Masa Pandemi Corona membawa membawa berkah tersendiri bagi bisnis tanaman hias, Titik Hijau. Permintaan tanaman hias untuk ekspor yang menjadi fokus pasar Titik hijau meningkat berlipat-lipat saat pandemi.

Rico Rusdiansyah, pendiri sekaligus pemilik Titik Hijau, tidak pernah menyangka sebelumnya. Tanaman hiasnya berlimpah cuan dari luar negeri. Dieksport ke berbagai negara mulai dari Korea, Eropa sampai Amerika Serikat. AS sendiri menjadi salah satu negara penghasil “devisa” bagi Titik Hijau.

Ya! Semuanya itu berawal dari sosial media, Instagram. Rico mulai bisnis tanaman hias, Titik Hijau, dari tahun 2017. Awalnya berskala lokal atau rumahan market-nya. Seperti pelapak tanaman di pinggir jalan, Rico awalnya menjual jenis tanaman umum.

Setahun kemudian Titik Hijau mulai mencoba eksport ke luar negeri. Awalnya dari orang Indonesia tinggal Korea yang meminta support tanaman dari Indonesia untuk temannya. “Dari sana mereka support dari segi packing-nya, tanaman jenis apa saja, harganya, mereka sangat membantu diawal,” kata Rico.

Ditambah lagi, tidak banyak aturan eksport untuk tanaman hias. Tidak menggunakan dokumen jadi mudah saja, namun maksimal pengiriman itu 10 pieces. Memang untuk pengiriman pertama gagal, kemudian Rico mencoba mengevaluasi. Ternyata tidak boleh ada akar, kemudian dicoba dibersihkan akarnya dan sukses berlanjut ke pengiriman berikutnya.

90 Persen dieksport ke Luar Negeri

Dari Korea, Titik Hijau kemudian mendapat klien baru dari Kanada. Bagi Rico ini merupakan kesempatan yang oke karena nilai transaksinya sangat besar. Namun ada satu kendala, beda dengan Korea, Kanada harus menggunakan dokumen.

Untung saja Kementerian Pertanian, kata Rico, memberikan saran untuk dirinya buka perusahaan atau PT untuk mendapatkan lisensi dari badan hukum. Pada 2018 mendirikan PT Alchemie Berkah bersama sebagai perusahaan legal pengekspor tanaman dan menggunakan Titik Hijau sebagai merek dagang.

Dari sana eksport berlanjut, Titik Hijau fokus terus ke eksport. “90 persen penjualan Titik Hijau itu dari eksport, kata tutur Rico kepada KABARI.

Oh iya, alasan dirinya tertarik dari tanaman hias karena ada cuan yang dapat dihasilkan. Bisnis tanaman hias cukup menjanjikan, baik untuk pasar lokal maupun internasional.

“Bisnis yang berangkat dari hobi terkadang orang tidak banyak mikir untuk spending money untuk hobinya. Kita bermain di bisnis ini dan kebetulan sudah terlanjur tercebur dalam bisnis ini. Titik hijau tinggal meramu bisnisnya, menjual tamanan hias sebagai bisnis,” tutur Rico yang menambahkan jenis tanaman Araceae dan turunannya sebagai yang paling laris sejauh ini.

Mengingat fokusnya di eksport, pembelinya tentu dari seluruh dunia. Instagram menjadi wadah utamanya. Titik Hijau membangun market-nya di IG. Follower-nya harus seusai dengan market. Internet marketing wajib digunakan, kata Rico, dimana follower yang ribuan yang dimiliki itu punya potensi sebagai pembeli atau pecinta tanaman. Selain IG, Titik Hijau juga memanfaatkan marketplace seperti Shopee Internasional, eBay, dan lainnya untuk menjual tanaman hias. 

Selengkapnya Klik Video Berikut Ini :