KabariNews – ‘Kebaikan itu menular. Kalau kita meneladankan, orang juga akan mengikutinya’. Quote menarik ini diucapkan seorang pria berusia 30 tahun. Kepeduliannya pada dunia pendidikan patut diacungi jempol. Pria ini bernama lengkap Dedi Kusuma Wijaya, Founder Yayasan Ayo Lanjut Sekolah.

Pengalamannya menjadi pengajar muda di daerah terpencil membuat Dedi rindu agar banyak anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak. Langkah awal yang dilakukan dengan menyekolahkan satu orang anak. “Murid saya, namanya Nindi. Saya sekolahkan dia dari kelas 1 SMP, sekarang kelas 1 SMA. Orang desa yang mungkin orangtua buta huruf, yang merasa nasibnya akan sama seperti mereka, jadi nelayan atau petani. Nah kini mereka punya harapan melalui pendidikan. Jadi mereka hari ini miskin tapi kalau anaknya sekolah dengan baik, kelak dia bisa ke luar negeri, bisa berbahasa inggris. Itu mimpi besar tapi saya memutuskan itu tidak diserahkan ke pemerintah,” terang pria asal Makassar.

Bagi pria yang menyelesaikan studi S1 di Universitas Surabaya ini bahwa memutus mata rantai kemiskinan, salah satu cara dengan pendidikan. “Awal menyekolahkan 1 anak, sekarang 6 anak. Jadi ayo kita melakukan hal serupa. Kalau banyak orang melakukan hal seperti ini, kelak kita lihat ratusan pemimpin, direktur BUMN, di bank, itu orang-orang desa. Jadi mereka bisa balik ke desa dan membangun desa dengan cara yang lain,” ucap Dedi yang mendirikan yayasan ini 2 tahun lalu.

Lanjut Dedi, program utama Yayasan Ayo Lanjutkan Sekolah adalah menyekolahkan anak. “Jadi pertama kita mencari anak cemerlang, anak yang pintar dan berjiwa kepemimpinan dan punya mimpi. Nah mereka ini harus didampingi seorang mentor. Mentor ini seorang anak muda  yang kenal dengan anak ini kemudian berkomitmen untuk terus mendampingi sampai kelak anak ini menyelesaikan pendidikan. Jadi kita menfasilitasi anak, mentor dan donatur,” kata Dedi.

Meski Yayasan Ayo Lanjut Sekolah baru berdiri 2 tahun lalu, namun gerakan untuk menyekolahkan anak-anak dari desa ini telah dimulai sejak tahun 2013.  Kini Yayasan Ayo Lanjut Sekolah sedang membiayai 6 orang anak. “Yang kita biayai 6 anak, tapi yang gerakan serupa tapi tidak dibiayai yayasan ada belasan hingga puluhan anak,” imbuh Dedi yang menyelesaikan studi S2 di Universitas Edinburg, Skotlandia.

Ayo Lanjut Sekolah ini mencetak pemimpin. “Jadi kita sekolahkan itu bukan hanya menyelesaikan institusi pendidikan tapi mengembangkan diri, menjdi anak yang mandiri, punya akar di desa tapi punya wawasan luas. Jadi mentor tugasnya memastikan itu terjadi,” kata Dedi yang anak asuh berasal dari Maluku dan Papua.

Mentor merupakan salah satu faktor penting di Yayasan Ayo Lanjut Sekolah. Salah satu tugas mentor adalah membantu mencari dana untuk membiayai pendidikan anak. Tak hanya itu, mentor merupakan wali resmi untuk anak-anak di sekolah. “Karena sebagaian besar orangtua anak-anak kan jauh, beberapa ga bersinyal, jd mentor ini yang  berhak nerima rapot.  Jadi mentor ini pengganti orangtua, “ terang anak 1 dari 3 bersaudara ini.

Mengakhiri pembicaraan dengan KabariNews, Dedi mengatakan memiliki mimpi untuk yayasan yang dibangunnya ini. “Agar kita itu punya lebih banyak anak lagi yang bisa kita sekolahkan. Dan yang paling penting makin banyak orang yang melakukan inisiatif ini diluar Ayo Lanjut Sekolah. Bukan kita yang paling besar tapi semangat ini yang paling besar. Ketemu anak desa terus banyak orang mau sekolahin. Itu jangak pendek. Kalau jangka panjang, saya pengen suatu hari nanti di HUT kita ke 15 atau ke 20, kita itu bisa bilang ke publik, bahwa  anak-anak ini sudah jadi memimpin dan bisa membanggakan desa mereka,” tutup Dedi tersenyum. (Kabari1009/foto&video:1006)