Rumah produksi film Starvision kembali mempersembahkan karya terbarunya yang berjudul Wedding Agrement yang mengisahkan seputar pernikahan.

Pernikahan selalu jadi topik menarik dan tidak lekang waktu. Sebagaimana yang disampaikan dalam Hadist Riwayat Bukhari: 4700, “wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung”.

Prakteknya, pernikahan terjadi tanpa pacaran juga dengan pacaran. Nah, novel bestseller karya Eria Chuzaimiah (Mia Chuz) berjudul Wedding Agreement, memberikan ilustrasi dramatik seputar ini.

“Ketika Archie Hekagery yang sudah saya kenal sebagai sutradara sitkom dan series televisi membawa novel tersebut untuk dibuat film, saya membaca novelnya. Saya juga melihat passionnya untuk jadi sutradara film layar lebar. Pesan saya untuk Archie, “sampaikan isu besar yang cukup kontroversi tentang pernikahan ini dengan ringan dan tidak menggurui”. Kepiawaian Archie berhasil menyuguhkan WEDDING Agreement menjadi film yang bukan hanya mengharu biru, tetapi juga membuat kita tersenyum.” ujar Chand Parwez selaku Produser.

Alhamdulillah wa Syukurillah. Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla atas limpahan nikmatnya yang tidak terhingga. WEDDING Agreement adalah debut film layar lebar saya. Pertama kali saya membaca novel yang ditulis oleh Eria Chuzaimiah (Mia Chuz), rasa ketertarikan itu langsung menguat karena kisah ini bercerita tentang Islam tanpa perlu menggurui. Pertanyaan besar: “Apakah mungkin seseorang bisa menikah tanpa pacaran?,” selalu menggantung di benak semua orang. Kisah di film ini bisa menawarkan jawaban dengan cara yang manis, tanpa menghakimi siapapun,” imbuh sutradara Archy Hekagery.

Di sini, ada orang yang menikah tanpa melalui proses pacaran sebelumnya, dan ada pula pasangan yang telah berpacaran lama sejak bangku kuliah. Manusia punya logikanya masing-masing, namun cinta adalah karunia Allah Subhanahu wa ta’ala.

Sebagai penulis novel Wedding Agreement, saya berterima kasih kepada Pak Archie karena diizinkan ikut serta dalam penulisan skenario filmnya. Menuliskan kembali novel dalam bentuk skenario film merupakan tantangan tersendiri, karena keterbatasan adegan yang bisa dimasukkan.

“Seperti kebanyakan novel yang diangkat ke layar lebar, tentu banyak penyesuaian. Saya dan Pak Archie berusaha sebisa mungkin menjaga plot utama sesuai dengan novel aslinya dan tidak menyimpang terlalu jauh. Supaya pembaca setia novelnya puas dengan jalan cerita yang disuguhkan dalam film. Apalagi pembaca berharap filmnya bisa se-baper novelnya. Saya berharap penonton bisa menikmati film ini sebagai hiburan yang memberikan value.” ujar Mia Chus, penulis skenario.

Kita sering menemukan sosok Bian (Refal Hady) dan Tari (Indah Permatasari) dalam keseharian. Kadang beberapa orang memulai sesuatu dengan sebuah kesalahan. Namun permulaan tidak selalu menentukan akhir. Setiap orang mempunyai potensi kebaikan dalam dirinya. Dan setiap orang mempunyai hak untuk menjadi lebih baik.

Semoga penonton bisa belajar dari sosok Bian dan Tari, bahwa seberat apa pun masalah, insya Allah akan selalu ada jalan keluar. Karena Allah mengetahui batasan hamba-Nya.

Sinopsis

Btari Hapsari (Tari) tidak menyangka pernikahannya jadi mimpi buruk. Hari pertama tiba di rumah Byantara Wicaksana (Bian), suaminya, Tari langsung dihadapkan pada perjanjian pernikahan yang isinya mengatakan bahwa mereka akan bercerai dalam waktu satu tahun. Gila! Bian berencana menikahi Sarah, kekasihnya. Bian melakukan pernikahan, hanya demi bakti kepada orangtua.

Tari tidak menyerah, ia mencoba mengambil hati Bian. Namun sekuat apa pun Tari mencoba, selalu ada Sarah di antara mereka.