KabariNews – Memasuki tahun keempat Uni Papua berdiri, tahun ini digelar ajang Football for Peace 2017. Event ini merupakan pertama kalinya digelar di Indonesia. “Uni Papua dipercaya oleh Kemenlu untuk mengemas event yang sangat unik ini. Visi misi acara ini sama dengan Uni Papua, meminjam sepakbola untuk kampanye perdamaian. Sekaligus memperkenalkan Uni Papua kepada komunitas diplomatik dan ekspatriat. Jadi pesertanya mereka. Nah event ini sangat penting dan strategis untuk Uni Papua, Kemenlu dan bangsa Indonesia,” terang Harry Widjaja, CEO Uni Papua.

Harapan Harry agar event ini sukses. “Ini tidak sekadar event, tapi kita itu sudah memperjuangkan aspirasi, harapan dan semangat dari anak-anak Indonesia yang ada di cabang-cabang Uni Papua. Sekarang kan udah zaman global, mau tidak mau kita sudah harus bersaing dan bersentuhan dengan dunia. Kita harus bermitra. Nah sumber daya sepakbola yang paling banyak ya di Eropa. Jadi negara-negara yang sudah maju terlebih dulu, mau tidak mau kita harus belajar membangun jaringan. Saya bersyukur Kemenlu terbuka melihat dan memfasilitasi untuk mengundang negaranegara sahabat yang ada di Jakarta,” ucap Harry.

Pada 28 April nanti akan diadakan gala dinner untuk charity sekaligus memperkenalkan event Football for Peace. Momen ini juga digunakan untuk memperkenalkan Uni Papua kepada publik Jakarta, komunitas diplomat dan ekspatriat. “Diharapkan acara gala dinner terjadi kontak interaksi dan kerjasama. Setelah itu bulan Mei kita ada kick off-nya. Sepakbolanya 7 lawan 7. Permainannya sebenarnya tidak terlalu penting, ini hanya untuk fun, friendship tapi mengampanyekan perdamaian melalui sepakbola, ini jadi unik. Kita ingin memberikan inspirasi bahwa melalui sepakbola kita bisa mengampanyekan perdamaian dan persahabatan,” ucap Harry yang pernah menjadi konsultan pemerintah daerah untuk membentuk BUMD.

Meski hingga saat ini masih mencari sponsorship, Harry optimis acara ini akan digelar sukses. “Masih dicari. Dana cukup besar. Karena pemerintah sekarang fokus infrastuktur. Kita cari dukungan di luar pemerintah, swasta, kelompok, organisai, NGO, dan perusahaan,” pungkasnya.