Nama Sigit Wardana identik dengan Base Jam. Grup musik yang terkenal di dekade 90an hingga 2000an dengan lagu-lagu yang easy listening. Lalu apa kegiatan Sigit hari ini?

Ditemui Kabari, Sigit mengaku masih fokus di dunia musik. Kegiatan menyanyi bersama Base Jam pun tetap dilakoni. ”Project solo juga masih jalan hingga sekarang,” kata Sigit yang murah senyum ini.

Di tahun ini, Sigit akan mengeluarkan single solonya. Namun, ia belum bisa memastikan waktu tepatnya, karena sedang mempersiapkan segala sesuatunya. ”Kalau kapannya saya belum bisa bilang karena masih dalam tahap direncanakan sama saya, tim manajemen dan label juga. Kita sudah siap, saya dan tim sudah siap, tinggal nunggu update dari label,” ungkap Sigit.

Dalam pandangan Sigit, musik Indonesia saat ini semakin berkembang, karena genre yang makin variatif. ”Jamannya dulu saya sama Base Jam, juga mulai banyak musik – musik yang dianggap tidak laku atau tidak mainstream, tapi justru sekarang semua jenis musik levelnya sama, ada pasarnya, ada segmennya, ada yang suka. Karena ini terkait teknologi, cara orang mendengarkan musik sudah berbeda sama dulu, sekarang apapun sudah bisa kita cari di digital, atau platform music, jadi mudah sih sebenarnya,” jelasnya.

Bagi Sigit, dunia musik saat ini sangat kompetitif. ”Kalau jamannya saya baru mulai sama Base Jam, saingan kami adalah band lain/musisi lain, kalau sekarang kayaknya saingan bukan hanya musisi/penyanyi tapi juga content creator. Semua orang bisa jadi content creator jadi sekarang saingannya semakin banyak, bisa siapa saja jadi saingan,” kata Sigit.

Tahun 2023, Sigit sempat merilis mini album. Dan, Sigit sangat bersyukur, karena diapresiasi publik. ”Apresiasinya lebih bagus, banyak orang yang merasa relate dengan lagu – lagu yang saya masukin di mini album November. Sebenarnya lagu – lagu itu kan personal temanya, tapi ternyata relate. Jadi senang di situnya. Gak ngomongin laku atau nggak, tapi paling nggak orang tau kalau saya masih berkarya, masih ada, masih eksis, masih aktif nyanyi. Itu juga penyampaian buat saya,” ujar Sigit.

Digitalisasi mengubah dunia hari ini. Namun, bagi Sigit, digital mempermudah segala sesuatu. ”Menurut saya, jadi lebih gampang. Contohnya dalam membuat lagu, sudah tidak perlu lagi harus ketemu dalam suatu tempat, atau mau rekaman, kita bisa online. Bisa kirim –file by email dan G Drive. Rekaman pun juga lebih gampang, lebih mudah, lebih cepat, nggak harus masuk ke studio, bisa dikerjakan di rumah. Atau pun kalau ke studio, tidak harus ke studio besar. Lalu mendistribusikan karya ke pendengar lebih mudah. Sekarang dengan digital platform music, orang bisa dengar melalui handphone. Juga mempromosikannya lebih mudah, tidak harus datengin satu – satu media, tinggal upload di social media, semua orang juga sudah tahu,” jelasnya.

Perubahan adalah keniscayaan. Karena itu, bagi setiap musisi pun harus terus beradaptasi dengan perubahan tersebut. ”Menurut saya ngomong masalah adaptasi, kalau semua musisi mau bertahan harus bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Kalau saya itu tidak tertutup dengan perubahan teknologi. Saya menyadari kalau sekarang social media adalah platform promosi terbesar dan terbaik mempromosikan karya – karya kita. Saya termasuk orang yang tidak anti untuk beradaptasi, misalkan aktif di sosmed, bikin konten, ya saya jalani karena memang itu salah satu cara agar kita tetap untuk dikenal, supaya orang juga tahu saya masih eksis,” tuturnya.

Dalam menciptakan lagu, terutama untuk project solo, biasanya Sigit terinspirasi dari pengalaman pribadinya. ”Beberapa tahun terkahir mencoba untuk membedakan antara lagu – lagu di Base Jam sama lagu solo. Kalau lagu – lagu di Base Jam, mungkin lebih banyak inspirasinya tetapi kalau untuk yang solo terinspirasi dari apa yang saya alami, keluarga, pasangan, anak – anak, atau mungkin perasaan apa yang saya alami atau saya rasakan,” ceritanya.

Lalu untuk karya solo, apakah Sigit punya target? ”Sebenarnya saya untuk target tidak perlu muluk – muluk, yang penting eksistensi tetap terjaga. Syukur – syukur apa yang saya buat, karya – karya saya diterima dengan baik. Berharapa saya bisa nyanyi terus, saya tetap bisa menghibur, dan itu yang bisa saya tujukan ke masyarakat kalau masih tetap berkarya dan eksis,” pungkasnya.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 209

Simak wawancara Kabari bersama Sigit Wardana dibawah ini.