Hobi makan, hobi masak dan pintar melihat peluang adalah gambaran seorang Susi Siti Wati. Wanita asal Sunda yang sejak tahun 2017 terjun di usaha makanan yang diberi nama Ayam Penyet Bandung 99. “Sebagai istri ingin produktif walaupun di rumah, jadi masih bisa membantu perekonomian keluarga, apalagi di zaman sekarang kebutuhan ekonomi sudah tinggi sekali. Akhirnya mutusin mulai usaha makanan,” kisah Susi saat ditemui majalah digital Kabari di rumahnya di daerah Kembangan, Jakarta Barat.

Usaha yang telah berjalan lima tahun ini diakui Susi mengalami perkembangan yang baik. “Alhamdulillah sampai di titik ini, bagus ya perkembangannya, tinggal bagaimana kita mengolahnya. Ketika sudah terjun, kita harus fokus dan Insya Allah ada hasilnya. Saya merasakan usaha di dunia kuliner ini dampaknya sangat baik sekali untuk perekonomian kita,” ucapnya tersenyum.

Saat memulai usaha, modal awal memang cukup besar, sekitar Rp 50 juta. Modal tersebut digunakan untuk sewa tempat, barang-barang dan bahan baku. “Dalam satu tahun sudah kembali modal dan Alhamdulillah semuanya sudah bisa ngerasain hasil dari usaha ini,” tukasnya.

Ayam Penyet Bandung 99 menyediakan menu olahan rumahan yang memang disukai semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Menu best seller di Ayam Penyet Bandung 99 antara lain ayam penyet, ayam bakar pedes nampol, dan ayam penyet sambel ngesang. “Kalau ayam itu semuanya diolah sama, nah di sini kami tonjolkan sambalnya, terutama sambal kemangi yang menjadi favorit konsumen,” ungkap ibu dari dua orang anak ini.

Diakui Susi, dalam menjalani usaha tidak selamanya berjalan lancar. Tantangan terbesar adalah bagaimana mengelola SDM. “Membentuk karyawan agar loyal dengan usaha kita itu sangat sulit. Karena ini bermacam-macam kepala, jadi kadang kita suruh ini, dia begini. Bagi saya maju mundurnya usaha itu ada dari karyawan, memang kita sebagai owner adalah pemodal, tapi yang menggerakkan itu para karyawan. Karena saya tidak mungkin meng-handle semuanya. Tanpa dibantu karyawan, kita memang tidak bisa berjalan. Jadi karyawan merupakan aset.

Karena itu saya merangkul karyawan. Saya membangun hubungan dengan mereka seperti keluarga. Tidak nge-bossy, supaya antara saya dan karyawan bisa satu frekuensi. Jadi saya dengan karyawan adalah mitra yang baik untuk memberikan pelayanan bagi konsumen. Seorang bos tidak bisa seperti ini, “Lu karyawan gue, gue bayar jadi lu harus patuh”. Nah, tidak bisa hubungan seperti ini, karena karyawan itu tidak bisa kita samakan dengan robot, jadi memang harus ada pendekatan khusus,” terang Susi.

Dalam memperkenalkan usaha ini, Susi mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. “Kalau orang sudah pernah makan menu kami dan promosikan ke teman atau keluarga pasti dipercaya. Ini yang bikin usaha kami cepat dikenal. Apalagi karakter yang kuat dari menu yang kami jual adalah sambalnya. Kalau masakan yang lain seperti oseng-oseng atau ayam ungkep itu sama. Cuma yang membedakan di sini adalah sambel kemanginya yang memang bagi customer katanya juara, bagi saya pribadi juga memang suka sama sambalnya,” cetusnya.

Persaingan usaha kuliner sangat ketat. Apalagi dengan adanya pandemi, semakin banyak orang yang terjun di usaha kuliner. Karena itu, kita harus tahu keinginan customer yang menyukai Ayam Penyet Bandung 99. “Semua itu tergantung ke diri kita, bagaimana cara mengolah makanan. Karena selera orang bermacam-macam. Ada yang suka pedas, ada yang suka manis. Nah dari situ kita melakukan riset terhadap customer, customer ini sukanya apa nih?. Bagi saya customer itu harus kita riset, kita jual untuk siapa, dan kalangan mana. Alhamdulillah sampai di titik ini, menu-menu olahan rumahan yang kami jual disukai banyak orang,” ucapnya.

Susi bersyukur usahanya tidak terdampak pandemi. Bahkan di saat pandemi, peningkatan omzet terjadi signifikan. “Alhamdulillah yang tadinya nyewa tempat, sekarang saya bisa punya tempat usaha sendiri,” imbuhnya.

Memang saat pandemi, omzet offline berkurang, namun ini diganti dengan omzet dari penjualan online yang meningkat drastis. “Saya benar-benar fokus di online, ibaratnya temperatur naiknya drastis. Karena di online itu sangat baik sekali di saat pandemi ya,” ucap Susi yang kini memiliki 3 gerai yang berlokasi di Pondok Bambu, Kembangan Selatan, dan pusatnya di Jl. Raya Basmol No. 99 A, Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Harapan Susi ke depan semoga Ayam Penyet Bandung 99 lebih maju lagi dan memiliki banyak cabang sehingga bisa merekrut lebih banyak lagi karyawan. “Jadi saya ingin usaha ini bermanfaat bagi orang banyak,” katanya.

Lalu apa tips suksesnya? Optimis, fokus, ikhtiar, dan doa. “Jangan munafik ya usaha tanpa doa itu tidak mungkin, jadi tetap harus libatkan Tuhan dalam urusan kita. Saya belajar melakukan apapun melibatkan Tuhan, melibatkan keluarga agar usaha kita lebih berkah dan lebih maju nantinya,” pungkasnya.

Selengkapnya Klik Video Berikut Ini :