Nina Nugroho menekuni dunia mode fashion berawal dari tantangan suami, hal ini lah yang mendorong Nina untuk mengembangkan bisnis fesennya pada awal tahun 2016 yang lalu. Bisnis yang memiliki label Nina Nugroho ini membuat busana kerja muslimah profesional.

“Awalnya dari tantangan suami, mau punya bisnis yang bener apa ngga, karena sebelum Nina Nugroho, saya punya brand fashion yang sudah dijalankan selama tujuh tahun tapi tidak berkembang, kemudian pada pertengahan tahun 2016, saya memutuskan untuk membuat sebuah brand fashion yang luar biasa yang nanti akan bisa menginspirasi sebanyak mungkin wanita di Indonesia atau di dunia,” ungkap Nina saat wawancara dengan Kabari.

Ketertarikan Nina Nugroho membuat busana muslimah karena banyak hal yang menginspirasinya, terutama karena Indonesia adalah negara dengan muslimah terbesar dengan pangsa pasarnya, kemudian karena dirinya yang keseseharian mengenakan busana muslimah, dari beragam hal tersebut, wanita cantik berkacamata ini sangat serius menekuni bisnis fashion busana muslimah.

“Saya yang ingin menginspirasi sebanyak mungkin perempuan muslimah diluar sana, kalau saya berbusana muslimah mau menginspirasi, berarti kan harus sesuai dengan apa yang saya pakai sehari-hari, dan dari sisi penghasilannya, karena ceruk pasarnya besar Insya Allah bisa mendatangkan keuntungan yang juga besar. “katanya.

Semua rancangan Nina dibuat konsisten khusus untuk wanita karir dengan konsep busana kerja modis fesyen profesional.

“Busana muslim diperuntukan untuk wanita yang kerja, jadi desainnya untuk perempuan kerja, warna dan bahannya dipadukan sesuai untuk wanita kerja, bahan banyak di katun dan campur polyester, semi wool untuk kerja supaya kelihatan lebih profesional,” ujar Nina.

Bagi kebanyakan para pelaku bisnis yang namanya tantangan pasti sering ditemui, pun demikian dengan Nina. Dalam hal ini, Nina merasa memiliki tantangan dalam menjalankan bisnisnya yakni pada produksi yang setiap tahunnya mengalami perbedaan.

“Untuk tahun ini, sumber daya manusia produksi kita tidak bisa secepat pertumbuhan brand itu sendiri. Jadi untuk pengembangan desain, mereka masih harus ada proses edukasi,” katanya.

Lebih lanjut, Nina menjelaskan tantangan tak hanya pada proses produksi, namun dari segi pemasaran juga bagian dari tantangannya, “Kemudian kalau dari segi pemasarannya sendiri, ceruk pasar besar juga jadi tantangan juga. Jadi kita harus punya diferensiasi yang kuat untuk sebuah brand, supaya kita bisa dikenal, Dan bersyukur Nina Nugroho sangat konsisten pada busana untuk profesional, dan itu bisa jadi diferensiasi kita,” terang Nina.

“Dan yang menjadi tantangan lainnya adalah memperkenalkan brand kita di kalangan internasional, dimana kita juga harus terus menerus belajar mengetahui pola hidup masyarakat di luar negeri , Indonesia musimnya cuma ada dua kalau di luar negeri ada beberapa musim yang kita harus menyusun, membuat tema, konsep produk kita yang sesuai dengan musim yang ada di luar negeri, jadi koleksi di Indonesia dan koleksi di luar tidak bisa berbarengan dibuat karena perbedaan musim itu,” tambah Nina.

Memiliki jiwa bisnis yang mengacu pada mode fesyen dunia, Nina berharap para perancang busana di tanah air bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan juga dengan berbagai pihak demi mempercepat proses tumbuhnya sebuah brand.

Selain itu, Nina meyakini, tahun 2020 ini Indonesia akan menjadi kiblat fashion untuk muslim dunia, maka banyak yang harus dipersiapkan sebagai perancang busana.

“Kalau masing-masing desainernya berjalan sendiri-sendiri tanpa berkolaborasi, tentu saja percepatan yang dicapai tidak secepat apabila berkolaborasi. Dan harapan saya pribadi adalah setiap desainer memiliki sebuah produk, dimana produk tersebut bisa menjadi pilarnya bagi brand itu sendiri. Jadi nanti di dunia mereka akan melihat busana-busana muslim di Indonesia itu punya ragam yang banyak, juga punya jenis yang luar biasa dengan kualitas yang luar biasa, dan kita pun siap untuk menyediakan kebutuhan busana muslim di dunia,” pungkas Nina.