Di tengah industri fashion Indonesia, JimsHoney muncul sebagai salah satu merek yang sukses meraih hati banyak konsumen.
Di balik kesuksesan ini, terdapat sosok inspiratif yaitu Devi Pratiwi, pendiri JimsHoney. Dalam wawancara eksklusif, Devi berbagi tentang awal mula usahanya, inspirasinya, serta visi dan misinya untuk masa depan.
Devi memulai usahanya saat masih kuliah. “Awalnya, saya ingin mencari penghasilan tambahan sebagai mahasiswa. Pada saat itu, peluang jualan online shop sangat tinggi dan orang-orang sudah mulai awair dengan sistem jual beli online,” ujar Devi.
Bersama dengan temannya yang fokus pada produksi, Devi memanfaatkan modal yang dimiliki untuk memasarkan produk melalui endorsement artis dan selebgram. Strategi ini berhasil meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.
Devi memiliki ketertarikan pribadi terhadap fashion. Selain itu, ia menyadari bahwa banyak perempuan mengeluarkan budget besar untuk produk fashion namun tidak selalu mendapatkan kualitas yang sepadan.
“Berangkat dari sana, saya dan partner mencoba membuat produk yang murah tapi bagus dengan harga terjangkau. Teknik marketing yang tepat membuat kami bisa mempertahankan kualitas dengan harga di bawah 200 ribu,” jelas Devi.
JimsHoney awalnya fokus pada produk tas dan dompet. Dalam satu tahun terakhir, mereka memperluas lini produk dengan menambahkan sepatu dan jam tangan untuk pria dan wanita.
“Kami tidak hanya membuat produk untuk perempuan, tetapi juga untuk laki-laki,” tambah Devi.
Setiap desain tas JimsHoney didasarkan pada kebutuhan wanita Indonesia.
“Kami riset market terlebih dahulu, melihat produk yang diminati, lalu kami kombinasikan dengan tren luar negeri. Kami tidak meniru mentah-mentah, tetapi mengadaptasi sesuai kebutuhan lokal,” jelas Devi tentang proses kreatif mereka.
Salah satu keistimewaan produk JimsHoney adalah penggunaan bahan kulit sintetis dengan grade A, yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
“Kami tidak menggunakan bahan dasar dari binatang. Ketahanannya bisa diadu dengan brand kelas atas, tetapi kami bisa menjualnya dengan harga terjangkau karena produksi dalam jumlah besar,” kata Devi.
Devi memiliki rencana ekspansi yang ambisius. “Kami ingin memiliki lebih banyak toko offline di berbagai kota, bahkan hingga ke luar Indonesia. Rencana jangka panjang kami adalah membuka gerai di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Harapannya, JimsHoney dapat menjadi sumber kebahagiaan dan berkat bagi banyak orang dengan membuka lapangan pekerjaan dan memberikan produk fashion berkualitas dengan harga terjangkau.
JimsHoney mengimplementasikan strategi pemasaran business-to-business (B2B) dan business-to-consumer (B2C).
“Customer bisa mendapatkan produk kami melalui marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Kami juga sering ikut serta dalam event-event seperti Jakarta Fair,” jelas Devi. Selain itu, JimsHoney membuka peluang bagi reseller yang ingin memulai usaha dengan modal kecil.
Dengan visi yang jelas dan dedikasi tinggi, Devi Pratiwi terus membawa JimsHoney melangkah maju, menghadirkan produk fashion berkualitas bagi masyarakat Indonesia dan diharapkan bisa menjangkau pasar internasional di masa mendatang.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 201
Simak wawancara Kabari bersama Devi Pratiwi dibawah ini.