dalam menyambut lahirnya Juru Selamat dilakukan dengan ibadah bersama dengan gereja-gereja Indonesia dan Amerika di sekitar tempat tinggal kami. “Kami semua serasa merayakan Natal di Indonesia.” lanjutnya.

Tiur mengaku merayakan Natal saat dulu di Indonesia bersama keluarga lebih berkesan karena dapat berkumpul dengan keluarga, sanak-saudara, mendengarkan wejangan atau nasihat dari orang tua kepada anak-anaknya. Sekarang ini merayakan Natal di Amerika setelah berkumpul bersama keluarga di rumah, lalu berkumpul di salah satu rumah sahabat sebagai perayaan Natal Keluarga Besar-Sahabat. “Di sinilah kami saling berbagi kesan natal dan berbagi cerita acara natal keluarga-keluarga di Indonesia. Pada saat itu kadang beberapa keluarga menghubungi keluarganya di Indonesia. Kami bisa ikut merasakan suasana keluarga di Indonesia yang bersukacita di hari Natal,” ujar istri dari Rahmat Poetranto yang tinggal di Amerika selama 28 tahun ini. (Kabari1004/dok.pribadi)