Sejarah kehidupan manusia disertai dengan berbagai perubahan dalam revolusi industri. Di zaman modern ini industrialisasi, teknologi dan science berkembang sangat pesat. Saat ini kita telah memasuki revolusi industri 4.0 atau era digitalisasi yang secara fundamental mengubah kehidupan sosial masyarakat dalam lingkungan domestik hingga mondial.

Era digitalisasi ini membawa perubahan pada cara hidup kerja dan pola hubungan antar manusia dalam aspek kehidupan masyarakat. Didukung dengan kemajuan teknologi yang tinggi, dunia digital mengintegrasi dunia fisik dangan virtual dengan koneksi internet yang menghubungkan dengan media sosial. Jaringan sosial ini tumbuh kuat dalam komunitas, membentuk social network.

Sosial media membawa atmosfer perubahan dalam kehidupan masyarakat, mengubah perilaku, tuntutan dan minat. Faktor inilah yang kemudian melatarbelakangi terjadinya transformasi terhadap padigma dan perilaku masyarakat, menimbulkan tuntutan dan menciptakan tren baru, membawa evolusi di berbagai bidang industri. Industri estetika sendiri mengalami perkembangan pesat dengan perubahan yang cepat. Bila dilihat dari beberapa tahun ke belakang, mulai tuntutan konsumen akan hasil perawatan yang instan, wajah yang v-shape hingga trend anti-aging telah mewarnai industri ini. Tahun lalu, keinginan untuk memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik membuat beauty transformation menjadi tren yang populer.

Dr. Lanny Juniarti selaku founder dan President Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group menjelaskan era digital telah memberi dampak yang besar pada industri estetika secara global. Di industri estetika, fenomena tren timbul karena pengaruh dari perkembangan teknologi dan sosial media, indutri 4.0 ini pun telah menyeret industri estetika memasuki era Beauty 4.0.

“Beauty 4.0 merupakan paradigma baru dimana kriteria kecantikan itu tidak lagi satu dimensi berdasarkan persepsi cantik menurut dokter sebagai seorang praktisi atau sebagai profesional di bidang kecantikan. Karena dokter sebagai praktisi kecatikan pasti mempunyai standar atau ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan definisi kecantikan yang lazimnya kita pakai yang disebut dengan golden ratio kecantikan,” terang dr. Lanny kepada Kabari.

Menurutnya, beauty 4.0 itu lebih multidimensi, kriteria cantik dari persepsi seorang dokter, kriteria cantik dari seorang pasien dan kriteria cantik dari lingkungan sosialnya. “Jadi beauty 4.0 itu tidak hanya cantik menurut ukuran ideal wajah seseorang tetapi juga kriteria cantik yang tidak meninggalkan beauty-nya, kriteria cantik yang harusnya menimbulkan rasa percaya diri seseorang dan mendapatkan apresiasi dari lingkungan sosialnya yang juga nantinya akan menimbulkan kualitas hidup seseorang,” pungkasnya.