1KabariNews – Berbagai acara dan perlombaan diadakan untuk merayakan Kemerdekaan Indonesia ke 71 tahun. Dari sekian banyak perlombaan menarik, panjat Pinang merupakan salah satu lomba tradisional yang paling populer pada perayaan HUT RI. Sehingga tak heran ratusan warga antusias menyaksikan perlombaan meski hanya memberi dukungan kepada para peserta.

Seperti yang digelar di Perumahan Sigma RW 20, Jatimakmur, Pondok Gede Bekasi. Dengan melibatkan remaja dan bapak-bapak, perlombaan panjat pinang berlangsung meriah. Hadiahnya pun cukup menarik sebesar Rp 10 juta. Tak hanya panjat pinang, perlombaan lain seperti jalan santai, tarik tambang, lomba tumpeng, lomba karoke, catur, gaple juga membuat peringatan hari Kemerdekaan Ri semakin meriah.

“Setiap perayaan HUT RI di RW 20, Perumahan Sigma rutin diadakan perlombaan untuk warga, salah satunya panjat pinang. Kami senang karena warga ikut terlibat dan bisa saling berbaur memeriahkan hari Kemerdekaan Indonesia ke 71 tahun” ungkap Firza Wardi selaku ketua pelaksana.

4Firza pun memaparkan alasan kenapa memilih panjat pinang. “Panjat pinang mungkin dilihatnya hanya seru, tapi ada makna dibalik itu. Kerja keras, kegigihan dan semangat peserta untuk mencapai puncak bisa diartikan sebagai perjuangan. Hal itu dapat menginspirasi bahwa semua hal perlu kerja keras dan perjuangan untuk mencapai tujuan” jelasnya pada Kabari.

Mesin cuci, kulkas, sepeda, televisi, kipas angin, DVD player, kompor gas, blander, dan hadiah lainnya adalah bonus dari kerja sama dan semangat gotong-royong peserta.  Penonton pun turut larut dalam suasana, bahkan tak sedikit dari mereka memberi semangat. “Ayo jangan sampai jatuh… ayoo ayoo.. teruuus..teruuus pegangan. Naik lagi…” teriak penonton.

Pohon pinang setinggi 17 meter yang seluruh batangnya dilumuri pelumas, tentu tidak mudah untuk dipanjat. Perlu kerja sama dan trik agar bisa sampai di puncak untuk mengambil hadiah. Karena batangnya licin, tak jarang peserta melorot dan terjatuh, belum lagi badan peserta kotor berlumuran oli juga lumpur. Namun disitu letak keseruannya, tawa dan teriakan semangat penonton semakin membuat para peserta gigih. Jatuh dan kotor bukan masalah, justru adrenalin semakin terpacu mencapai puncak. “Sakit, perih, susah naiknya, sampe semua punggung panas rasanya. Tapi kita ngga akan menyerah begitu saja,  demi meriah dan biar seru kita tetap semangat. Pokoknya harus sampai atas dan bawa turun hadiah” kata Iwan salah satu peserta.

Permainan ini cukup sederhana meski sulit dalam pelaksanaannya. Peserta dibagi menjadi tujuh kelompok. Satu kelompok terdiri dari 7 orang. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk menggapai puncak dengan waktu 5 menit. Jika dalam waktu yang sudah ditentukan belum bisa mencapai puncak, permainan dialihkan ke kelompok berikutnya.

Konon sejarah lomba panjat pinang sudah ada sejak dari zaman penjajahan Belanda. Lomba panjat pinang pada masa itu diadakan oleh orang Belanda untuk hajatan, seperti pernikahan atau acara besar lainnya. Yang mengikuti perlomba adalah pribumi, dimana hadiah yang diperebutkan adalah bahan makanan seperti beras, keju, gula, kopi dan bahan makanan lainnya. Antusias pribumi ikut dalam perlombaan jadi bahan ejekan dan tertawaan para penjajah menyaksikan ‘kebodohan’ orang pribumi yang berebut barang kebutuhan pokok yang dianggap sepele oleh mereka. Sepintas permainan tersebut terlihat seperti melecehkan pribumi, namun tanpa mereka sadari, ada makna yang dibalik permainan itu. Hal baik yang perlu dipetik dari permainan itu adalah kebersamaan, yaitu gotong-royong, kerja keras dan kepercayaan sesama rekan menjadi pondasi untuk bisa mencapai satu tujuan.

Sampai saat ini panjat pinang masih menjadi salah satu tradisi yang masih dipertahankan oleh penduduk Indonesia. Meskipun dibeberapa daerah tradisi ini mulai ditinggalkan. Akan tetapi sejarah dan makna panjat pinang ini akan selalu diingat oleh penduduk Indonesia sebagai suatu tradisi yang sangat berharga.