KabariNews – Pesta Demokrasi pemilihan Gubernur dan Calon Gubernur DKI 2017 telah berlangsung pada 15 Februari lalu. Putaran kedua akan berlangsung bulan April mendatang.

Bagi Rudyono Dharsono, Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas 17 Agustus Jakarta bahwa riuhnya Pilkada DKI Jakarta menunjukkan demokrasi di Indonesia memasuki fase peningkatan. Yakni perubahan yang labih dewasa, tercermin pada antusias warga  menyambut pesta demokrasi tersebut.

Mengenai pertarungan antara Basuki Tjahaya Purnama & Djarot Saiful Hidayat versus Anies Baswedan & Sandiaga Uno, Rudi memberikan himbauan agar rakyat bisa memilih dengan cerdas.

“Saya hanya meminta kepada rakyat Indonesia, apa pun dan di mana pun, siapapun dia bahkan agama apapun, suku, ras serta golongan apapun, jangan mau kita diadu domba, hanya untuk kepentingan mereka saling berebut kekuasaan itu, “ ujar Rudy.

Mengenai kinerja Ahok di Jakarta, dinilai Rudy, telah bekerja nyata. Rakyat telah merasakan program kerja nyata dan ketegasannya. “ Kalau di dalam kantor mau berbuat apapun, silakan tidak ada masalah. Tapi begitu keluar dari kantor, tempatkan diri sebagai pengayom, sebagai seorang pemimpin. Kita tidak butuh juga pejabat atau penguasa yang selalu berbicara manis-manis tapi memberikan harapan palsu.  Tapi  juga jangan memaki-maki di depan umum sebagai pemimpin, karana semuanya ini dibiayai oleh uang Negara, uang rakyat dan dipergunakan semuanya untuk rakyat, “ ungkapnya bijak.

Menurutnya, politik itu kejam. Di Indonesia menjadi orang baik dan jujur itu susah. “Sama seperti orang waras masuk rumah sakit jiwa, yang gila jadi waras, dan sebaliknya yang waras jadi gila, inilah politik Indonesia, “ kata Rudy.

Politik itu salah satu adu kekuatan. “Siapa yang menang dan siapa yang kalah, dan jangan membawa mimbar agama dalam politik, jangan sekali-kali mencampurkadukan agama ke dalam politik.,” terang Rudi. (Kabari1008/foto&video:1008)