KabariNews – Seorang Ari Bayuaji, lulusan insinyur teknik sipil dari Institut Teknologi Malang, Jawa Timur, telah melanglang buana di Amerika, Kanada, Eropa (Amsterdam, Rotterdam, Paris, London), Singapore, dan tentunya juga di berbagai tempat di Indonesia. Ari biasa disapa sekarang ini sudah terkenal dan mempunyai prestasi dunia yang sangat membanggakan, terutama buat semua kalangan Diaspora Indonesia. Baru-baru ini, ia mendapat kehormatan untuk menjadi Artist in Residence di Montreal Museum of Fine Arts, Canada, ataupun mempertunjukkan arts installation Ari di Rotterdam, Singapore, dan juga di Yogyakarta.

” Selalu ingin mempromosikan kekayaan dan keragaman, dan keharmonisan budaya dan ide dari Indonesia dalam berbagai karya seni saya, di berbagai kesempatan. “ ujar Ari saat wawancara bersama Kabari.

Ari juga sudah diwawancarai oleh berbagai media TV internasional, seperti CBC Canada, atau Singapore News Channel, dan berbagai media lainnya di Eropa dan Indonesia.

Ari Bayuaji, yang masih sering kembali ke Indonesia setidaknya dua kali setahun karena mempunyai project khusus galeri di Bali, memutuskan untuk meninggalkan karier 2 tahun dia di bidang teknik sipil dan kemudian belajar kembali, hijrah ke Montreal pada tahun 2005.

Ari memanuver karir dari yang bias amengenal barang-barang kontruksi, kini dia justru belajar di bidang seni. Setelah lulus, ia bnayak menemui tantangan dan kendala untuk terus belajar, berkembang, dan meniti karier lebih panjang dan tinggi.

Pertama-tama dia bermula dari terus membaca, terus membuat proposal dan membuat karya seni dan kemudian ditawarkan sebagai hasil atau konsep ke berbagai museum of art atau art festivals di seluruh dunia. Dan, perjuangan ini membuahkan hasil yang manis.

Hasil instalasi seni yang sangat dia banggakan adalah satu karya dari kegiatan Artist In Residence di Montreal Museum of Fine Arts (MMFA). Ari Bayuaji mengangkat suatu tema tentang rumah, tentang asal usul sebuah manusia dengan berbagai hubungannya dengan tempat tinggal dia, dengan masalah identitas budaya, international immigration, dan cultural, racial connectivity bertajuk No Place Like Home tahun 2017, karya yang sekarang sedang dipertunjukkan di MMFA membuka berbagai pintu kesempatan, dan dialog buat Aji dengan berbagai pemikir seni di seluruh dunia. Selalu memiliki tujuan untuk membuka diskusi, pemikiran, dan khasanah baru buat semua penikmat seni dia.

Apa saja kiprah perjalanan Ari Bayuaji, apa rencana Ari dengan berbagai kalangan seni rupa dan seni instalasi dari Indonesia atau Asia, dan apa juga saran-saran buat berbagai kalangan muda seni ataupun kalangan muda apa saja dari Indonesia yang tersebar di berbagai diaspora di seluruh dunia? Mari kita simak wawancara khusus Ari dengan KabariNews, Aryo Wicaksono.