Memiliki hobi petualang mendaki gunung bagi sebagian orang adalah hal yang paling menyenangkan,selain berinteraksi langsung dengan alam, juga survive ketika menelusuri medan menuju puncak, dan juga kerap menemukan barbagai hal rintangan.

Pun demikian dengan Ayi Subing, seorang pegiat sosial yang menyalurkan hobinya mendirikan yayasan Green Edelweiss.

Sahabat Edelweiss adalah komunitas dari Yayasan Edelweiss Hijau ( Green Edelweiss Foundation ) sebagai yayasan yang bergerak dibidang sosial lingkungan.

Ayi Subing yang kini menjadi karyawan kantoran di sebuah perusahaan menceriatakan awal mula menggagas kegiatan tersebut.

“Green Edelweiss didirikan berawal dari hobi mendaki gunung sejak SMA hingga Kuliah, namun setelah bekerja keadaan mulai berbeda yakni waktu dan kondisi fisik yang sudah tidak seperti masih muda untuk mendaki, kekuatan dan kemampuan mendaki mulai menurun, “ ungkap Ayi kepada Kabari.

Meski demikian, hal itu tidak pernah melunturkan semangat Ayi untuk terus melakukan kegiatan yang selalu berhubungan dengan alam, bersama sepuluh teman-temannya, Ayi mencetuskan ide untuk membentuk komunitas.

“Ekspedisi sudah tidak kuat lagi tapi semangat kita untuk masalah lingkungan masih menggebu , dan akhirnya saya bersama temen-temen berkumpul, kemudian kelaurlah ide untuk membentuk organisasi yang diawali dengan komunitas yang beranggotakan 10 orang dengan kesibukkan dan profesi yang berbeda,” tambah Ayi.

Sejak tercetus ide, para anggota tetap menjalin komunikasi hingga akhirnya komunitas ini bener-bener terbentuk dengan program-program yang terencana.

“Akhirnya hobi kita tersalurkan kita bikin komunitas, setelah itu kedepannya semakin terlihat berkembang  dan lebih luas, “ katanya.

Lakukan kordinasi bersama para sahabatnya, Ayi pun membentuk sebuah organisasi  dengan segala legalitasnya yang konsen terhadap lingkungan dan lahirlah nama Green Edelweiss Foundation.

Program perdana yang mereka lakukan adalah konservasi lingkungan di laut, program ini lebih fokus kepada Mangrove, Karl, Penyu, Tukik (Anak Penyu).

Perkembangan organisasi ini cukup pesat merambah pada kegiatan besar dan banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Bekerjasama dengan kelompok komunitas lain, pemerintah hingga berbagai pihak swasta. “Kita melakukan kegiatan-kegiatan ini lama-lama makin besar dan temen-temen juga banyak yang support khusunya temen-temen media juga banyak yang support kegiatan kita, bahkan juga memberikan masukkan,” terang Ayi.

Selain itu, program lainnya yang terus berjalan hingga saat ini adalah melibatkan kelompok anak muda dengan memberikan edukasi bagaimana cara mencintai dan merawat lingkungan.

Program yang berkelanjutan ini pun membuat program green school, dimana kegiatan ini melakukan visit serta sosialisasi ke dunia pendidikan dari mulai sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA)  hingga lingkungan Kampus.

“Kita pengaruhi anak-anak muda, kemudian anak-anak usia dini dengan membuat program green school, program ini kita masuk ke sekolah-sekolah dari mulai TK hingga Kampus, program tersebut kita hanya mengedukasi, mensosialisasi sampai mengajak melakukan kegiatan-kegiatan aksi nyata dari hal-hal yang kecil misalnya bawa tumbler minum, bawa tempat makan, jauhi penggunaan plastik, makanan yang pakai plastik kalau bisa dijauhi, hal ini agar bisa megurangi plastic, “ terangnya

Setelah Green School, kemudian lahirlah program baru yakni program lifestyle yaitu suatu program yang memang berhubungan dengan gaya hidup anak muda.

Selengkapnya Simak Video Berikut :