KabariNews – Suhu politik di DKI Jakarta sedang memanas. Pasalnya perebutan kursi DKI 1 sedang digelar. Pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 15 Februari lalu, dari 3 pasang kandidat, hanya 2 pasang kandidat yang maju dalam putaran kedua Pilgub DKI Jakarta pada 19 April mendatang. Yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) & Djarot Saiful Hidayat bertarung melawan Anies Baswedan & Sandiaga Uno.

Di tengah suhu politik yang memanas, tersebar kabar bahwa Ahok mengalami kelainan otak. Diduga tuduhan ini datang dari ilmuwan asal Indonesia yang kini menjadi dekan di California School of Biomedical Sciences (CSBS), The National Health University, California, Amerika Serikat yaitu Professor Dr Taruna Ikrar M.Pharm., MD, PhD.

Mengenai berita yang beredar ini dibantah oleh pria asal Makassar ini. “Dalam pemilihan gubernur, nama saya diikutkan dalam menjelek-jelekkan salah satu kandidat. Karena itu saya ingin mengklarifikasi dan membantah bahwa saya tidak pernah menyatakan bahwa salah satu kandidat mengalami kelainan otak,” terang pria yang akrab disapa Ikrar ini.

Sebagai ilmuwan, Ikrar menyatakan tidak bisa mendiagnosis seseorang  hanya dari observasi tapi dibutuhkan pemeriksaan secara teliti. “Sebagai ilmuwan saya tidak bisa berpihak kepada salah satu pihak. Saya ingin mengatakan dan mengklarifikasi bahwa informasi yang beredar secara online, bahwa saudara Ahok(mengalami kelainan otak), itu tidak benar. Karena itu saya tidak pernah menulis, mengatakan dan memberi pendapat tentang hal tersebut,” ucap Ikrar khusus kepada KabariTV.

Ikrar melakukan klarifikasi ini agar fitnah ini tidak disebarluaskan. “Karena saya tidak mau terjadi fitnah dan membawa  nama saya tentunya,” tutupnya. (Kabari1009)