Musik selain dinikmati sebagai hiburan juga memberikan terapi bagi mereka yang sedang mengalami suasana hati yang sedang tidak baik atau bad mood, dengan menikmati musik, keadaan hati yang bad mood bisa berubah menjadi fresh kembali.

Meggie Diaz

Pesatnya industry 4.0 serta kemajuan teknologi memberikan dampak pada Industri musik kekinian, salah satunya adalah Nagaswara yang merupakan perusahaan rekaman musik yang menghadirkan beragam genre musik, diawal berdirinya, Nagaswara hanya memproduksi lagu karaoke, musik house, remix dan berkembang menjadi label yang mempelopori lagu-lagu bergenre dance house music.

Perusahaan rekaman musik yang didirikan pada tanggal 9 September 1999 ini dilatarbelakangi dari mengoleksi kaset. Rahayu Kertawiguna selaku pendiri Nagaswara berkisah, “Pada awalnya membuat rekaman musik ini saya tidak sengaja, memang usia dari belasan tahun suka mengoleksi kaset-kaset mulai dari Queen, kemudian mulai dari Kansas, Led Zeppelin hingga Rolling Stone,” cerita Rahayu kepada Kabari di kantor Nagaswara, jalan Johar no. 4U, Menteng, Jakarta Pusat.

Bebizie

Selain itu, Rahayu dulunya juga pernah mendalami musik tradisional yakni meniup seruling, “Sejak SMA saya sudah mendalami berbagai kelas kesenian seperti gamelan, suling, dan yang paling berkenan buat saya adalah sebetulnya suling. Dimana suling itu kita bisa menyuarakan aspirasi kita tanpa halangan bisa langsung ceplas ceplos. Saya dulu peniup suling,” imbuhnya dengan senyum mengenang masa lalu.

Sebelum mendirikan Nagaswara, menurut dia meniup seruling itu membutuhkan konsentrasi penuh maka dari itu tidak dikembangkan bakatnya. Dan pada akhirnya Rahayu memutuskan untuk membuat perusahaan musik yang genre musiknya juga bisa dipadukan dengan musik tradisional tersebut, sehingga kini musik Dancedut menjadi khas genre musik Nagaswara.

“Kita semua genre, ada Dangdut, Dancedut, sampai musik-musik yang ada tradisionalnya sedikit kita campur menjadi musik yang berbunyi unik, sampai Pop dan sebagainya. Saat ini yang lebih diperkuat dan dominan adalah genre musik Dancedut. Tapi ada juga seperti grup band Wali, melayu pop nya Indonesia, tapi yang paling kita keluarkan tiap bulan itu Dancedut,” ungkap Rahayu.

Siti Badriyah

Sudah empat ratusan musisi yang sudah ditelurkan oleh Nagaswara dari beragam genre musik, saat ini yang mendominasi kepopulerannya seperti Saskia Gotik, Siti Badriyah, Duo Anggrek, Bebizie, Meggie Diaz dan masih banyak pedangdut lainnya.

Meski tantangan yang dihadapi tidak mudah bagi Rahayu ketika merangkul para musisinya hingga menjadi terkenal seperti sekarang. Rahayu tetap konsisten memberikan motivasi kepada para artisnya untuk lebih maju lagi kedepannya dalam bermusik.

“Tentu saja kita melihat dari mereka dulu ya, kalau kita support merekanya terus ter-support dengan baik berarti motivasinya dari dalam diri artisnya kan, kalau kita support dan mereka bisa menerima support kita, akhirnya bisa seperti jadi Siti Badriyah, Wali, Saskia Gotik, Firman dan yang lainnya,” ujar Rahayu.

Menyasar pada pasar luar negeri, perkembangan musik dancedut di tanah air cukup bagus, di Nagaswara sendiri pernah memberangkatkan artisnya untuk perfom ke luar negeri seperti Saskia Gotik, Wali ke Taiwan, Korea, Malaysia, Thailand. Untuk ke Amerika, kata Rahayu, “Kalau respons melalui youtube banyak ditunggu untuk Dangdutnya oleh penikmat musik tanah air di sana, kalau kita ada yang undang pasti kita datang,” katanya.

Zaskia Gotik

Menghadapi kompetitor, Rahayu berusaha konsisten untuk terus memiliki jati diri dalam mengelola perusahaannya untuk menjadi lebih baik lagi. “Kalau menurut saya kita harus punya jati diri sendiri ga bisa ngekorin orang lain, misalnya orang bikin Koplo terus kita bikin Koplo ya ngga, kita harus bikin seseuatu yang beda dengan yang lain, kalau kompetitor kita mengikuti kita ya ga ada masalah kita bikin aja yang lain yang paling kekinian, jadi dengan adanya kompetior kita bisa membuat lebih baik lagi,” ungkap Rahayu.

Sebagai pelaku usaha dalam mengelola usahanya pasti menemui suka duka, begini kata CEO Nagaswara, “Saya bikin produser musik itu dikala saya sendiri ga ngerti mau kemana, sampai saya pinjem uang ayah saya, saya ga bisa ganti, itu tahun 95. Sejak saat itu saya sadar bahwa saya harus berdiri di atas kaki saya sendiri ga boleh pinjem uang siapa pun, dan sejak tahun 1999 saya mendirikan Nagaswara seperti sekarang ini,” katanya penuh haru.

Rahayu terus berinovasi dalam melakukan kegiatan bisnisnya untuk mewujudkan mimpinya yang begitu mulia, yakni membahagiakan seluruh artis, keluarga dan para karyawannya serta keluarga khusunya. selain itu, ia juga berharap bisa terus konsisten melalui Nagaswara untuk kemajuan musik tanah air.

“Harapan kita untuk industri musik ini berjalan sesuai dengan waktunya, saya sekarang sedang happening dengan startup, mudah-mudahan kita bisa menemukan industri startup yang mumpuni dan bisa mengayomi seluruh insan musik kita di dalamnya, “ pungkasnya.