Ira Poespita adalah pejuang bagi keluarganya. Sang suami yang di-PHK di tahun 2014, membuat Ira harus mencari uang untuk menghidupi keluarganya. Pilihannya saat itu, adalah berjualan siomay. ”Awalnya hanya jualan pake meja di pinggir lapangan, kemudian berkembang jualan di pasar malam atau pun bazaar. Akhirnya kini bisa supply ke vendor catering. Kebetulan aku vendor beberapa catering besar di Jakarta dan di Depok,” cerita Ira dalam perbincangan dengan Kabari. 

Awalnya, Ira hanya menjual siomay, lalu berkembang menjual dimsum dan kini menambah item, dengan menghadirkan Gohyong dan Kuotie. Meski item bertambah, produk best seller tetap siomay dan dimsum. Bahkan untuk memperlebar pasar, Ira menyediakan stall untuk acara pernikahan. ”Dengan fokus untuk siomay dan dimsum, ngebrandingnya lebih mudah,” kata Ira.

Dijelaskan Ira, saat awal usaha,  menggunakan brand Siomay Dimsum Puspita, lalu Puspita Food. Namun, saat mau didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), brand tersebut ditolak. Jadi sekarang, Ira menggunakan brand yakni Siomay Dimsum Ira Puspita Food.

Menurut Ira, siomay dan dimsum memiliki pangsa pasar sendiri. ”Untuk siomay kebanyakan disukai orang tua karena disitu ada sayur– sayurnya, seperti pare dan kol. Tapi kalau untuk anak muda itu lebih banyak menyukai dimsum,” tukas Ira. 

Usaha yang telah berjalan lebih dari 1 dekade ini, Ira menerapkan strategi marketing melalui penjualan lewat acara bazaar. Namun, seiring berjalannya waktu, Ira juga menjual produk secara frozen food di supermarket. ”Karena saya juga supply di acara pernikahan, sehingga biasanya  calon pengantin juga menghubungi kami untuk memesan produk ini, baik yang menikah di rumah maupun di gedung,” ujar Ira. 

Saat memulai usaha, Ira mengaku tanpa persaingan. Namun, sejak 3 tahun terakhir, produk semakin banyak yang membuatnya. ”Kalau di bazaar, dari ujung ke ujung semua jual dimsum,”ungkap Ira tersenyum.

Meski banyak pesaing, Ira sangat yakin dengan produk buatannya. Hal ini, karena Ira berani menjamin, produk buatannya menggunakan bahan-bahan berkualitas. ”Aku percaya rejeki sudah Allah yang atur, aku hanya berusaha menyajikan makanan yang berkualitas, dan berusaha semaksimal mungkin. Allah yang menentukan, dan jangan lupa, untuk memperlancar usaha ini adalah sedekah. Aku kebetulan sering  kasih sumbangan ke yayasan dan itu yang penting,” kata Ira. 

Meski usahanya telah berkembang, Ira ingin terus melakukan ekspansi usaha. Karena itu, saat ini Ira ingin merekrut karyawan khusus untuk media sosial. Lalu membuat website yang khusus tentang ragam produk buatan Ira. Dengan harapan semakin banyak orang yang tahu tentang produk Siomay Dimsum Ira Puspita Food. Ira secara khusus ingin agar produk buatannya semakin banyak diketahui oleh pelaku usaha catering.

”Karena jarang UKM yang bisa masuk jadi vendor catering, karena jadi vendor catering itu tidak gampang. Aku kebetulan vendor di Tidar Catering, salah satu catering terbesar yang aku pegang sekarang. Di Tidar Catering itu, 3 jam sebelum event sudah stand by. Tak hanya disiplin tapi kualitas produk serta memberikan pelayanan yang bagus. Jadi aku tidak hanya menyediakan dimsum dan siomay saja tetapi aku juga menyediakan peralatan dan waitress, jadi pihak catering tidak repot mencari karyawan untuk menjaga dan melayani para tamu undangan,” tukas Ira.

Di tahun 2025 ini, Ira ingin usaha semakin maju, karena itu, saat sedang mengurus izin edar di BPOM.  ”Setelah nanti Badan POM selesai, aku akan meluaskan jaringan usaha melalui supermarket dan toko frozen. Sebenarnya penjualan aku untuk market place itu dipegang sama Indonesian Mall, jadi aku hanya supply saja, namun sekarang mereka sudah stop. Jadi aku tidak jualan lagi di Shopee dan Tokopedia. Tapi aku memberikan kesempatan kepada reseller untuk jualan di Shopee, Tokopedia dan market place mana pun. Kenapa tidak mau jualan di market place, karena aku mau membuka peluang buat semua reseller untuk maju. Kalau aku yang jualan di sana, nanti kasihan mereka ke bantai sama harga pabrik. Jadi kita bagi – bagi rejeki saja. Reseller dan agen semua makmur, kan hasilnya ke aku juga. Jadi sama – sama cari berkah saja,” tukas Ira bijak. 

Lalu apa pesan Ira untuk para pelaku UKM agar bisa mengembangkan usahanya? ”Kebetulan saya memulai usaha ini dari nol, dari jualan di pinggir lapangan dengan uang modal pinjaman dari bank keliling. Jadi saya tahu banget gimana rasanya hidup susah. Karena itu, saya pengen memotivasi teman–teman bahwa semua itu perlu proses. Saya bisa di tahap sekarang, supply ke catering, bahkan catering bisa masuk istana. Semua jaringan – jaringan yang saya punya ini memerlukan proses panjang, tidak semudah itu mendapatkannya. Karena itu, saya pengen bilang ke teman – teman bahwa harus semangat, dan mentalnya harus kuat. Memang modal penting tetapi kalau mentalnya tidak kuat, tidak akan jalan sampai detik ini. Bagi temen – temen UKM yang modalnya masih kecil, sering patah semangat karena orderan belum banyak. Ayo bangkit, jangan patah semangat. Aku dulu juga begitu. Kini 11 tahun kemudian, aku baru bisa seperti sekarang. Semangat terus ya,” pungkas Ira memotivasi.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 210

Simak wawancara Kabari Ira Poespita dibawah ini.