Band asal Yogyakarta, The Rain, menyelenggarakan syukuran atas peluncuran single terbaru bertajuk “Upaya Maksimal” bertepatan dengan bulan puasa.

Dalam kesempatan tersebut, The Rain yang terdiri dari Indra Prasta (vokal utama, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal), sekaligus menggelar buka puasa bersama The Rainkeepers (sebutan untuk fans The Rain) dan teman-teman media.

“Sudah enam tahun berturut-turut kami buat acara buka puasa bersama dengan teman-teman Rainkeepers dan teman-teman media. Sama seperti tahun lalu, tahun ini juga kami barengi dengan launching single baru kami yang berjudul Upaya Maksimal. Momen Ramadan ini memang rasanya waktu yang paling tepat untuk mengucap syukur dan bersilaturahmi dengan teman-teman, bahkan The Rainkeepers ada yang hadir dari luar kota”, ucap Iwan.

The Rain adalah satu dari sedikit band di Indonesia yang bertahan selama lebih dari 17 tahun, tanpa adanya pergantian personel. Pernah mengalami masa pasang surut dalam bermusik dari bergabung di major label hingga kini menempuh jalur independen, The Rain bangkit dan menemukan arah baru. Walau lagu-lagu The Rain melankolis, namun dengan pembawaan yang berbeda. Terasa ringan, easy listening, dan dengan lirik yang dalam. Identitas baru pun semakin mengukuhkan posisi The Rain di industri musik tanah air.

“Tentunya kami pernah mengalami masa jaya era rilisan fisik hingga menghadapi revolusi industri musik digital. Kini di jalur indie pun kami menikmati prosesnya dan belajar bagaimana mempersiapkan materi lagu yang bisa diterima pasar music Indonesia,” timpal Aang.

Karya-karya The Rain pun hadir lintas generasi. Dari lagu Dengar Bisikku (2003) hingga Terlatih Patah Hati (2013). Dari Tolong Aku (2005) hingga Gagal Bersembunyi (2015). Hingga saat ini, The Rain telah merilis enam album studio yang semuanya hadir dalam format fisik dan digital.

Lagu Upaya Maksimal, The Rain kembali dengan lirik lagu yang sederhana nan menyentuh hati. Uniknya, sebagian lirik lagu ini ditulis Indra saat sedang berada di perjalanan naik KRL commuter line. Bagi Indra yang terbiasa kemana-mana bawa buku tulis kecil dan pena, kereta adalah salah satu tempat yang membuat pikirannya berkelana untuk menciptakan lagu.

Di lagu ini, untuk pertama kalinya The Rain menggunakan Ukulele dan Mandolin (alat musik petik tradisional), membuat lagu ini terasa berbeda dibanding lagu-lagu The Rain sebelumnya.

Dalam launching single tersebut, sebagai kejutan kepada fans yang hadir, The Rain perdana mempertontonkan video klip Upaya Maksimal. Sebuah kisah cinta yang disuguhkan The Rain melalui cara yang unik yaitu lewat sepasang sepatu. Jalan cerita yang apik dari kisah video klip ini sukses membuat fans tersenyum. “Video klip ini adalah prekuel dari single sebelumnya. Konsepnya kami pikirkan bersama tim managemen kami. Lalu ide ini muncul, yang pada akhirnya kita menemukan ada benang merah cerita di antara lagu-lagu kami,” lanjut Indra.

Karakter Jono dan Mira yang sudah dikenalkan The Rain di video klip Rencana Berbahaya, hadir di ending video klip. Kisah persahabatan antara Jono dan Mira yang berujung perasaan sayang itu kembali membuat kita gemas, sama seperti cerita di balik layar pembuatan video klip ini.

“Yang lucunya, konsep video klip ini tidak sempat kami ceritakan ke model perempuannya yaitu Intan Melodi. Jadi Intan datang ke lokasi syuting sudah pake Make-Up dan bawa banyak kostum. Ternyata gambar yang diambil sebagian besar adalah kaki dan sepatu”, ungkap Ipul.